EKARISTI Minggu Biasa IV/C, 3 FEBRUARI 2019

Menghayati Ekaristi dalam Hidup
Orang dapat bertanya, apakah seorang Kristen yang sudah merasa menyesuaikan diri dalam lingkungannya sehingga merasa aman, telah bertindak menurut garis-garis kekristenan sejati? Kabar gembira bukanlah warta penyesuaian diri, melainkan suatu tantangan akan tuntutan-tuntutan baru, yang takkan ada habis-habisnya. Bukankah seorang nabi seperti Kristus sendiri, selalu merupakan tanda pertentangan dan semacam orang yang disalibkan? Sebab bukan manusia, melainkan Tuhan yang harus berkenan. Dan apa yang diwartakannya sering mengacaukan rencana-rencana manusia.

Antifon Pembukaan –Mazmur 106:47

Selamatkanlah kami, ya Tuhan Allah kami, dan kumpulkanlah kami dari antara bangsa-bangsa supaya kami bersyukur kepada nama-Mu yang kudus dan bermegah-megah dalam puji-pujian kepada-Mu..

Pengantar

Seorang Kristen yang sudah merasa menyesuaikan diri dalam lingkungannya akan merasa aman. Namun, dapat dipertanyakan apakah dia telah bertindak menurut garis-garis kekristenan yang sejati? Untuk itu, kita perlu menumbuhkan pemahaman bahwa Kabar Gembira tidak selalu berupa penyesuaian diri, melainkan suatu tantangan untuk terus menyuarakan kehendak Allah dalam keadaan apa pun. Kita membutuhkan keberanian, imam, harapan yang terus dikembangkan, dan kasih yang terus diperjuangkan. Dalam hal ini, Yeremia mengatakan, “Jangan gentar terhadap mereka.” Injil hari ini juga menampilkan keberanian Yesus dalam menyampaikan seruan yang mengusik kemapanan orang-orang Yahudi, para imam, ahli Taurat, dan kaum Farisi. Marilah kita juga mohon di hadapan Allah agar kita terus berkembang dalam iman, harapan, dan kasih dalam memberikan kesaksian hidup kita.

Seruan Tobat

Tuhan Yesus, Kristus, Engkaulah nabi yang dijanjikan oleh Musa, tempat Allah meletakkan Sabda-Nya dan yang memaklumkan segala perintah-Nya.
Tuhan, kasihanilah kami.

Engkaulah nabi yang mengajar dengan wibawa dan yang kudus dari Allah.
Kristus, kasihanilah kami.

Engkaulah nabi yang penuh dengan wibawa, mengusir roh-roh jahat dan ditaati oleh mereka.
Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pembukaan

Marilah bedoa:
Allah yang penuh kasih, Engkau telah mengutus Yesus Kristus, Putra-Mu untuk menggenapi janji keselamatan-Mu. Kami mohon buatlah kami percaya sepenuhnya kepada Putra-Mu itu sehingga kami selalu menaruh iman, harapan, dan kasih kami kepada-Nya. Sebab, Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa.
Amin

Bacaan I – Yeremia 1:4-5.17-19
Bermacam-macam penglihatan menyadarkan Yeremia sedikit demi sedikit akan tugas kenabiannya. Ia merasa menemukan dasar keyakinannya bahwa Tuhan adalah sumber perutusannya. Sejak dalam kandungan ibunya, ia terpilih untuk mewartakan Sabda Allah. Kini tugas sebagai nabi Israel dan bagi bangsa-bangsa lain ia terima secara resmi. Janji Tuhan, “Aku akan besertamu”, mendorong dirinya untuk bertekun dan bertindak tegas. Sebab Yeremia akan menghadapi lawan yang tidak sedikit jumlahnya; walau juga tidak disebutkan penderitaan apa yang akan dialaminya. Sebab sejak semula Tuhan mendampinginya.

Aku telah menetapkan Engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.

Pembacaan dari Kitab Yeremia:
Pada masa Raja Yosia turunlah Firman Tuhan kepadaku, Yeremia, sebagai berikut, “
“Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.
Maka, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka!
Mengenai Aku, sesungguhnya pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imamnya dan rakyat negeri ini.
Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.”

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 71:1-2.3-4a.5-6ab.15ab-17

Ref. Aku hendak memuji nama-Mu, ya Tuhan, selama-lamanya.

Mazmur:
 Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskanlah dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!

 Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku, ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik, dari cengkeram orang-orang lalim dan kejam.

 Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.

 Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari pada-Mu. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.

Bacaan Kedua – 1Kor. 12:31-13:13 atau 1Kor 13:4-13
Gereja menerima bermacam-macam karunia untuk membangun diri. Tetapi tanpa cinta kasih, semuanya tidak berguna. Cinta kasihlah yang menyemangati tingkah laku para anggota. Cinta kasih yang sempurna baru tiba bila kita dapat memandang Tuhan.

“Sekarang tinggal iman, harapan, dan kasih, namun yang paling besar adalam kasih”

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:
Saudara-saudara, (berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi. Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.)
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.

Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.

Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.
Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.

Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL Lukas 4:18-19

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Tuhan mengutus Aku memaklumkan Injil kepada orang yang hina dina, dan mewartakan pembebasan kepada orang tawanan.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Lukas 4:21-30
Lukas mencatat suatu rencana yang dibeberkan Yesus di sinagoga Nazaret. Hal ini dapat dimengerti jika kita ingat tujuan utama yang mau dicapai penulis, baik lewat Injilnya maupun Kisah Para RAsul. Keselamatan yang mula-mula ditawarkan kepada umat Yahudi, harus diperluas pula kepada bangsa-bangsa lain. Ketika Yesus menawarkan pengabdian-Nya sebagai permulaan masa rahmat, timbullah tantangan dan nada skeptis (Luk 2:34). Itulah nasib para nabi. Di Kapernaum, Yesus diterima, tetapi di Nazaret tidak. Di situ, sudah tersirat bahwa kerasulan akan mengarah pula kepada bangsa-bangsa lain. Umat manusia seluruhnya akan melihat penyelamatan oleh Allah (Lukas 3:6). Tanda-tanda ajaib karya Elia dan Elisa di negeri asing menunjukkan bahwa Umat Terpilih tidak percaya.

Seperti halnya Elia dan Elisa, Yesus diutus bukan hanya kepada orang-orang Yahudi
ratu dari selatan akan bangkit bersama angkatan ini.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Sekali peristiwa Yesus mengajar orang banyak di rumah ibadat di kota asalnya, kata-Nya, “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.”
Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: “Bukankah Ia ini anak Yusuf?”
Maka berkatalah Ia kepada mereka: “Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!”
Dan kata-Nya lagi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.
Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.
Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon.
Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu.”
Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu.
Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.
Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Umat

Saudara-saudari, kita menyadari bahwa kita di dunia ini diutus untuk menjadi nabi kasih dan kerahiman Allah. Maka, marilah kita berdoa kepada Bapa di surga, agar tugas itu dapat kita laksanakan dengan setia dan berani.

Bagi orang-orang muda dalam Gereja
Ya Bapa, semoga orang muda dalam Gereja-Mu semakin sadar dan setia melaksanakan tugas kenabian mereka dengan menjadi saksi yang mengingatkan orang-orang zaman ini akan nilai-nilai Injil yang menyelamatkan.
Marilah kita mohon,…

Bagi masyarakat di sekitar kita.
Ya Bapa, curahkanlah semangat cinta kasih kepada masyarakat di sekitar kami sehingga masyarakat kami semakin mampu menghargai hal-hal positif yang ada dalam diri orang lain secara tulus.
Marilah kita mohon,…

Bagi saudara-saudara yang mengalami keterbatasan fisik dan mental, yang membedakannya dengan orang lain pada umumnya.
Ya Bapa, curahkanlah rahmat kasih dan perhatian-Mu kepada mereka. Semoga mereka semakin mampu mengalami kasih setia Allah yang ditunjukkan oleh saudara-saudarinya.
Marilah kita mohon,…

Bagi kita yang berkumpul di sekeliling meja Sabda dan Roti Tuhan.
Ya Bapa, bukalah mata dan telinga hati kami agar warta Injil yang kami dengar pada hari ini mendorong kami untuk menjadi saksi-Mu dalam lingkungan hidup kami. Bantulah kami agar mampu memaknai Ekaristi yang kami rayakan ini sebagai pengikat persatuan.
Marilah kita mohon,…

Allah Bapa kami, kami serahkan seluruh doa kami kepada kebijaksanaan-Mu. Sebab Engkau melebihi segala sesuatu yang dapat kami pikirkan dan kami rencanakan. Bukalah hati kami bagi dunia-Mu, serta rencana-rencana-Mu oleh Sabda Yesus Kristus, Tuhan kami.
Amin

Doa Persembahan

Ya Allah, semoga berkat persembahan roti dan anggur ini, kami dapat semakin menghayati iman, harapan, dan kasih kami kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
Amin

Antifon Komuni – Mat. 5:3-5

Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah orang yang lemah lembut karena mereka akan memiliki bumi..

Doa Sesudah Komuni

Marilah berdoa:
Ya Allah, semoga santapan surgawi yang telah kami terima ini menjadikan kami berani menanggapi panggilan kenabian pada zaman sekarang. Buatlah kami semakin bertekun memberi kesaksian hidup yang baik kepada dunia ini sambil menyongsong kebahagiaan abadi yang Kaujanjikan dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin

Renungan Minggu Biasa IV/C: Pintu Keselamatan Terbuka Bagi Semua “Karena Allah sendiri yang menghendaki supaya setiap manusia diselamatkan dan juga yang berkarya di dalamnya, maka termasuk seluruh warga jemaat dipanggil untuk menanggapainya, mengambil bagian di dalam mewujudkan rencana keselamatan Allah tersebut di dalam seluruh hidup dan pelayanannya. Sebagai persatuan dari jemaat yang beriman kepada-Nya yang berkembang karena menimba kekuatan dari pada-Nya, Gereja dipilih Allah untuk turut serta di dalam menyebarluaskan karya keselamatannya kepada semua orang. Mengambil bagian di dalam karya keselamatan Allah merupakan jalan bagi kita semua untuk mewujudkan dan menghayati diri sebagai warga jemaat yang beriman pada-Nya dan berharap sepenuhnya kepada penyelenggaraan-Nya.” (klik di sini!)

Tinggalkan Balasan