MINGGU BIASA V-A, 5 FEBRUARI 2017

Menghayati Ekaristi

Memberikan tehnik diskusi kelompok atau pembicaraan kelompok, dewasa ini tidaklah sulit. Tetapi lainlah halnya dengan memberikan suatu keyakinan. Sebab si pemberi harus memilikinya sendiri secara mendalam dan menghayati sungguh cita-citanya. Dengan demikianlah ia mempunyai daya untuk meyakinkan orang lain dan takkan mengecewakan orang lain.
Kristus menyebut umat-Nya garam dunia dan cahaya dunia. Dengan itu Ia mengajak umat-Nya, agar bersedia dijiwai oleh Roh-Nya, supaya kemudian dapat menjiwai dunia. Dunia dewasa ini terarah kepada kemajuan tehnologi dan materi. Justru di dunia ini umat kristen harus menjelaskan arti hidup mereka tanpa mengabaikan tuntutan sosial. Sebaliknya berkat dinamika harapan akan dunia baru, mereka harus memperhatikan tuntutan-tuntutan tadi.

Antifon Pembukaan –Mazmur 95:6-7

Marilah bersujud dan menyembah, berlutut di hadapan Tuhan, yang menjadikan kita, sebab Dialah Allah kita.

Pengantar

Hanya dengan membaurkan diri garam dapat memberi rasa kepada makanan. Hanya dengan menghamburkan diri ke dalam kegelapan cahaya dapat menyinari jalan yang kita lalui. Hanya dengan mengosongkan diri kita dapat mencapai tujuan kita, yahni memberi rasa kepada hidup orang lain dan memberi cahaya kepada mereka yang ragu-ragu melangkah maju. Yang diharapkan dari kita ialah agar membuktikan pengosongan atau penghampaan diri kita dengan membagi makanan dengan kaum papa-miskin, memberi tumpangan kepada para tuna-wisma, dan memberi pakaian kepada mereka yang telanjang. Dengan demikian kita akan mendapat pahala rasa bahagia. Barangsiapa bertindak demikian kita akan mendapat pahala rasa bahagia. Barangsiapa bertindak demikian akan didengarkan oleh Tuhan, dan Tuhan akan mendampinginya sebagai Allah yang memperhatikan dan memelihara.

Seruan Tobat

Tuhan Yesus Kristus, kami ingin menjadi garam dunia, sehingga dapat menggarami masyarakat di sekitar kami agar berkenan kepada-Mu.
Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau menghendaki kami menjadi cahaya dunia, yang menyinari masyarakat di sekitar kami agar dapat menemukan jalan yang benar menuju kebahagiaan sejati.
Kristus, kasihanilah kami.

Engkau menghendaki kami menghampakan diri di hadapan-Mu agar dapat membawa masyarakat di sekitar kami menghadap Engkau Allah yang benar.
Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pembukaan

Marilah bedoa:
Allah Bapa yang penuh kasih,
dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah memancarkan cahaya kehidupan sejati.
Kami mohon terangilah hati kami agar semakin mengimani Sabda Putra-Mu sehingga kami pun dapat memancarkan cahaya-Mu bagi dunia.
Sebab, Dialah Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah sepanjang masa.
Amin.

Bacaan Pertama – Yesaya 58:7-10
Nabi Yesaya berbicara kepada orang-orang Yahudi yang pulang dari pembuangan. Mereka masih menanti-nantikan hasil dari pemulihan. Mereka terlalu terikat pada aturan-aturan Kitab. Maka, Yesaya mau menjiwai Kitab itu. Upacara-upacara belum cukup untuk membuat mereka menjadi umat Perjanjian. Sejauh mereka membentuk masyarakat persaudaraan, mereka memuliakan Allah dan menjadi cahaya bagi para bangsa.

“Terangmu akan merekah laksana fajar”.

Pembacaan dari Kitab Yesaya:
Beginilah firman Tuhan Allah, “Aku menghendaki supaya engkau membagi-bagikan rotimu kepada orang yang lapar, dan membawa ke rumahmu orang-orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah laksana fajar, dan luka-lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan di depanmu dan kemuliaan Tuhan menjadi pengiringmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil Tuhan dan Ia akan menjawab; engkau akan berteriak minta tolong, dan Ia akan berkata, ‘Ini Aku!’ Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu, dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah; apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, dan memuaskan hati orang yang tertindas, maka terangmu akan terbit dalam gelap, dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.”

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 112:4-5.6-7.8a.9; Ul: 4a

Ref. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gulita.

Mazmur:
 1. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gelap Ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil. Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya.
 2. Orang jujur tidak pernah goyah; ia akan dikenang selama-lamanya. Ia tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan pada Tuhan.
 3. Hatinya teguh, ia tidak takut, ia murah hati, orang miskin diberinya derma. Kebajikan tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

Bacaan Kedua – 1Kor 2:1-5
Sebelum Paulus berangkat ke Korintus, ia telah mengalami kekalahan berat di Athena (Kis 17:32). Pengalaman kalah itu membuat dirinya tidak mempercayai kebijaksanaan dunia dan melepaskan cara-cara perwartaan yang menggunakan kekuatan manusiawi. Paulus menyadari bahwa satu-satu kekuatan baginya adalah warta Paskah yang menggemparkan dunia, yaitu Kristus yang telah wafat namun kemudian bangkit.

“Aku menyampaikan kepadamu kesaksian tentang Yesus Kristus yang disalibkan”.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus:
Saudara-saudara, ketika aku datang kepadamu, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa pun di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku pun datang kepadamu dalam kelemahan, dengan sangat takut dan gentar. Baik ajaran maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, melainkan dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya imanmu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.

Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL – Yoh 8:12

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Akulah terang dunia, Sabda Tuhan. Barangsiapa mengikuti Aku, ia mempunyai terang hidup.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Matius 5:13-16
Meneruskan Sabda Bahagia, Matius menggariskan cita-cita kerasulan para murid Kristus. Kaum papa miskin adalah garam dan terang dunia. Kedua lambang ini menunjukkan bahwa orang kristen tidak boleh secara egois mengasingkan diri dari kenyataan. Ia harus hidup di dunia untuk dunia. Imannya akan Kristus harus tampak di dalam hidup dan karyanya. Garam memberi rasa kepada makanan. Cinta kasih membuat hidup para murid menjadi korban yang berkenan pada Tuhan. Namun, mereka harus waspada, jangan sampai hidup menurut semangat dunia.

“Kamu adalah terang dunia”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu yang di surga.”

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Umat

Kita adalah garam dan terang dunia. Maka, marilah kita panjatkan doa-doa kepada Bapa agar kita selalu hidup oleh Sabda-Nya, sebagai garam dan terang dunia.

Bagi para pewarta Injil: para Uskup, Imam, guru agama, dan katekis.
Bapa, sadarkanlah para pewarta Injil bahwa Roh-Mulah yang berkarya dan menyapa hati orang-orang yang mencari kebenaran.
U. Tuntunlah kami untuk selalu hidp oleh Sabda-Mu sendiri, sebagai garam dan terang dunia.

Bagi mereka yang dengan pengorbanan mencurahkan tenaganya guna membantu rakyat di negara asing. Bapa, dampingilah mereka yang dengan sukarela demi kemanusiaan membantu rakyat negara asing.
U. Kobarkanlah semangat pengorbanan mereka sebagai kesaksian akan kasih-Mu yang menyelamatkan.

Bagi para petugas kesehatan.
Bapa, berkatila karya cinta kasih para petugas kesehatan untuk meringankan beban penderitaan mereka yang sakit.
U. Semoga karya mereka sungguh mengalir dari-Mu sendiri yang selalu memperhatikan dan menyelamatkan orang-orang lemah dan menderita.

Bagi kita sendiri di sini.
Bapa, perkenankanlah kami menghampakan diri dengan mau memahami serta ikut serta menghayati suka duka sesama kami.
U. Semoga iman, harapan, dan kasih kami semakin teguh dalam mewartakan karya penyelamatan-Mu bagi setiap orang.

Allah Bapa Yang Maha Pengasih, barangsiapa berseru kepada-Mu, takkan dikecewakan. Kuatkanlah usaha dan kesetiaan kami, dan berilah kami berkat-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.

Doa Persembahan

Tuhan Allah kami,
Engkau telah menciptakan roti dan anggur ini untuk menjadi makanan yang menguatkan kami.
Semoga daya Ilahi-Mu mengubah persembahan ini menjadi sakramen kehidupan kekal bagi kami. Dengan pengantaraan Kritus, Tuhan kami.
Amin

Antifon Komuni – Matius 5:4-6

Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

Doa Sesudah Komuni

Marilah berdoa:
Ya Allah, kami bersyukur atas karunia Sabda dan Tubuh Putra-Mu ini.
Semoga Sabda-Nya selalu menerangi kami dan Tubuh-Nya memberi kekuatan kepada kami untuk mewartakan cinta kasih-Mu
sampai kami mengalaminya secara penuh dalam kehidpan abadi di surga.
Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin

Tinggalkan Balasan