Ekaristi MINGGU BIASA V/C, 10 Februari 2019

Menghayati Ekaristi dalam Hidup
Bukan karena kelemahan dan dosanya seorang Kristen merasa tak pantas untuk melaksanakan tugas nyata yang diserahkan Tuhan kepadanya. Andaikata Kristus hanya menggunakan orang-orang sempurna dan tanpa dosa untuk melanjutkan perutusan-Nya, maka rencana-Nya di dunia niscaya segera mengalami kegagalan total. Daya Injil bukanlah daya yang diberikan oleh si pewarta melainkan datang dari Dia yang telah bangkit. Dialah warta gembira keselamatan. Dialah yang datang untuk orang-orang yang berdosa. Dan para pendosa itulah yang digunakan-Nya untuk melaksanakan karya penebusan. Dan rahmat-Nyalah, yang diterima dengan jujur dan secara ksatria, yang akan mendapatkan kemenangan.

Antifon Pembukaan –Mazmur 95:6-7

Marilah kita bersujud dan menyembah, berlutut di hadapan Tuhan, yang menjadikan kita, sebab Dialah Allah kita.

Pengantar

Dewasa ini Gereja membutuhkan orang-orang yang dengan gagah berani mau menjadi pewarta kabar keselamatan Allah. Keberanian ini sangat cocok dengan apa yang diserukan Nabi Yesaya hari ini, “Inila aku, utuslah aku!” Apakah masing-masing dari kita juga berani mengatakan seperti itu? Kita mohon agar Ekaristi ini sungguh menumbuhkan keberanian dalam diri kita oleh karena cinta Tuhan yang nyata dalam Tubuh dan Darah-Nya. Tuhan Yesus menyemangati Petrus dan teman-teman untuk bertolak ke tempat yang lebih dalam, “Duc in Altum”. Untuk memiliki keberanian perutusan yang kuat, kita membutuhkan keyakinan bahwa Tuhan Yesus menyertai kita melalui Tubuh dan Darah-Nya yang telah dicurahkan bagi kita semua.

Seruan Tobat

Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Sabda Bapa, Kabar Gembira bagi umat manusia, pembawa keselamatan dan damai sejahtera.
Tuhan, kasihanilah kami.

Engkaulah yang memilih dan memanggil murid-murid-Mu untuk Engkau bimbing dan Engkau utus sebagai penerus Kabar Gembira ke seluruh dunia.
Kristus, kasihanilah kami.

Engkaulah yang berjanji akan selalu mendampingi para murid sampai akhir zaman.
Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pembukaan

Marilah bedoa:
Ya Allah, kehadiran Putra-Mu di tengah-tengah kami selalu membawa berkat yang melimpah. Semoga kami semakin mengagumi dan mengimani Putra-Mu itu serta dengan rela hati menjadi utusan-Nya untuk membangun Gereja demi semakin tegaknya Kerajaan-Mu di dunia ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang masa.
Amin

Bacaan Pertama – Yesaya 6:1-2a.3-8
Tuhan tidak lagi menampakkan diri atau kemuliaan-Nya di padang gurun atau di atas gunung kepada Yesaya yang diutus-Nya. Kali ini Tuhan menampakkan diri di tempat Terkudus kenisah. Dialah Raja, Allah segala kuasa, Pencipta Mahaluhur yang harus disembah oleh siapa pun. Dalam sinar misteri ini, Yesaya sadar akan dosa-dosa dan kelemahannya. Ia seharusnya mati karena telah melihat Tuhan. Tetapi, jarak pemisah yang tak terbatas telah dijembatani oleh rahmat Allah. Ketakutan akan Yang Kudus menyingkir dan tumbuhlah kepatuhan iman.

“Inilah aku, utuslah aku!”

Pembacaan dari Kitab Yesaya:
Dalam tahun wafatnya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.
Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap. Mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!”
Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itu pun penuhlah dengan asap.
Lalu kataku: “Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam.”
Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.
Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: “Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.”
Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutku: “Ini aku, utuslah aku!”

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 138:1-2a.2bc-3.4-5.7c-8 Ul:1c

Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.

Mazmur:
 Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu.

 Aku hendak memuji nama-Mu karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.

 Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan sebab mereka mendengarkan janji dari mulut-Mu; mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan Tuhan sebab besarlah kemuliaan Tuhan.

 Engkau mengulurkan tangan kanan-Mu dan menyelamatkan daku. Tuha akan menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!

Bacaan Kedua – 1Kor. 15:1-11 atau 1Kor 15:3-8.11
Paulus sadar bahwa dirinya adalah yang terkecil di antara para rasul. Tetapi berkat rahmat Allah, ia menjadi pewarta kebangkitan di antara bangsa-bangsa non-Yahudi. Sebagai pewarta, ia mengemukakan inti sari iman yang diterimanya, yaitu misteri Paskah dan penampakan-penampakan Kristus. Sekarang pun tugas Gereja tetap sama, yaitu mewartakan kebangkitan Kristus dan kebangkitan kita.

“Begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kami mengimani”

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:
Saudara-saudara, (aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu — kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.)

Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya.

Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal.
Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul.
Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.

(Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.
Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.)

Sebab itu, baik aku, maupun mereka, demikianlah kami mengajar dan demikianlah kamu menjadi percaya.

Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL— Matius 4:19

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Mari, ikutlah Aku, Sabda Tuhan, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Lukas 5:1-11
Lukas lebih dahulu menceritakan pewartaan Kabar Gembira oleh Yesus di Nazaret. Kabar itu hendaknya menyebar kepada bangsa-bangsa lain pula. Sekarang, Yesus diketengahkan sebagai sumber pewartaan Gereja. Gereja berdiri di atas karya para rasul. Kesuburan Gereja berasal dari Yesus, sebagaimana diceritakan dalam kisah penangkapan ikan. Mereka yang meninggalkan segalanya demi Kristus, akan menjadi penjala manusia.

“Mereka meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus.”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Sekali peristiwa, Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah.

Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.

Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.”

Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.”
Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.

Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.

Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.”
Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.”

Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Umat

Saudara-saudari, marilah kita berdoa kepada Allah yang telah memanggil kita untuk mengabdi kepada-Nya.

Bagi Bapa Suci, para uskup dan para imam yang terpanggil untuk menjadi penjala manusia.
Semoga mereka berani menghadapi gelombang-gelombang perubahan zaman yang penuh gejolak, dan tetap mampu mewartakan Injil dengan tidak gentar.
Marilah kita mohon,…

Bagi para pemimpin masyarakat.
Semoga para pemimpin masyarakat bersatu hati untuk membawa seluruh masyarakat kepada kesejahteraan umum lahir dan batin..
Marilah kita mohon,…

Bagi mereka yang menderita.
Semoga mereka yang mendrita, para tawanan dan pengungsi, para jompo, orang-orang sakit, dan pengembara memperoleh bantuan yang memadai dalam suasana penuh kasih.
Marilah kita mohon,…

Bagi umat paroki kita.
Semoga Ekaristi yang kita rayakan bersama mempererat ikatan kami dan memberi kekuatan untuk bekerja sama menghidupkan persekutuan kita dalam Kristus.
Marilah kita mohon,…

Tuhan Allah kami, pandanglah kelemahan dan keterbatasan kami. Buatlah kami sanggup untuk melaksanakan tugas apa pun yang Kaukehendaki untuk kami jalankan, dengan kekuatan yang kami terima dari Yesus Kristus, Tuhan kami
Amin

Doa Persembahan

Ya Allah, kami bersyukur karena Kauperkenankan untuk mengunjukkan persembahan ini. Kami mohon jadikanlah kami semakin serupa dengan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin

Antifon Komuni – Mazmur 107:8-8

Biarlah mereka bersyukur kepada Tuhan karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia, sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan.

Doa Sesudah Komuni

Marilah berdoa:
Ya Allah, semoga berkat Sabda dan Sakramen-Mu yang telah kami terima ini, kami Kaukuatkan untuk mengikuti Putra-Mu dan menjadikan utusan-Nya sebagai pewarta Kabar Gembira dengan setia sampai kami menerima anugerah kebahagiaan yang kekal. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
Amin

Renungan: “Berani Mengakui Dosa” –Berani mengakui dosa  dan kesalahan merupakan jalan memahami dan merasakan betapa lembut dan penuh belas kasih Allah kepada manusia. Menyadari dan mengakui dosa di hadapan Allah itulah jalan untuk merasakan tindakan Allah yang mengampuni, membersihkan dan menjadikan manusia bagaikan ciptaan baru seperti yang dialami oleh …

Tinggalkan Balasan