MINGGU BIASA X/C, 5 JUNI 2016

Menghayati Ekaristi dalam Hidup
Siapa di antara kita yang tak pernah merasakan kekosongan kata-kata yang dimaksud sebagai pelipur duka? Terutama bila kita sendiri yang terkena duka. Dapatkah bahasa orang mengurangi penderitaan, meredakan ketakutan seorang ibu muda yang kehilangan anaknya? Atau seorang mempelai baru yang kehilangan suami atau isterinya? Menghadapi duka karena kematian tiada hiburan yang cukup kuat, selain mungkin dukungan penuh pengertian dari seorang sahabat karib.

Tanpa mengingkari beban dramatiknya, orang Kristen memandang maut sebagai sesuatu yang tidak terlalu suram. Sebab baginya terbuka perspektif baru: harapan akan kebangkitan. Sekalipun maut itu akhir hidup, namun sekaligus menjadi suatu permulaan hidup baru yang lebih luhur. Dapat kiranya kita gambarkan dengan bayi yang membuka mata dan melihat cahaya yang menerobos hidupnya yang tersembunyi. Satu-satunya orang yang menaruh belas kasihan, yang ikut serta menderita adalah Kristus. Demi cinta kasih-Nya kepada kita, Ia menerjang sengsara dan maut, untuk mengalahkannya dan menarik kita de dalam hidup tanpa akhir.

Antifon Pembukaan –Bdk Mzm 27:1-2

Tuhan adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? Semua lawanku dan musuhku akan tergelincir dan jatuh.

Pengantar

Liturgi hari ini membicarakan kebangkitan anak seorang janda di Sarfat dan kebangkitan seorang pemuda di Nain. Kita pun akan mengalaminya di hadapan Tuhan dalam hidup kekal. Karena baptis kita telah ikut serta dalam kebangkitan, sebab karena baptis kita telah mati. Dengan ikut serta kita dalam Ekaristi hari ini dan usaha kita hari demi hari untuk hidup dengan kekuatan Roh, kita siapkan diri kita menjelang pertemuan kita dengan Tuhan.

Seruan Tobat

Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah menghidupkan kembali pemuda di Nain, sebagai lambang kehendak-Mu untuk menghidupkan kembali manusia dari dosa.
Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau telah menderita dan wafat, namun bangkit jaya untuk mengalahkan dosa dan maut.
Kristus, kasihanilah kami.

Engkau telah membangkitkan kami berkat Sakramen Baptis dan menghidupkan kami kembali berkat Sakramen Pengampunan.
Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pembukaan

Marilah bedoa:
Ya Allah,
Engkau telah mengutus Yesus Kristus, Putra-Mu untuk menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati.
Semoga kami memandang-Nya dengan penuh syukur sehingga iman dan pengharapan kami akan karya penyelamatan-Mu semakin dikuatkan.
Sebab, Dialah Putra-Mu, Tuhan dan Pengantara kami, yang bersama Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.

Bacaan Pertama – 1Raj. 17:17-24
Perlu dilihat pula 1Raj 17:1-16. Daerah itu asing, tetapi menerima Elia dengan ramah. Elia menaruh belas kasih atas dukacita si janda. Dengan menghidupkan anak itu, Elia membuktikan bahwa Yahwe adalah Tuhan orang-orang hidup yang tidak terbatas kekuasaan-Nya. Tuhanlah yang menyelenggarakan hidup ini

“Ia anakmu, ia sudah hidup”

Pembacaan dari Kitab Pertama Raja-raja:
Sekali peristiwa anak dari janda di Sarfat yang menjamu Elia jatuh sakit. Sakitnya sangat keras, sampai anak itu tidak bernafas lagi. Maka kata perempuan itu kepada Elia, “Apakah maksudmu datang kemari, ya Abdi Allah? Adakah engkau singgah kepadaku untuk mengingatkan aku akan kesalahanku dan untuk membuat anakku mati?” Kata Elia kepadanya, “Berikanlah anakmu itu kepadaku!” Elia mengambil anak itu dari pangkuan ibunya, lalu membawanya naik ke kamarnya di atas, dan membaringkan anak itu di tempat tidurnya. Sesudah itu Elia berseru kepada Tuhan, “Ya Tuhan, Allahku! Janda ini telah menerima aku sebagai penumpang di rumahnya. Adakah Engkau menimpakan kemalangan atas dia dengan membunuh anaknya?” Lalu Elia membujurkan badannya di atas anak itu tiga kali, dan berseru kepada Tuhan, “Ya Tuhan, Allahku! Kembalikanlah kiranya nyawa anak ini ke dalam tubuhnya!” Tuhan mendengarkan permintaan Elia, dan nyawa anak itu pun kembali ke dalam tubuhnya, sehingga ia hidup kembali. Elia mengambil anak itu, lalu membawanya turun dari kamar atas, dan memberikannya kepada ibunya. Kata Elia kepada janda itu, “Ini anakmu, ia sudah hidup kembali!” Maka kata perempuan itu kepada Elia, “Sekarang aku tahu, bahwa engkau abdi Allah, dan firman Tuhan yang kauucapkan itu adalah benar.”

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 30:2.4.5-6.11.12a.13b; Ul:2a

Ref. Aku hendak memuji nama-Mu ya Tuhan, selama-lamanya.

Mazmur:
 Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku. Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan daku di antar mereka yang turun ke liang kubur.
 Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihi oleh-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab hanya sesaat Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; Sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.
 Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku. Tuhan, jadilah Penolongku! Aku yang meratap Kauubah menjadi orang yang menari-nari. Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.

Bacaan Kedua – Gal. 1:11-19
Sebelum menyatakan bahwa bukan hukum, melainkan iman yang membenarkan orang (2:15-5:1), Paulus mengingatkan asal mula perutusannya. Ia menerima panggilan sebagai rasul langsung dari Tuhan sendiri. Tugas itu diterimanya saat ia sedang mengejar-ngejar para pengikut Yesus (Kis 22:3-16). Tuhan memilihnya sebagai nabi para bangsa sejak sebelum lahir (Lih Yer 1:5; Yes. 49:1). Berkat panggilan Kristus dan tanpa minta nasihat orang lain, ia melaksanakan retret di padang gurun. Lama kemudia, ia bertemu dengan Petrus dan Yakobus, dua orang tokoh saksi kebangkitan (1Kor 15:5-7). Tugas kerasulan bukan diterimanya dari umat Yerusalem.

“Ia berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam diriku supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi”

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia:
Saudara-saudara, aku menegaskan kepadamu, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah Injil manusia. Karena aku menerimanya bukan dari manusia; bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus. Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: Tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya. Di dalam agama Yahudi itu aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya di antara bangsaku, karena aku sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku. Tetapi Allah telah memilih aku sedari kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya. Ia berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam diriku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi. Pada waktu itu sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia. Aku juga tidak pergi ke Yerusalem untuk menemui mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku. Tetapi aku berangkat ke tanah Arab, dan dari situ kembali lagi ke Damsyik. Baru tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk menemui Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya. Tetapi rasul-rasul yang lain, tidak seorang pun kulihat, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus.

Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL – Lukas 7:16

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah telah mengunjungi umat-Nya.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Lukas 17:11-17
Cerita ini merupakan persiapan jawaban Yesus kepada murid-murid Yohanes Pembaptis (7:22): menghidupkan orang yang sudah mati adalah tanda Almasih menurut Nabi Yesaya (26:19). Di dekat pintu gerbang kota dua rombongan berpapasan: yang satu pembawa hidup, yang lain membawa orang mati. Dan hiduplah yang menang, sebab Kristus menaruh belas kasihan kepada si janda dan mengembalikan anaknya (lih 1 Raj 17:23). Betapa sederhana kata-kata dan tindakan-Nya. Memang massa orang itu belum tahu apa yang mau ditunjukkan oleh Yesus. Tetapi pembaca kristen yang diajak oleh Lukas ikut serta memuji Tuhan, tahu bahwa yang berkarya lebih agung daripada seroang nabi biasa. Dialah yang dengan kebangkitan-Nya memperoleh kuasa penuh atas hidup dan mati.

“Hai Pemuda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Sekali peristiwa Yesus pergi ke sebuah kota yang bernama Nain. Para murid serta banyak orang pergi bersama Dia. Ketika Yesus mendekati pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, yaitu anak laki-laki tunggal seorang ibu yang sudah janda. Banyak orang kota itu menyertai janda tersebut. Melihat janda itu, tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasihan. Lalu Tuhan berkata kepadanya, “Jangan menangis!” Dihampiri-Nya usungan jenazah itu dan disentuh-Nya. Maka para pengusung berhenti. Tuhan berkata, “Hai Pemuda, Aku berkata kepadamu: Bangkitlah!” Maka bangunlah pemuda itu, duduk, dan mulai berbicara. Lalu Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan, dan mereka memuliakan Allah sambil berkata, “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita!” Ada pula yang berkata, “Allah telah mengunjungi umat-Nya!” Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya..

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Umat

Saudara-saudari, kita percaya sepenuhnya kepada Allah yang berbelas kasih. Marilah kita mohon kepada-Nya supaya berkenan mengunjungi umat-Nya yang dalam kesulitan.

Bagi Gereja di dunia.
Bapa yang penuh belas kasihan, bantulah Gereja-Mu untuk bersedia mengampuni dan sabar terhadap anggota-anggotanya yang tersesat, bahkan memberontak; semoga Gereja mewartakan rekonsiliasi bagi semua orang dengan cara yang meyakinkan.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

Bagi pimpinan para bangsa.
Bapa, kobarkanlah semangat cinta kasih dan kerukunan, agar para pemimpin berusaha merukunkan dan mendamaikan para bangsa.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

Bagi mereka yang sakit.
Bapa, tunjukkanlah kepada orang-orang sakit kekuasaan-Mu untuk menyembuhkan melalui orang-orang yang mengunjungi dan menghibur mereka.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

Bagi kita di sini.
Bapa, penuhilah kami, umat-Mu dengan cinta kasih dan semangat pelayanan Yesus sehingga kami saling memperhatikan, dan saling mendukung dalam segala hal yang baik.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

Tuhan, Allah kami, melalui Yesus, Putra-Mu, Engkau telah menjanjikan hidup kekal kepada kami. Semoga kami selalu hidup dalam kasih-Mu, sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, kini dan sepanjang masa.
Amin

Doa Persembahan

Allah Bapa sumber kehidupan,
kami unjukkan persembahan ini sebagai ungkapan syukur atas kehidupan baru yang Kauanugerahkan kepada kami
dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kami.
Amin

Antifon Komuni – 1Yoh 4:16

Allah adalah kasih. Siapa saja yang tetap berada di dalam kasih tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.

Doa Sesudah Komuni

Marilah berdoa:
Ya Allah,
kami bersyukur kepada-Mu atas rezeki surgawi yang telah kami terima dan menjadi jaminan kehidupan abadi bagi kami.
Kami mohon berilah kami kekuatan untuk iktu serta mewartakan dan menghadirkan karya keselamatan Putra-Mu di tengah-tengah masyarakat sampai kami Kau perkenankan untuk menikmati kepenuhan karya keselamatan-Mu itu.
Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, kini dan sepanjang masa.
Amin

Renungan Hari ini: Tergerak Hati-Nya oleh Belas Kasihan (Renungan Minggu Biasa X, 5 Juni 2016 Oleh Fr. Prian Doni Malau)….. Klik disini!!

Renungan Hari ini: Tuhan Melawat Umat-Nya (Renungan Minggu Biasa X 5 Juni 2016)…. Klik disini!!

Tinggalkan Balasan