Minggu Biasa XIII B, 28 Juni 2015
Teguh dalam Iman
Saudara-saudari ytk.
Penyakit dan maut kerap kali menghantarkan kita kepada kesadaran bahwa manusia bukanlah pemilik atau penguasa hidupnya. Meskipun manusia berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan hidup dan berusaha sehabis-habisnya untuk sembuh, namun yang namanya penyakit dan maut selalu menghampirinya. Namun apakah kita pesimis seperti orang banyak yang mengatakan kepada Yairus yang bertemu dengan Yesus dan penuh iman memohon untuk kesembuhan anaknya: “Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?” Atau di dalam ketidakcayaan, seperti orang banyak itu, kita malah mentertawakan Yesus yang mengatakan: “Anak ini tidak mati”.
Sebagai orang beriman kita optimis. Mari kita merawat kesehatan kita, jika memang perlu berobat ketika sakit, berobatlah. Meskipun kita sadar bahwa tidak selalu usaha itu membuahkan hasil seperti wanita yang mengalami pendarahan selama 12 tahun sebelum berjumpa dengan Yesus. Diceritakan bahwa semua hartanya habis untuk biaya pengobatan tetapi tidak membuahkan hasil. Kalaupun berhasil, tetapi hasilnya tidak pernah sama dengan sebelumnya. Dan maut secara pasti akan menghampiri setiap manusia. Namun apakah maut yang menjadi perhentian terakhir dalam hidup?
Perjumpaan kita dengan Kristus, Sang Penyembuh, telah mengubah pandangan kita terhadap hidup dan mengubah hidup kita sendiri. Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa “Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan dijadikan-Nya gambar hakekat-Nya sendiri”. Dengan ini kita diundang untuk tidak mempertahankan kefanaan sehabis-habisnya, melainkan mempertahankan kebakaan, kehidupan kekal, bersama Allah yang sudah kita rasakan dan alami dalam setiap perayaan Ekaristi. Bukankah setiap perayaan Ekaristi berarti Allah beserta kita dan menjamu kita? Dan Allah mengajari kita bagaimana menghidupi kebakaan itu di dunia yang fana dengan persoalan-persoalan yang menggoda kita untuk melihat bahwa hidup akan binasa.
Semoga kita semakin beriman kepada Kristus yang memberikan keberanian pada cinta kasih yang takkan binasa. Selamat merayakan Ekaristi hari ini, Tuhan memberkati.
————————————————————
Antifon Pembukaan
Segala bangsa, bertepuk tanganlah,
elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai
Kata Pengantar
Kita sering dihadapkan dengan situasi yang tak terpecahkan: penyakit yang tak dapat disembuhkan atau perpisahan yang mendadak. Kita lalu berbuat sedapat-dapatnya: berjuang melawan penyakit dan malapetaka, serta saling memperteguh dan menghibur. Hal itu baik-baik saja, sebab Tuhan menciptakan agar ciptaan-Nya hidup. Kejahatan di dunia bukan hasil karya-Nya, tetapi diakibatkan oleh setan dan kesalahan kita. Tetapi berkat kebangkitan Kristus kita punya kepastian, bahwa kejahatan takkan selamanya jaya. Maka cukup alasan bagi kita untuk selalu bahagia dan optimis.
Seruan tobat
Tuhan Yesus Kristus,
Engkau selalu menaruh belaskasihan terhadap segala penderita sakit dan cacat.
Tuhan, kasihanilah kami.
Engkau selalu mengulurkan tangan-Mu untuk menolong dan menghibur yang sakit dan sedih hati.
Kristus, kasihanilah kami.
Engkau berkuasa atas kehidupan dan membangkitkan orang mati.
Tuhan, kasihanilah kami.
Doa pembukaan
Marilah berdoa:
Allah Bapa kami yang penuh kasih sayang, Engkau selalu menghendaki yang baik bagi manusia, bukan yang jahat. Engkau hendak menyerahkan kami kepada penderitaan dan maut, tetapi memperuntukkan kami bagi kebahagiaan. Kami mohon, berilah kami nafas kehidupan baru, bila tertimpa oleh kesesatan. Bangunkanlah kami untuk kehidupan. Demi Kristus, …
Bacaan Pertama — Kebijaksanaan 1:13-15; 2:23-25
Penulis kitab Kebijaksanaan memuji pandangan hidup yang optimis: menurut dia Tuhan telah menciptakan segala sesuatu untuk hidup lestari. Maut adalah hasil karya setan, musuh manusia, yang mengincarnya karena iri hati atas kedudukannya sebagai citra Allah. Maka manusia harus berbuat jujur dan Tuhan akan membawanya masuk ke dalam kehidupan yang takkan ada habis-habisnya.
“Karena dengki setan, maka maut masuk ke dunia”
Pembacaan dari Kitab Kebijaksanaan
Allah tidak menciptakan maut, dan Iapun tak bergembira karena yang hidup musnah lenyap. Sebaliknya Ia menciptakan segala-galanya supaya ada, dan supaya makhluk-makhluk jagat menyelamatkan. Di antaranyapun tidak ada racun yang membinasakan, dan dunia orang mati tidak merajai bumi. Maka kesucian mesti baka. Sebab Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan dijadikan-Nya gambar hakekat-Nya sendiri. Tetapi karena dengki setan maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu.
Demikianlah Sabda Tuhan
Syukur kepada Allah
Bacaan Kedua – 2 Korintus 8:7.9.13-15
Karya amal yang hendaknya dilakukan oleh setiap pengikut Kristus mendapat kekuatannya pada karya amal Kristus, yang telah mengurbankan hidup-Nya bagi keselamatan umat manusia. Persaudaraan sejati berarti saling tukar-menukar yang rohani dan yang jasmani dan dengan demikian saling mengisi kekayaan sendiri.
“Hendaklah kelebihanmu mencukupkan kekurangan saudara-saudara yang lain”
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus
Saudara-saudara, hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih, sebagaimana kamu kaya dalam segala sesuatu: dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami. Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, yakni sekalipun: kaya, Ia telah menjadi miskin karena kamu, supaya karena kemiskinan-Nya kamu menjadi kaya. Sebab kamu dibebani bukan supaya orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan. Maka hendaklah sekarang ini kelebihanmu mencukupkan kekurangan orang-orang kudus, agar kelebihan mereka kelak mencukupkan kekuranganmu, supaya ada keseimbangan. Seperti ada tertulis: orang yang mengumpulkan banyak tidak kelebihan, dan orang yang mengumpulkan sedikit tidak kekurangan.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah
Bacaan Injil – Markus 5:21-43 atau 5:21-24.35b-43
Dua kejadian yang diceritakan di sini mempunyai ruang lingkup yang sama: keselamatan diperoleh karena iman. Ketika sarana-sarana insani gagal menolong, maka Yairus dan wanita sakit itu berpaling kepada Yesus. Yesus belum memiliki kekuasaan kebangkitan-Nya, tetap daya yang ada pada-Nya mewartakan keselamatan bagi semua orang yang percaya kepada-Nya.
“Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus
Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan memohon dengan sangat kepada-Nya: “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.” Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: “Siapa yang menjamah jubah-Ku?” Murid-murid-Nya menjawab: “Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?” Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!” Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: “Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?” Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: “Jangan takut, percaya saja!” Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: “Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: “Talita kum,” yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!” Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus
Doa Umat
Tuhan menciptakan segala sesuatu agar hidup, dan hidup bahagia.
Tetapi karena kebahagiaan kita belum sempurna maka kita harus tetap berdoa:
Bagi seluruh Gereja
Allah Bapa Mahabaik, pimpinlah Gereja-Mu untuk berani terlibat dalam pembangunan masyarakat dan mau ambil bagian dalam kegembiraan serta harapan semua orang.
Marilah kita mohon
Bagi daerah-daerah miskin
Ya Bapa, dampingilah para pemimpin daerha-daerah miskin agar berhasil mengejar keterbelakanan merka di bidang ekonomi dan teknik sehingga dapat memajukan kesejahteraan daerahnya.
Marilah kita mohon
Bagi pemecahan masalah penderitaan
Ya Bapa, terangilah para pelayan masyarakat agar mampu menemukan jalan yang tepat untuk mengatasi segala macam penderitaan yang dialami oleh masyarakat.
Marilah kita mohon
Bagi saudara-saudara kita yang sedang sakit
Ya Bapa, semoga perhatian dan upaya kami terhadap mereka yang sedang sakit, membuat mereka melihat penyelenggaraan Ilahi yang penuh cinta kasih.
Marilah kita mohon.
Allah Bapa kami, Yesus Kristus, Putera-Mu telah menjadi miskin agar berkat kemiskinan-Nya kami menjadi kaya. Perkenankanlah kami selalu mengalami kasih setia-Mu dan kabulkanlah doa-doa kami demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin
Doa Persembahan
Bapa, segala sesuatu di sekitar kami membuktikan dengan nyata kebaikan-Mu kepada kami.
Tetapi terlebih kami bersyukur kepada-Mu
karena dengan persembahan roti dan anggur ini
kami Kauperkenankan mengungkapkan kesediaan kami
untuk mengikuti Engkau secara konsekwen dan menjadi milik-Mu seutuhnya.
Demi Kristus, …
Antifon Komuni
Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Pujilah nama-Nya yang kudus hai seluruh diriku!
Doa Penutup
Marilah berdoa:
Allah Bapa kami,
kami Kauperkenankan melanjutkan dan menyelesaikan karya cinta kasih Yesus Kristus, Putera-Mu, termasuk pula pengurbanan-Nya di kayu salib. Tabahkanlah hati kami setiap kali memanggul salib dalam memberikan kesaksian atas cinta kasih-Mu dan dalam mendatangkan kerajaan-Mu. Demi Kristus, …