MINGGU BIASA XXIV, 13 September 2020

Menghayati Hidup dalam Ekaristi/Menghayati Ekaristi dalam Hidup
Kebencian, paksaan, balas dendam, hanya dapat menimbulkan reaksi berantai atau lingkaran setan. Semakin lama situasi semakin kacau balau, semakin banyak konflik-konflik yang tak masuk akal yang takkan ada habis-habisnya. Orang sering berusaha mengakhirinya dengan kompromi, perjanjian dan sebagainya. Tetapi pengampunanlah yang dapat memberikan pemecahan yang memadai, yang dapt mematahkan lingkaran setan itu.
Sebagai anak Bapa yang penuh cinta kasih dan belas kasih, sebagai saudara Kristus yang mendoakan pembunuh-pembunuh-Nya, maka orang yang sudah dibaptis itu barulah dapat disebut orang kristen sejati, bila ia memaafkan saudaranya. Ia telah menerima rahmat Tuhan. Bukankah sudah selayaknya ia pada gilirannya memberikan ramat kepada sesamanya? Hendaknya dihayati pula doanya sehari-hari: “Ampunilah dosa kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami”. Tuhan mau menjauhkan kita dari arus fatal dosa, yang menyeret kita. Kalau kita mengampuni itu berarti kita berpegangan erat pada Tuhan dan menolak terseret arus yang berbahaya itu. Hanya cinta kasihlah yang dapat memberikan pemecahan, di mana secara normal tiada lagi jalan yang terbuka.

MAZMUR TANGGAPAN: pUJILAH-PUJI ALLAH

 

Antifon Pembukaan – Sir. 36:15-16

 Berikanlah damai kepada mereka yang mengandalkan Dikau, ya Tuhan, agar terbuktilah kebenaran para nabi-Mu. Dengarkanlah doa-doa hamba-Mu dan umat-Mu Israel.

Pengantar

Allah kita adalah Allah yang penuh belas kasih. Kepada manusia yang berdoa dan mau bertobat, Ia senantiasa membuka tangan-Nya. Sementara manusia mempunyai sikap egois yang mendorong manusia menganggap dirinya merupakan pusat segala-galanya dan tidak lagi mengingat Tuhan. Namun, pengampunan Allah tidak mengenal batas. Injil hari ini mengajak kita untuk bersedia mengampuni siapa pun melampaui tembok-tembok pembatas persaudaraan dengan mengampuni siapa pun tanpa batas.

Doa Pembukaan

Tuhan Yesus Kristus, Engkau selalu bersedia mengampuni, betapa berat dosa kami, asal kami mau bertobat.
Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau tidak menghendaki hukum balas dendam, melainkan agar kami saling mengampuni sampai tujuh puluh kali tujuh.
Kristus, kasihanilah kami.

Engkau telah memberi teladan pengampunan, yaitu ketika di salib Engkau mendoakan para pembunuh-Mu.
Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pembuka

Marilah kita bedoa. (hening sejenak)
Ya Allah, Pencipta dan Penguasa segala sesuatu, perkenankanlah kami merasakan kekuatan belas kasih-Mu. Bantulah agar kami mengabdi Engkau dengan segenap hati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.

Bacaan Pertama – Sirakh 27:30-28:9
Dasar kesediaan mengampuni sesama ini tiada lain adalh sikap pengampunan Allah sendiri. Karena itu, prinsip dasar pengampunan yang kita berikan kepada orang lain adalah karena Allah telah lebih dahulu mengampuni kita. Pengampunan Allah tidak mengenal batas. Ia tidak pernah membatalkan perjanjian-Nya kendati manusia telah menyeleweng dari perjanjian.

Pembacaan dari Kitab Putra Sirakh:

“Ampunilah kesalahan sesama, niscaya dosa-dosamu akan dihapus juga, jika engkau berdoa.”.

Dendam kesumat dan amarah sangatlah mengerikan, dan orang berdosalah yang dikuasainya. Barangsiapa membalas dendam akan dibalas oleh Tuhan. Tuhan dengan saksama memperhitungkan segala dosanya. Ampunilah kesalahan sesama, niscaya dosa-dosamu akan dihapus juga, jika engkau berdoa. Bagaimana gerangan orang dapat memohon penyembuhan pada Tuhan, jika ia menyimpan amarah kepada sesama manusia? Bolehkah ia mohon ampun atas dosa-dosanya, kalau ia sendiri tidak menaruh belas kasihan terhadap seorang manusia yang sama dengannya? Dia hanya daging belaka, namun menaruh dendam kesumat; siapa gerangan akan mengampuni dosa-dosanya? Ingatlah akan akhir hidup, dan hentikanlah permusuhan. Ingatlah akan kebusukan serta maut, dan hendaklah setia kepada segala perintah. Ingatlah akan perintah-perintah dan jangan mendendami sesama manusia. Hendaklah kamu ingat akan perjanjian dari Yang Mahatinggi, lalu ampunilah kesalahan sesama. Jauhilah perikaian, maka engkau mengurangkan jumlah dosa, sebab orang yang panas hati mengobar-ngobarkan pertikaian. Orang yang berdosa mengganggu orang-orang yang bersahabat, dan melontarkan permusuhan di antara orang-orang yang hidup dengan damai.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 103:1-2.3-4.9-10.11-12; Reff: 8

Ulangan: Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.

Ayat:

1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku. Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya.
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat.
3. Tidak terus-menerus Ia murka, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya! Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.

Bacaan Kedua – Roma 14:7-9
Sikap egois manusia amat mudah muncul dan berkembang pesat. Sikap egois ini mendoro manusia menganggap dirinya merupakan pusat segala-galanya dan tidak lagi mengingat Tuhan. Pada hal Tuhan adalah sumber dan tujuan segalanya. Untuk itu sebagai pengikut Kristus, hendaknya orang mengerti bahwa hidup dan mati adalah milik Tuhan. Orang hendaknya tidak menutup diri pada Tuhan dan sesama. Sikap inlah yang telah diteladankan oleh Yesus sendiri. Ia telah rela mati disalib demi keselamatan orang lain.

Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

“Entah hidup entah mati, kita tetap milik Tuhan.”

Saudara-saudara, tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup bagi Tuhan, dan jika kita mati, kita mati bagi Tuhan. Jadi entah hidup entah mati, kita tetap milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan baik atas orang-orang mati maupun atas orang-orang hidup.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL Yoh 13:34

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Perintah baru Kuberikan kepadamu: Hendaklah kamu saling mencintai seperti Aku cinta padamu..
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Matius 18:21-35
Pembalasan tak terbatas di sini dihadapi pengampunan yang tak terbatas. Dua sikap yang bertolak belakang ini dilukiskan jelas sekali dengan perumpamaan orang yang tak mau berbelas kasih kepada orang yang berhutang kepadanya. Di hadapan Tuhan kita semua ini orang-orang yang berhutang yang tak mampu membayar kembali. Tuhan karena belas kasih-Nya telah menghapus segala hutang kita begitu saja. Kita hendaknya bercermin pada Tuhan dan memaafkan sesama kita. Orang yang tidak mau mengampuni, mengucilkan diri dari kerajaan Allah. Dan orang yang hanya berpegang pada keadilan, berdiri di pintunya saja.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

“Ampunilah saudaramu, bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”

Sekali peristiwa Petrus datang kepada Yesus dan berkata, “Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya, “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Ketika ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isteri dan segala miliknya untuk membayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah Dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain, yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskan segala hutang itu. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Maka raja itu menyuruh memanggil hamba pertama tadi dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat! Seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonnya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Demikianlah Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.”

Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Doa Umat

Kristus bersabda, “Ampunilah saudaramu, bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Marilah kita mohon kepada Allah supaya kita, umat-Nya, yang telah mengalami kasih Allah, membawa kegembiraan pengampunan kepada dunia.

Bagi semua Gereja kristiani yang sudah lama terpecah belah oleh dendam dan keangkuhan.
Ya Bapa, semoga Gereja-gereja dipersatukan kembali dalam persatuan Injil serta dalam kasih Kristus.
Marilah berdoa …
Tuhan, tolonglah kami untuk mengampuni dengan sepenuh hati.

Bagi mereka yang melibatkan diri untuk membela keadilan dan pejuang hak asasi manusia.
Ya Bapa, semoga para pembela dan pejuang hak asasi manusia berani mengakui dan memberantas dosa yang berakar dalam hati mereka sendiri.
Marilah berdoa, …
Tuhan, tolonglah kami untuk mengampuni dengan sepenuh hati.

Bagi pasangan-pasangan suami-istri yang hidup bedampingan, namun tanpa cinta, dan tanpa komunikasi.
Ya Bapa, semoga pasangan-pasangan yang kurang rukun dan akrab, mengambil keputusan untuk saling mengampuni, saling memahami, dan saling menghargai lagi.
Marilah berdoa, …
Tuhan, tolonglah kami untuk mengampuni dengan sepenuh hati.

Bagi kita, manusia yang lemah, dan sering bersalah.
Ya Bapa, semoga kami belajar dari Yesus Kristus untuk berbelas kasih satu sama lain, seperti Dia telah berbelas kasih kepada kami; dan semoga kami saling mengampuni dengan sepenuh hati.
Marilah berdoa, …
Tuhan, tolonglah kami untuk mengampuni dengan sepenuh hati.

Allah, Engkau begitu baik pada kami, sehingga segala kejahatan dan dosa kami tidak Kau perhitungkan. Semoga kami, manusia yang kecil dan lemah ini, dalam pergaulan kami, menunjukkan kasih yang pengampun dengan kata dan perbuatan, karena Yesus Kristus, Tuhan kami.
Amin.

Doa Persembahan

Ya Allah, dengarkanlah doa-doa permohonan kami dan terimalah dengan rela persembahan umat-Mu ini. Semoga apa yang dipersembahkan oleh kami masing-masing untuk menghormati nama-Mu, mendatangkan keselamatan untuk semua orang. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U Amin.

Antifon Komuni – Bdk. Mzm. 36:8

 Betapa berharga kasih setia-Mu, ya Allah! Kiranya anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu.

Doa Sesudah Komuni

Marilah kita berdoa:
Ya Allah, kami mohon semoga daya santapan surgawi meresapi seluruh jiwa-raga kami, agar hidp kami selalu dibimbing bukan oleh keinginan hati kami, melainkan oleh kekuatan sakramen ini yang akan mengantar kami kepada hidup yang kekal. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.
Amin.



Tinggalkan Balasan