MINGGU BIASA XXIX-A, 22 OKTOBER 2017 (Minggu Misi Sedunia)

Menghayati Hidup dalam Ekaristi/Menghayati Ekaristi dalam Hidup

Setiap orang yakin, bahwa dewasa ini orang tak boleh mengasingkan diri dari hidup kemasyarakatan. Setiap warga negara yang baik akan menunaikan tugas kewajibannya dengan semestinya. Ia harus mengikuti peraturan yang ada, membayar pajak, ikut memilih pada waktu pemilihan umum dan sebagainya. Diharapkan pula orang menunjang kemajuan kebudayaan, pendidikan, kesosialan atau politik. Apakah orang kristen mengenai hal-hal itu mempunyai kebebasan penuh? Manakah hubungan antara pembangunan duniawi dan surgawi? Apakah hubungan antara iman dan politik?
Masyarakat sipil, negara dan masyrakat iman, Gereja, memang tidak sama. Masing-masing mempunyai tugasnya. Tetapi yang menjadi warga kedua masyarakat itu sama orangnya. Ia harus menghayati pengabdiannya kepada negara, dan sekaligus kepada Tuhan. Dalam diri Yesus dapat kita lihat contohnya. Kristus mengakui hak wewenang kaisar, tetapi dalam pertentangan antara dua kekuasaan itu, Ia menunjukkan, bahwa kita “harus lebih mentaati Allah daripada manusia” (Kis 5:29).

Antifon Pembukaan – Mzm 17:6.

Aku berseru kepada-Mu, sebab Engkau mendengarkan daku, ya Allah. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah kata-kataku. Jagalah aku bagaikan biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu.

Pengantar

Yang dipuji oleh Paulus pada umat di Tesalonika, hendaknya nampak juga pada kita. Bila kita menjadi milik Kristus benar-benar, maka tiada cobaan yang akan menyebabkan berputus asa: maka iman dan harapan kita harus diwujudkan dalam amal cinta kasih dan keadilan sosial. Dengan demikian barulah kita menjadi tanda kehadiran Allah di dalam dunia dan tanda karya Roh Kudus di tengah-tengah dunia. Roh itu pernah memperalat Cyrus, seorang kaisar kafir. Juga dewasa ini Tuhan dapat berbicara melalui kaum kafir dan kaum hippi, melalui kaum atheis dan kaum kebatinan. Semua mereka itu dapat menggugah kita untuk mawas diri dan menghayati, bahwa hanya Tuhanlah yang dapat kita andalkan dan hanya kepada-Nyalah harus kita berikan yang menjadi hak-Nya.

Tobat

Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah mengingatkan kami agar kami memberikan kepada Allah yang menjadi hak-Nya.
Tuhan, kasihanilah kami.
U Tuhan, kasihanilah kami.
I Engkau mengajar kami bahwa kami ini makhluk ciptaan Allah, yang telah ditebus dan dijadikan milik-Nya yang khusus.
Kristus, kasihanilah kami.
U Kristus, kasihanilah kami.
I Engkau taat kepada Allah sampai wafat di salib, untuk mengajak kami menyerahkan diri seutuhnya kepada-Nya.
Tuhan, kasihanilah kami.
U Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pembuka

Marilah kita bedoa. (hening sejenak)
Allah yang kekal dan kuasa, ciptakanlah dalam diri kami hati yang tulus dan setia agar kami mampu melayani Engkau, ya Allah Yang Mahaagung, dengan penuh bakti dan kasih. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
U Amin.

Bacaan Pertama – Yesaya 45:1.4-6
Pada saat Yesaya berseru kepada orang-orang sebangsanya di pembuangan, maka Raja Cyrus menuju ke Babilon. Dalam kemabukan atas kemenangannya di negara-negara sekitarnya, ia membebaskan semua tawanan. Dengan demikian tanpa sadar ia memasukkan aksi politiknya ke dalam rencana Allah mengenai umat-Nya. Sementara itu terpilihnya Cyrus tidak mengurangi hak wewenang keturunan Daud. Dari keturunan Daud itulah akan dilahirkan Kristus, yang terurapi paling utama.

Pembacaan dari Kitab Yesaya:

Aku memegang tangan kanan Koresh supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya.

Beginilah firman Tuhan, “Inilah firman-Ku kepada orang yang Kuurapi, kepada Koresh yang tangan kanannya Kupegang untuk menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan melucuti raja-raja; untuk membuka pintu-pintu di depannya, supaya pintu-pintu gerbang tidak tinggal tertutup: Demi hamba-Ku Yakub, dan demi Israel pilihan-Ku, maka Aku memanggil engkau dengan namamu, dan menggelari engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku. Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku, supaya dari terbitnya matahari sampai terbenamnya orang tahu bahwa tidak ada yang lain di luar Aku; Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain.”

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 96:1.3.4.5.7-8.9-10

REF: Pujilah Tuhan, hai umat Allah, Pujilah Tuhan, hai umat Allah.

Ayat:

1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
2. Sebab mahabesarlah Tuhan, dan sangat terpuji, Ia lebih dahsyat daripada segala dewata. Sebab segala allah para bangsa adalah hampa, tetapi Tuhan, Dialah yang menjadikan langit.
3. Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya.
4. Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai seluruh bumi! Katakanlah di antara bangsa-bangsa, “Tuhan itu Raja! Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.

Bacaan Kedua – 1 Tesalonika 1:1-5b
Sebagai buku pertama Perjanjian Baru surat ini ditulis oleh Paulus sekitar tahun lima puluh dan ditujukan kepada umat di Tesalonika, yang dahulu menerima pewartaan Injil daripadanya. Ia bersyukur kepada Tuhan, karena mereka menanggapi pilihan Tuhan dengan iman, harapan dan cinta kasih yang dinamis, berkat bantuan Roh Kudus.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika:

“Kami selalu ingat akan amal imanmu, akan usaha kasihmu, dan ketekunan harapanmu.”

Salam dari Paulus, Silwanus, dan Timotius, kepada jemaat orang-orang Tesalonika yang ada dalam Allah Bapa dan dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu. Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami. Sebab kami selalu teringat akan amal imanmu, akan usaha kasihmu dan ketekunan harapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita. Saudara-saudara yang dikasihi Allah, kami tahu bahwa Allah telah memilih kamu. Sebab Injil yang kami beritakan disamapaikan kepada kamu bukan dengan kata-kata saja, melainkan juga dengan kekuatan dalam Roh Kudus dan kepastian yang kokoh.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL Flp 2:15-16

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Hendaklah kamu bersinar di dunia seperti bintang-bintang sambil berpegang pada sabda kehidupan.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Matius 22:15-21
Kaum Farisi dan kaum Herodes tidak seia sekata dalam sikap mereka terhadap penguasa penjajah. Tetapi untuk menjerat Yesus mereka rukun. Mereka mengira, takkan mungkin Ia melepaskan diri tanpa dikutuk oleh partai nasional Yahudi atau oleh penguasa Romawi. Tetapi Yesus memberitakan jawaban yang konkret dan realistis. Dan dengan demikian mereka tahu akan kewajiban mereka sebagai warga negara. Tetapi Yesus memaksa mereka terhadap Tuhan. Negara dapat menuntut uang dan pengabdian dari warga-warganya. Tetapi hanya Tuhanlah yang dapat menuntut seluruh kepribadian makhluk-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

“Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah”

Sekali peristiwa orang-orang Farisi berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama orang-orang Herodian bertanya kepada Yesus, “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan dengan jujur mengajarkan jalan Allah, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Bolehkah membayar pajak kepada kaisar atau tidak?” Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka. Maka Ia lalu berkata, “Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu!” Mereka membawa suatu dinar kepada Yesus. Maka Yesus bertanya kepada mereka, “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka, “Gambar dan tulisan kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”

Berbahagialah orang yang mendengarkan Sabda Tuhan, dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Doa Umat

Kristus bersabda, “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” Marilah kita panjatkan doa-doa kepada Allah Yang Mahakasih, tempat setiap doa dikabulkan dan beban diringankan.

Bagi Gereja
Ya Bapa, semoga karya pelayanan dan cinta kasih Gereja bagi masyarakat menjadi tanda cinta kasih-Mu kepada manusia.
Semoga umat-Mu selalu bertekun mendengarkan Sabda dan melaksanakan kehendak-Mu.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

Bagi hubungan Gereja dan negara.
Ya Bapa, berkatilah Gereja dan negara kami. Semoga Gereja dan negara dapat bekerja sama dengan baik dalam pembangunan masyarakat adil dan makmur merata
Semoga umat-Mu semakin berani terlibat untuk membangun negara sebagai bagian dari perwujudan iman kepada-Mu.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

Bagi kaum muda yang menentang masyarakat dan melarikan diri dari keluarga mereka.
Ya Bapa, dampingilah kaum muda yang tidak puas akan situasi masyarakat dan keluarga sehingga mereka dapat tumbuh secara kreatif untuk mempersiapkan diri dalam mewartakan Kerajaan-Mu di tengah-tengah masyarakat kami.
Semoga umat-Mu semakin berani terlibat dalam pendampingan bagi kaum muda demi kedewasaan iman, harapan, dan kasih mereka.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

Bagi kita bersama.
Ya Bapa, berkatilah kami agar dapat membawakan sukacita dan harapan dalam hidup bersama.
Semoga umat-Mu semakin berani terlibat dalam menegakkan kebenaran, keadilan, dan kejujuran dalam hidup bersama.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

Ya Bapa yang kekal, Engkau mengenal kami, cita-cita akan kebaikan, sukacita dan kebahagiaan kami. Kami percaya Engkaulah cahaya dunia, Engkaulah pembawa sukacita ke dunia dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu dan Tuhan kami.

Amin.

Doa Persembahan

Ya Allah, kami mohon tolonglah kami melaksanakan pelayanan altar dengan tulus hati. Semoga kami dimurnikan oleh rahmat-Mu dan disucikan oleh misteri yang kami rayakan ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.

Amin.

Antifon Komuni – Mrk 10:45

Anak Manusia datang untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.

Doa Sesudah Komuni

Marilah kita berdoa.
Ya Allah, kami mohon, semoga perayaan miseri kudus ini berguna bagi kami, dan anugerah yang berasal dari padnya menopang kami untuk hidup sekarang ini serta meneguhkan harapan kami untuk hidup abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.

Amin.



RENUNGAN

Mari Merefleksi Diri

Bacaan Injil Minggu ini berisi jebakan yang dipasang oleh para penentang Yesus. Orang-orang Farisi dan  Herodian bergabung  untuk melawan Yesus. Orang Herodian sebetulnya termasuk kelompok yang tidak disukai masyarakat banyak, tetapi didukung oleh Herodes (Mak 8:15). Mereka mewakili penguasa Romawi yang sangat pro terhadap pajak yang harus ditanggung oleh bangsa Israel. Sedang kelompok Farisi sebetulnya termasuk kelompok  yang mempunyai semangat nasionalis, anti pajak. Mereka mewakili kelompok agamis. Dua kubu yang sebetulnya berlawanan ini bersatu untuk  dalam memusuhi Yesus.

Dengan kelicikan, kecerdikan, dan tanpa malu-malu, mereka berpura-pura memuji Yesus. Mereka berpura-pura mengakui kemurnian hati dan kejujuran Yesus sebagai orang benar, yang selalu mengajarkan jalan kebenaran. Mereka juga berpura-pura bersikap ramah dengan maksud menutupi kejahatannya. Kemudian mereka mengajukan satu pertanyaan yang menjebak dan memojokkan, ”Bagaimana pendapatmu; apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar?” Dengan pertanyaan itu mereka berusaha menjerat dan menjatuhkan Yesus, agar dengan jawaban yang ke luar dari mulut-Nya sendiri orang banyak, entah itu masyarakat Yahudi ataupun para penguasa Romawi semakin memusuhi Yesus.

Yesus hidup di waktu bangsa-Nya menghadapi masa sulit karena dijajah oleh penguasa Romawi. Di tengah suasana itu bangsa Israel hampir-hampir kehilangan iman, pegangan, dan harapan mereka pada Allah. Penindasan dan penjajahan yang kadang terlalu kejam mengakibatkan sering terjadi pemberontakan. Tetapi pemberontakan yang terus menerus gagal, mengakibatkan kehidupan masyarakat semakin sulit karena ditekan oleh penguasa. Tetapi Yesus bukan termasuk tipe pemberontak, dia juga bukan seorang yang anti hukum. Yesus menghormati peraturan dan kepemimpinan para penguasa dengan syarat hukum dan kebijaksanaan mereka membawa manusia kepada kebahagiaan, persaudaraan, dan kesejahteraan.

Atas pertanyaan menjebak dari lawannya, Yesus tidak mau terpancing untuk menganjurkan atau menolak orang untuk membayar pajak kepada Kaisar. Yesus sudah mengetahui isi hati para lawannya yang mengajukan perntanyaan tadi. Dengan pertanyaan menjebak itu  Yesus dihadapkan kepada masalah yang sangat pelik. Apabila Yesus menjawab ‘Ya” Ia akan dituduh berada di pihak penjajah. Dengan demikian orang Farisi mempunyai kesempatan memandang-Nya sebagai musuh, sebagai pengkhianat bangsa Israel. Tetapi apabila menjawab “tidak” orang-orang Herodian yang hadir di tempat itu dapat menghadapkan Yesus kepada para penguasa dan menuduh-Nya sebagai pembelot, sebagai pemberontak. Setiap jawaban mengandung resiko.

Yesus tidak mau memberikan jawaban langsung ya atau tidak terhadap pertanyaan yang menjebak tersebut.  Ia tidak mau mempertentangkan antara kuasa Alah degan kepemimpinan Kaisar. Ia menunjuk bahwa setiap orang mempunyai kewajiban untuk tunduk pada Allah dan mengabdi demi kepentingan bersama. Ditegaskan bahwa mengusahakan  dan dan memperjuangkan perbaikan dalam kehidupan bersama merupakan wujud konkret pengabdian kepada Allah. Yesus pun selalu bersikap kritis terhadap setiap sistem pemerintahan yang berlawanan dengan nilai-nilai Kerajaan Allah, yaitu nilai kedamaian, keadilan, persaudaraan, dan cinta kasih. Pada prinsipnya penguasa atau pemerintahan dibentuk untuk melayani kepentingan umum, yang memungkinkan setiap warga mesyarakat dapat hidup lebih baik. Tetapi sejarah kerab berbicara yang sebaliknya. Marilah kita mencoba merefleksi diri, sebagai pemimpin di tempat kerja, di rayon, di paroki, maupun di masyarakat sekitar, apakah kita sudah mengusahakan kebaikan, keadilan dan kedamaian?  Jangan-jangan kita pun sering bertindak seperti orang Farisi dan kaum Herodian yang memojokkan Yesus dan Gereja  demi mengambil untung  untuk diri sendiri? (GEMA)

Tinggalkan Balasan