MINGGU BIASA XXVI-A, 27 September 2020

Menghayati Hidup dalam Ekaristi/Menghayati Ekaristi dalam Hidup
Benarkah orang bebas terhadap masa lampau? Rasanya pertanyaan itu harus dijawab negatif. Betapa banyak ketentuan-ketentuan, pembawa adat kebiasaan yang telah berakar, yang menjerat kehendak kita, meskipun hal itu biasanya tidak kita sadari. Kini para ahli ilmu jiwa dan ilmu pendidikan berusaha menguraikan tali-temali yang tak keruan itu. Juga dalam bidang sosial orang berusaha melepaskan diri dari ketentuan-ketentuan lama, agar dapat membebaskan hari esok.
Di dalam injil tiada sesuatu yang tak dapat ditarik kembali. Selalu kita dengar ajakan untuk bertobat secara pribadi. Kita tetap bebas untuk mengubah cara hidup kita yang lalu. Memang dalam prakteknya banyak kemungkinan-kemungkinan yang semula terbuka, tetapi lambat laun lalu tertutup. Tetapi di dunia ini sikap kita terhadap Tuhan tak pernah tetap tak berubah. Semula semangat ita berkobar-kobar, tetapi kemudian datanglah rasa lesu dan acuh tak acuh. Tetapi sebaliknya sesudah lam acuh tak acuh, tiba-tiba timbullah cinta kasih yang mendalam. Barangsiap percaya akan belas kasih Tuhan dan mendengarkan sabda-Nya, akan selamat.

Antifon Pembukaan – Bdk.Est. 3:2-3

 Segala sesuatu yang Engkau perbuat atas kami, ya Tuhan, telah Engkau putuskan dengan benar. Sebab, kami telah berdosa terhadap-Mu dan tidak mematuhi perintah-perintah-Mu. Tetapi, muliakanlah nama-Mu, dan perlakukanlah kami seturut besarnya belaskasih-Mu.

Pengantar

Mungkin tanpa kita sangka dan tanpa kita sadari kita terikat pada masa lampau. Adat istiadat, kebiasaan suku dan keluarga, cerita dan kepercayaan masyarakat, pengalaman-pengalaman pribadi, mau tak mau kita bawa serta. Sering kita ingin meninggalkan dan melupakan masa lampau itu, terutama kejadian dan situasi yang tak menyenangkan.
Bacaan-bacaan hari ini mau menanggapi keinginan untuk memulai dengan halaman-halaman baru dan menutup yang lama. Apa pun yang telah terjadi, Tuhan selalu memberi kesempatan baru, asal kita percaya kepada-Nya dan mengubah hidup kita disesuaikan dengan iman kita.

Seruan Tobat

Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah memanggil kami untuk mengikuti Dikau sepenuhnya.
Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau melepaskan kami dari belenggu-belenggu dosa masa lampau.
Kristus, kasihanilah kami.

Engkau mau membimbing kami menuju dunia baru.
Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pembuka

Marilah kita bedoa. (hening sejenak)
Ya Allah, Engkau menyatakan kuasa-Mu yang tak terhingga terutama dengan menyayangi dan mengasihani kami. Lipat gandakanlah rahmat-Mu atas kami agar mengejar hidup yang Engkau janjikan dan kelak mendapat bagian dalam suka cita surgawi. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.

Bacaan Pertama – Yehezkiel (18:25-28)
Nabi Yehezkiel di sini mengarahkan kepada suatu revolusi dalam ajaran mengenai pahala. Dahulu hal itu diperuntukkan seluruh umat, tetapi sekarang menjadi urusan pribadi. Allah yang hidup tak jemu-jemunya memberi daya hidup kepada siapa saja, tanpa mengingat masa lampaunya. Bila orang membuka diri terhadap cinta kasih Allah, maka hal itu berarti pertobatan yang benar-benar, yang membuka jalan kepada masa depan yang cerah.

Pembacaan dari Nubuat Yehezkiel:

“Kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya, ia akan menyelamatkan nyawanya.”

Beginilah firman Tuhan Allah, “Kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Dengarlah dulu, hai kaum Israel! Apakah tindakan-Ku yang tidak tepat, ataukah tindakanmu yang tidak tepat? Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan sehingga ia mati, ia harus mati karena kecurangan yang dilakukannya. Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya dan ia melakukan keadilan serta kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya. Ia insaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, maka ia pasti hidup, ia tidak akan mati.”

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 25:4-5.6-7.8-9; Ref: lh.6a

Ulangan: Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.

Ayat:
1. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku; Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.
2. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala. Dosa-dosaku pada waktu muda, dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kauingat, tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.
3. Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.

Bacaan Kedua – Filipi. 2:1-11
Apakah ada perselisihan di antara umat Filipi? Sekurang-kurangnya Paulus menganjurkan agar kerukunan diusahakan sungguh-sungguh. Asal orang mau menerima dan melayani sesamanya seturut teladan Kristus, maka ragi perselisihan takkan berdaya dan kerukunan dapat dibangun.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi:

“Dalam hidupmu bersama hendaknya kamu bersikap seperti Kristus Yesus”.

Saudara-saudara, dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belaskasihan. Maka sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: Hendaklah kamu sehati sepikir dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau pujian yang sia-sia. Sebaliknya dengan rendah hati anggaplah orang lain lebih utama daripada dirimu sendiri. Janganlah masing-masing hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, melainkan kepentingan orang lain juga. Dalam hidupmu bersama hendaklah kamu bersikap seperti Kristus Yesus. Walaupun dalam rupa Allah, Ia tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan menganugerahi-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuklututlah segala yang ada di langit, yang ada di atas dan di bawah bumi, dan bagi kemuliaan Allah Bapa segala lidah mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL Yoh 10:17

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan, Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Matius 21:28-32
Dengan menerima para pendosa, yang telah dikucilkan dari masyarakat, Yesus telah melepaskan mereka dari tekanan masa lampau yang penuh dosa. Di hadapan Allah, orang harus mau mengakui lebih dahulu bahwa ia seorang pendosa. Kedua anak di sini juga memerlukan pengampunan, (Rom, 11:32). Yang pertama menyanggupi, tetapi tidak melaksanakan; yang kedua tidak sanggup, tetapi akhirnya melepaskan. Orang kedua ini bertobat, dan itulah yang diperhitungkan. Ia taat dalam iman, dan itulah ciri kedua kebebasan kristen, yang dibawa oleh Yesus. “Bukan setiap orang yang berseru ’Tuhan, Tuhan’, yang akan memasuki Kerajaan Surga, melainkan yang melakukan kehendak Bapa-Ku di Surga”(Mat 7:21).

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

“Yohanes Pembaptis datang dan orang-orang berdosa percaya kepadanya.”

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi, “Bagaimana pendapatmu? Ada orang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada yang sulung dan berkata, ‘Anakku, pergilah bekerja di kebun anggur hari ini!’ Jawab anak itu, ‘Baik, Bapa.’ Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab, ‘Tidak mau!’ Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. Siapakah di antara kedua orang anak itu yang melakukan kehendak ayahnya?” Jawab mereka, “Yang terakhir!” Maka berkatalah Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan para pelacur akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan para pelacur percaya kepadanya. Dan meskipun melihatnya, kamu tetap tidak menyesal, dan kamu tidak juga percaya kepadanya.”

Berbahagialah orang yang mendengarkan Sabda Tuhan, dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Doa Umat

Keterbukaan hati dan kerendahan hari di hadapan Allah akan menuntun kita untuk masuk ke dalam kerajaan-Nya. Marilah kita berdoa kepada Allah Bapa kita yang senantiasa mendengarkan doa yang dipanjatkan dengan rendah hati.

Bagi Gereja kita.
Ya Bapa, curahilah seluruh umat-Mu, semangat keruLmrnti dalam Kristus, Putra-Mu, agar seia sekata dalam gerak tindak.
Persatukanlah kami dalam kasih dan kebenaran-Mu.

Bagi para penanggung jawab dalam masyarakat.
Ya Bapa, dampingilah para penanggung jawab dalarn masyarakat kami agar berhasil memajukan kerukunan dan persatuan sehingga semakin mampu membahagiakan semua orang.
Tuntunlah mereka untuk setia dengan tugas pelayanan mereka sesuai dengan kehendak-Mu.

Bagi mereka yang ditahan atau ditawan.
Ya Bapa, tabahkanlah hati mereka yang ditahan atau ditawan agar jangan sampai putus asa, melainkan yakin bahwa kami berusaha supaya mereka mendapat kesempatan hidup lagi.
Teguhkanlah kami dalam mewartakan pembebasan yang sejati bagi setiap jiwa dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami.

Bagi kita semua di sini.
Ya Bapa, terangilah kami agar lebih mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan diri kami masing-masing.
Ajarilah kami untuk memahami bahwa anugerah keselamatan-Mu hadir di tengah-tengah kami bagi seluruh umat manusia.

Allah Bapa kami Yang Mahakudus, Engkaulah yang menghendaki agar kami selalu bertobat dan dengan demikian menempuh jalan menuju kebahagiaan. Berilah kami keterbukaan hati untuk meneladan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan bertakhta sepanjang masa.
Amin.

Doa Persembahan

Allah yang berbelas kasih, berkenanlah menerima persembahan kami ini. Jadikanlah kurban ini sumber segala berkat untuk umat-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
Amin.

Antifon Komuni – Mzm. 119:49-50

 Ingatlah, ya Tuhan, Firman yang Engkau sampaikan kepada hamba-Mu, dengannya Engkau memberi harapan kepadaku. Itulah penghiburanku di saat aku terpukul.

Atau – 1Yoh. 3:16
 Dengan inilah kita mengenal kasih Kristus; Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita. Jadi, kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.

Doa Sesudah Komuni

Marilah kita berdoa.
Ya Allah, semoga perjamuan surgawi ini memulihkan badan dan jiwa kami. Semoga kami, yang ikut serta dalam kenangan akan sengsara dan wafat Putra-Mu, menjadi ahli waris bersama Dia dalam kemuliaan, dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.
Amin.



Tinggalkan Balasan