MINGGU BIASA XXVII-A, 4 Oktober 2020

Menghayati Hidup dalam Ekaristi/Menghayati Ekaristi dalam Hidup
Tugas mendidik sering mengecewakan. Sebab sekalipun membentuk manusia itu mengasyikkan, namun hasilnya tidak selalu selaras dengan harapan semula. Apa lagi kalau seluruh bakat dan cinta kasihnya telah dicurahkan sampai tuntas, tetapi ditanggapi dengan kemalasan dan egoisme, sehingga segala usahanya sia-sia. Hal yang demikian itu akan membuat si pendidik lesu dan mungkin putus asa.
Sebagai pendidik yang baik, Tuhan dalam kasih sayang kebapaan-Nya mau mendekatkan kita kepada-Nya. Betapa banyak kekurangan kita, namun Ia tetap setia melaksanakan rencana kasih sayang-Nya. Bahkan Putera-Nya yang tunggal direlakan-Nya bagi kita. Selanjutnya Kristus sendiri yang menjadi pokok anggur dan kita ranting-rantingnya. Asal kita tetap bersatu dengan-Nya dengan melakukan kehendak Bapa-Nya, maka kita ikut serta dalam karya penebusan-Nya dan akan menghasilkan buah melimpah (Yoh 15:1-10)

Antifon Pembukaan – Bdk.Est. 3:2-3

 Semesta alam takluk kepada kehendak-Mu, ya Tuhan, dan tidak ada yang dapat menentangnya. Sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu, langit dan bumi serta segala isinya. Engkaulah Tuhan atas semesta alam.

Pengantar

Allah senantiasa memperhatikan setiap pertumbuhan umat-Nya walau tanggapan umat tidak seperti yang diharapkan-Nya. Namun, Allah tetap Allah Penolong dan sumber damai sejahtera seperti peneguhan Paulus kepada Umat Filipi yang mudah cemas dan khawatir. Gereja pun dipanggil untuk melaksanakan kehendak Allah dengan menggarap kebun anggur-Nya, dengan terus memurnikan hidup batin dari unsur-unsur yang menjauhkan kehadiran Yesus.

Seruan Tobat

Tuhan Yesus Kristus, Engkau tidak puas melihat hasil penggarap-penggarap kebun anggur-Mu yang lama.
Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau telah membuat kebun anggur baru, yaitu Gereja dan menyerahkan penggarapannya kepada umat-Mu yang baru dengan harapan akan mendapat hasil yang melimpah.
Kristus, kasihanilah kami.

Engkau tak jemu-jemunya membimbing kami, para penggarap kebun anggur baru agar mampu melaksanakan tugas kami dengan gembira dan dengan semangat cinta kasih.
Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pembuka

Marilah kita bedoa. (hening sejenak)
Allah Yang Mahakuasa dan kekal, kebaikan-Mu tiada tara, jauh melampaui segala yang kami mohon dan jauh melebihi jasa-jasa kami. Curahkan belas kasih-Mu atas kami, singkirkanlah segala yang menggelisahkan hati kami, dan tambahkanlah apa yang belum terungkap dalam doa-doa kami ini. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.

Bacaan Pertama – Yesaya 5:1-7
Kebun anggur Tuhan tiada lain adalah Umat Allah. Secara amat detail, Allah telah memperhatikan perkembangan kebun itu, dari mencangkul, menanam bibit, sampai dengan mendirikan menara penjaga. Namun segala jerih lelah itu sia-sia sebab kebun anggur menghasilkan anggur yang asam. Pengharapan ini membuahkan kekecewaan. Allah telah memperhatikan umat-Nya, menjaga, dan merawat. Allah memenuhi segala kebutuhan umat-Nya. Namun, cinta kasih ini membuahkan kekecewaan karena umat tidak menghasilkan buah yang menyenangkan Allah. Allah membiarkan mereka merasakan upah atas perilaku mereka sendiri yang berujung pada kehancuran.

Pembacaan dari Kitab Yesaya:

“Kebun anggur Tuhan semesta alam ialah kaum Israel.”

Aku hendak menyanyikan lagu tentang kekasihku, lagu kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur. Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lubang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang masam. Maka, sekarang, hai penduduk Yerusalem dan orang Yehuda, adililah Aku dan kebun anggur-Ku itu. Apakah yang masih harus Kuperbuat untuk kebun anggur-Ku itu yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya ia menghasilkan buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam? Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar durinya sehingga kebun itu dimakan habis. Aku akan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak; Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuhlah putri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan supaya jangan menurunkan hujan di atasnya. Kebun anggur Tuhan semesta alam itu ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya; dinantikan-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman; dinantikan-Nya kebenaran, tetapi hanya ada keonaran.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 80:9-112.13-14.15-16.19,20

Ref.: Ya Tuhan, lindungi kami di dalam kesesakan.

Ayat:

1. Telah Kauambil pohon anggur dari Mesir; Kauhalau bangsa-bangsa, lalu Kautanam pohon itu. Dijulurkannya ranting-rantingnya sampai ke laut, dan pucuk-pucuknya sampai ke Sungai Efrat.

2. Mengapa Engkau menggempur temboknya, sehingga ia dipetik oleh setiap orang yang lewat? Babi hutan menggerogotinya dan binatang-binatang di padang memakannya.

3. Ya Allah semesta alam, kembalilah, pandanglah dari langit dan lihatlah! Tengoklah pohon anggur ini, lindungilah batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu!

4. Maka kami tidak akan menyimpang dari pada-Mu; biarlah kami hidup, maka kami akan menyerukan nama-Mu. Ya Tuhan, Allah semesta alam, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka selamatlah kami.

Bacaan Kedua – Filipi. 4:6-9
Umat Filipi mudah sekali cemas dan khawatir dalam menjalani peziarahan hidupnya sehingga mereka menjalani hidup dengan penuh keraguan. Mereka menjumpai dalam hidup mereka yang baik muncul kesulitan dan penderitaan. Dalam keadaan itu, Paulus meneguhkan bahwa Allah selalu menolong: Allah menjadi sumber damai sejahtera. Untuk itu, bertekunlah dalam rasa syukur, berani memohon, dan tetaplah melaksanakan perilaku yang baik sesuai dengan ajaran-ajaran suci.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi:

Lakukanlah semua yang telah kamu lihat padaku, maka Allah, sumber damai sejahtera, akan menyertai kamu“.

Saudara-saudara, janganlah kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Maka damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Jadi, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, itulah yang harus kamu pikirkan. Dan apa yang telah kamu pelajari, apa yang telah kamu terima, apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu! Maka Allah, sumber damai sejahtera, akan menyertai kamu.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL Yoh 15:16

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Aku telah memilih kamu dari dunia supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap, Sabda Tuhan.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Matius 21:33-43
Kasih Allah pada awal mulanya diserahkan kepada Bangsa Israel, kini diserahkan kepada Gereja. Gereja dipanggil untuk melakukan kehendak Allah, yaitu menjadi penggarap kebuh anggur. Namun, perilaku Israel juga dapat terjadi dalam diri Gereja, yaitu ingin merebut kepemilikan kebun. Perilaku merebut kebun merupakan tindakan kejahatan. Setiap pengikut Kristus harus memurnikan hidup batin dari unsur-unsur yang menjauhkan kehadiran Yesus sendiri yang mau menyelamatkan. Pengikut Kristus harus terus-menerus menyadari sisi-sisi ilahi dalam hidupnya. Mereka hendaknya membiarkan Tuhan berkarya dalam hidupnya. Setiap orang bertugas menggarap hidup, tetapi bukan untuk memiliki hidupnya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Kebun anggur itu akan ia sewakan kepada penggarap-penggarap lain.”

Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi, “Dengarkanlah perumpamaan ini. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lubang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: yang seorang mereka pukuli, yang lain mereka bunuh, dan yang lain lagi mereka lempari dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang pertama. Tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya tuan itu menyuruh anaknya kepada mereka, pikirnya, ‘Anakku akan mereka segani.’ Tetapi, ketika para penggarap itu melihat anak itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: ‘Ia adalah ahli waris! Mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita.’ Maka mereka menangkap dia, dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?” Kata imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi kepada Yesus, “Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan ia sewakan kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasil kepadanya pada waktunya.” Kata Yesus kepada mereka: “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru? Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu Aku berkata kepadamu, ‘Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.”

Berbahagialah orang yang mendengarkan Sabda Tuhan, dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Doa Umat

Kerajaan Allah akan diberikan kepada setiap orang yang terbuka akan rahmat panggilan-Nya untuk menghasilkan buah. Marilah kita panjatkan doa-doa kita agar kita selalu memiliki hati yang terbuka dalam menerima Kerajaan-Nya yang nyata di tengah-tengah kita.

Bagi Gereja, Umat Allah.
Ya Bapa, berkatilah kami sebagai Umat Allah agar selalu hidup sesuai dengan panggilan kami, serta berani memberi kesaksian tentang penyelenggaraan-Mu, kekudusan dan kebaikan-Mu.
Marilah kita mohon, ….
Tuhan, dengarkanlah doa umat-Mu.

Bagi Gereja-gereja yang masih muda.
Ya Bapa, semoga Gereja-gereja muda menerima nilai-nilai Injil secara utuh, dan menjadikannya bagian integral dari budaya dan adat mereka. Semoga mereka memberi kesaksian tentang kekuatan Kristus serta Injil-Nya yang membebaskan.
Marilah kita mohon, ….
Tuhan, dengarkanlah doa umat-Mu.

Bagi saudara-saudari kita yang sudah meninggal.
Ya Bapa, sudilah menerima kebaikan yang telah mereka lakukan semasa hidupnya, serta menganugerahkan kedamaian dan kebahagiaan kekal kepada mereka.
Marilah kita mohon, ….
Tuhan, dengarkanlah doa umat-Mu.

Bagi kita semua yang berkumpul di tempat ini.
Ya Bapa, semoga hati dan budi kami selalu terarah kepada segala sesuatu yang baik, terhormat, jujur dan adil sehingga hidup kami benar-benar sesuai dengan Injil yang kami imani.
Marilah kita mohon, ….
Tuhan, dengarkanlah doa umat-Mu.

Allah, Bapa kami, Putera-Mu telah mengajarkan kepada kami bahwa Engkau dekat dengan kami, umat-Mu. Peliharalah kami supaya tetap bersatu dengan Putera-Mu, dan mengabdi kepada-Mu dengan setia. Demi Kritus, tuhan dan Pengantara kami

Amin.

Doa Persembahan

Kami mohon ya Allah, terimalah kurban yang kami persembahkan seturut perintah-Mu sendiri. Sudilah menyelesaikan karya penebusan-Mu dalam diri kami, berkat misteri suci yang kami rayakan sebagai tugas pengabdian kami, hamba-hamba-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
Amin.

Antifon Komuni – Rat.3:25

 Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.

Doa Sesudah Komuni

Marilah kita berdoa.
Allah Yang Mahakuasa, puaskanlah rasa lapar dan dahaga kami dengan sakramen yang telah kami terima. Buatlah kami makin menyatu dengan Kristus, Putra-Mu, yang Tubuh-Nya telah kami sambut. Dialah Tuhan kami yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.
Amin.



RENUNGAN:

“Jadilah Penggarap yang Bertanggungjawab…”

Kidung Yesaya mengungkapkan kegeraman Allah kepada bangsa Israel yang disebabkan oleh ketidaktaatan mereka pada Allah. Demi menyelamatkan mereka dari murka Allah, Yesaya melalui kidung nyanyian, datang memberi peringatan kepada bangsa Israel tentang pengadilan Allah sudah dekat. Hal serupa yang disampaikan oleh rasul para bangsa St. Paulus kepada kepada jemaat di Filipi. Hendaklah senantiasa berdoa, memohon dan mengucap syukur kepada Allah sesuai apa yang diajarkan oleh Yesus, bertekunlah dalam doa dan ucapkalah syukur kepada-Nya sehingga Allah yang adalah damai sejahtera menyertai semua.

Dalam Injil Matius, Yesus memberikan pesan berupa perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur. Kehadiran para hamba yang dimintai oleh tuannya untuk memungut hasil kerja para penggarap tidak membuahkan hasil, malahan para penggarap membunuh para hamba suruhan tuannya bahkan anak tuan itu sendiri menjadi korbannya. Dalam perumpamaan tersebut Yesus sebenarnya hendak menjelaskan tentang kehadiran-Nya di dunia. Sejak zaman para nabi hingga kehadiran Putra Allah sendiri menjadi jawaban atas totalitas diri Yesus. Yesus meminta kita suatu pertanggungjawaban atas tata laku kehidupan kemanusiaan kita. Yesus hendak mengajak kita untuk menjadi penggarap yang menghasilkan buah-buah kebaikan. Bukan memusnahkan Kehidupan itu sendiri. Maka apa yang hendak kita lakukan?

Saudara-i yang terkasih dalam Kristus, jadilah penggarap yang senantiasa bertanggungjawab atas apa yang dikehendaki Allah untuk kita perbuat. “Seorang Kristen di zaman sekarang tidak revolusioner, bukanlah orang Kristen”, demikianlah ungkapan Paus Fransiskus yang saya temukan dibelakang sampul DOCAT. Apa yang sebenarnya hendak dimaksud Bapa Paus? Supaya kita senantiasa menunjukkan identitas hidup kita sebagai orang Kristen dengan menghasilkan buah-buah kebaikan sebagai bentuk pertanggungjawaban kita kepada-Nya sehingga kita senantiasa ada dalam damai sejaterah-Nya. Amin (Fr.Win- praUnio Padang)

Tinggalkan Balasan