MINGGU BIASA XXVII/c, 2 OKTOBER 2016

Menghayati Ekaristi dalam Hidup dan Menghayati Hidup dalam Ekaristi

Tiada yang dapat mengaburkan kepribadian seseorang selain kesepian. Barang siapa tak mau mengadakan kontak dengan orang lain, entah lewat perkenalan entah lewat persahabatan akan menjadi keras dan kejam. Sahabat-sahabat saling memperkaya karena saling mempercaya. Dalam dunia usaha pun kini relasi antar pribadi semakin diperkembangkan. Tetapi perlu kiranya kontak-kontak itu diadakan dalam suasana saling percaya. Bagi siapa pun menerima atau memberi hendaknya dianggap sama nilainya.
Satu-satunya yang patut mendapat kepercayaan penuh ialah Tuhan. Dan kepercayaan itulah yang disebut iman. Dengan itu kita mengakui, bahwa kita dipanggil oleh-Nya untuk ikut serta dalam hidup Putera-Nya. Percaya akan sabda-Nya yang menyatakan kebenaran. Percaya akan pribadi-Nya, yang cinta kasih-Nya selalu mendorong kita. Percaya yang merupakan anugerah tersendiri, yang dicurahkan kepada kita lewat Roh-Nya dan terus menerus dihidupkan-Nya, asal kita mohon (Luk 17:5) dan selalu terbuka terhadap kerasulan tanpa pamrih.

Antifon Pembukaan — Est. 3:2-3

Semesta alam takluk kepada kehendak-Mu, ya Tuhan, dan tidak ada yang dapat menentangnya. Sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu, langit dan bumi serta segala isinya, Engkaulah Tuhan atas semesta alam.

Pengantar

Roh Allah yang telah diterima dalam baptisan memampukan manusia untuk hidup dan memberikan kesaksian akan Kristus. “Jangan engkau malu memberikan kesaksian tentang Tuhan kita”, demikian kata Paulus kepada Timotius. Memang semua bukan karena jasa dan keberhasilan kita, melainkan karena Allahlah yang memberikan semuanya itu. Dengan keyakinan bahwa tugas kerasulan adalah penyelenggaraan Allah, maka manusia akan menjadi rendah hati dan tulus dalam menjalani hidup. Memang dibutuhkan iman yang kuat kendati hanya sebesar biji sesawi.

Seruan Tobat

Tuhan Yesus Kristus, Engkau menghendaki agar kami memiliki iman yang kuat dan mempercayakan diri kami kepada-Mu.
Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau telah membelenggu Santo Paulus dalam iman, serta memberinya bantuan Roh Kudus.
Kristus, kasihanilah kami.

Engkaulah Sabda Allah, yang ditaburkan dalam hati kami agar benih iman itu tumbuh, berkembang, dan menghasilkan buah.
Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pembukaan

Marilah berdoa:
Allah Bapa yang maha baik,
kami bersyukur atas iman yang telah Kauanugerahkan kepada kami.
Kami mohon semoga iman kami semakin berkembang dan berbuah secara nyata dalam cinta kasih kepada-Mu dan kepada sesama.
Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.

Bacaan Pertama –Habakuk 1:2-3; 2:2-4
Dalam saat-saat gelap, orang yang telah hidup baik dapat mengalami kesepian, bahkan ia dapat merasa Allah telah meninggalkannya. Dalam kesulitan ini, Nabi Habakuk mengeluh kepada Tuhan, Ia menanyakan kasih setia Tuhan. Dan, Tuhan memberikan jawaban bahwa selama hidup hendaknya percaya kepada Tuhan. Orang yang tekun bertahan dalam iman akan selamat. Orang benar akan hidup oleh karena kepercayaannya.

“orang benar akan hidup berkat imannya”

Pembacaan dari Nubuat Habakuk:
Tuhan, berapa lama lagi aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu ‘Penindasan!’ tetapi tidak Kautolong? Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku menyaksikan kelaliman? Ya, aniaya dan kekerasan ada di depan mataku; perbantahan dan pertikaian terjadi di sekitarku. Lalu Tuhan menjawab aku, demikian, “Catatlah penglihatan ini, guratlah pada loh batu agar mudah terbaca. Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi segera akan terpenuhi dan tidak berdusta. Bila pemenuhannya tertunda, nantikanlah, akhirnya pasti akan datang, dan tidak batal! Sungguh, orang yang sombong tidak lurus hatinya, tetapi orang benar akan hidup berkat imannya.”

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Singkirkanlah penghalang sabda-mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.

Mazmur 96:1-2.6-7.8-9; Ul: 8.
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan, bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan lagu syukur, bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian Mazmur.
2. Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita; kita ini umat gembalaan-Nya serta kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, jangan bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.

Bacaan Kedua – 2 Timotius 1:6-8.13-14
Iman akan kasih Allah dalam peristiwa baptisan hendaknya terus-menerus menjadi dasar perjuangan mewartakan Injil. Dalam baptisan itu, orang telah menerima Roh Allah yang telah diterima ini senantiasa akan memampukan orang memberi kesaksian akan Kristus sekalipun dalam penganiayaan.

“Janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita”

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius:
Saudaraku terkasih, aku memperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu berkat penumpangan tanganku. Sebab Allah memberi kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita, dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Tuhan. Tetapi berkat kekuatan Allah, ikutlah menderita bagi Injil-Nya! Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat, dan lakukanlah itu dalam iman serta kasih dalam Kristus Yesus. Berkat Roh Kudus yang diam di dalam kita, peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita.

Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL – 1Pet 1:25

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya; inilah Firman yang disampaikan Injil kepada kamu.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Lukas 17:5-10
Dalam menghadapi berbagai tugas yang sulit, dibutuhkan iman yang tulen. Orang yang beriman tulen berarti ia sungguh-sungguh percaya akan penyelenggaraan Tuhan. Dalam iman yang sedikit namun tulen, orang yang percaya akan tetap berani mengemban tugas-tugas yang tampaknya mustahil, dan ia akan berhasil. Selain itu dalam keyakinan tulen itu, orang akan selalu melakukan tugas kerasulannya dengan rendah hati dan tulus. Ia tidak suka menyombongkan prestasi dan tidak menuntut ganjaran dari Tuhan karena telah melakukan kerasulannya.

“Sekiranya kamu mempunyai iman!”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Sekali peristiwa, setelah Yesus menyampaikan beberapa nasihat, para rasul berkata kepada-Nya, “Tuhan, tambahkanlah iman kami!” Tetapi Tuhan menjawab, “Sekiranya kamu memiliki iman sebesar biji sesawi, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini, ‘Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut’ dan pohon itu akan menuruti perintahmu.” Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu waktu ia pulang dari ladang ‘Mari segera makan’? Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu ‘Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai aku selesai makan dan minum; dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum’? Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata, ‘Kami ini hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan.”

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Umat

Saudara-saudara, tali pengikat komunitas kita ialah iman, pengharapan dan kasih. Marilah kita mohon kepada Allah supaya diberi iman yang setia dan dinamis, iman yang bertahan dalam segala pencobaan.

Bagi Gereja, Umat Allah.
Ya Bapa, semoga segala perubahan dan pembaharuan yang terjadi pada zaman ini tidak membuat para pemimpin dan umat Gereja menjadi panik atau bingung sehingga memisahkan diri dari masyarakat umum; semoga iman kami cukup kuat untuk menghadapi tantangan dan resiko-resiko yang kami temui.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

Bagi para pemimpin bangsa kami.
Ya Bapa berilah kerendahan hati dan semangat pelayanan kepada para pemimpin bangsa kami.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

Bagi orang-orang yang tersandung dan terguncang oleh masalah kejahatan di dunia, juga bagi orang-orang yang menjadi korban perang, kekerasan, dan ketidakadilan. Ya Bapa, semoga mereka semua tetap percaya kepada Allah Yang Mahaadil, Pengasih, dan Penyayang.

Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

Bagi kita semua yang berhimpun di sini.
Ya Bapa, semoga kebaikan dan kegembiraan kami menjadi isyarat bagi semua orang bahwa Allah hidup di tengah-tengah kami.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

Tuhan, Allah kami, sejak dahulu Gereja selalu menghayati imannya dengan hati-hati dan bijaksana. Berilah kami iman yang tegas, yang membuat kami berani membangun dunia baru, suatu dunia yang lebih cocok dengan cita-cita-Mu, oleh kekuatan yang kami peroleh dari Yesus Kristus, Tuhan kami.
Amin.

Doa Persembahan

Ya Allah,
berkenanlah menerima persembahan kami ini.
Kuatkanlah iman kami melalui keikutsertaan kami dalam mengenangkan sengsara, wafat,
dan kebangkitan Putra-Mu yang membawa keselamatan bagi kami ini. Sebab, Dialah Tuhan, Pengantara kami.
Amin

Antifon Komuni – Rat. 3:25

Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.

Doa Penutup

Marilah berdoa:
Ya Allah, semoga melalui keikutsertaan kami dalam perjamuan kudus-Mu ini,
Engkau berkenan mempertebal iman. Ajarilah kami untuk mengasihi Engkau dan sesama,
baik dalam kata maupun tindakan, sebagai perwujudan nyata iman kami menuju kepada tanah air surgawi. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami.
Amin.

Renungan Hari ini: MENJADI HAMBA SETIA (Renungan Hari Minggu Biasa XXVII, 2 Oktober 2016)….Klik disini!!

Tinggalkan Balasan