MINGGU BIASA XXX-A, 25 OKTOBER 2020

Menghayati Hidup dalam Ekaristi/Menghayati Ekaristi dalam Hidup
Urbanisasi di negara kita tidak semakin berkurang, melainkan melaju dengan pesat. Orang dari pelosok-pelosok berbondong-bondong pindah ke kota mau mengadu nasib. Mereka meninggalkan kampung halaman, orang tua, dan sering juga isteri dan anak-anak, dengan harapan dapat hidup yang lebih layak di kota besar. Tetapi banyak sekali yang mengalami kekecewaan. Tak ada orang yang memperhatikan, tak ada tempat tinggal, tak ada pekerjaan yang dapat mereka kerjakan da kesulitan-kesulitan seribu satu macam. Maka tidaklah mengherankan, kalau mereka dihinggapi oleh semangat tidak puas, sakit hati dan memberontak terhadap masyarakat yang egoistis di kota-kota: yang mencari kesukaannya sendiri dan tidak mau mengenal orang miskin, bahkan membuangnya seperti sampah.
Bila kita bertemu dengan orang yang asing baig kita, maka Kristuslah yang menyapa kita dan meminta cinta kasih kita (Mat 25:35). Kita hendaknya menyapa dia sebagai manusia, bahkan sebagai saudara dalam Kristus. Sikap ramah penuh cinta kasih itu harus menerobos benteng-benteng penghalang cinta kasih sejati. Hendaknya kita perluas, kita masukkan ke dalam rencana sosial umat dan masyarakat kita tau lebih luas lagi. Maka wajiblah kita mendorong aksi-aksi sosial yang dilancarkan oleh berbagai organisasi lokan dan internasional.

Antifon Pembukaan – Mzm 105:3-4.

Bersukacitalah hati orang yang mencari Tuhan! Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya!

Pengantar

Seringkali kita tergoda untuk meninabobokkan diri dan berpuas diri; tiada kejahatan yang kita lakukan dan tiada pula yang pantas ditegus pada kita, sebab selalu kita mematuhi hukum dan peraturan yang ada. Makin lama kita makin membiarkan diri diselimuti oleh kebaikan kita sendiri dan tak peka lagi terhadap kebutuhan dan persoalan yang nyata. Tetapi dewasa ini sikap mental yang demikian itu diprotes. Beriman, mengabdi Tuhan adalah tugas yang tak ada habis-habisnya dan meliputi seluruh tingkah laku kita. Perintah menaruh cinta kasih kepada Tuhan tak terpisahkan dari cinta kasih kepada sesama. Perayaan Ekaristi hari ini semoga merupakan kesempatan baik bagi kita untuk mawas diri.

Seruan Tobat

Tuhan Yesus Kristus, kami mengakui bahwa kami sering melupakan Dikau karena lebih mengutamakan pengabdian kepada uang, pangkat dan hormat.
Tuhan, kasihanilah kami.

Kami mengakui, bahwa sering melupakan sesama karena menganiaya, menyakiti hati, memfitnah sesama.
Kristus, kasihanilah kami.

Kami mengakui, bahwa kami sering terlalu cinta diri, karena menyombongkan diri, tidak jujur, merugikan sesama dan kurang mementingkan kebutuhan umum.
Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pembuka

Marilah kita bedoa. (hening sejenak)
Allah yang kekal dan kuasa, ciptakanlah dalam diri kami hati yang tulus dan setia agar kami mampu melayani Engkau, ya Allah Yang Mahaagung, dengan penuh bakti dan kasih. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.

Bacaan Pertama – Keluaran 22:20-26
Hukum Perjanjian mengetrapkan prinsip-prinsip besar sepuluh perintah Allah pada kehidupan sosial Israel. Umat diperingatkan akan kewajiban-kewajiban terhadap yang paling lemah dan paling miskin, ialah orang-orang asing, para janda dan yatim piatu, dan semua yang sarat dengan hutang. Orang-orang Israel pernah tinggal di Mesir, di mana mereka belajar apa artinya menjadi orang miskin dan orang asing, dan mengasihi mereka. Tuhan sendiri penuh belaskasih terhadap mereka yang menderita.

Pembacaan dari Kitab Keluaran:

Jika kamu menindas seorang janda atau anak yatim, maka murka-Ku akan bangkit, dan Aku akan membunuh kamu.

Beginilah firman Tuhan, “Janganlah orang asing kautindas atau kautekan, sebab kamu pun pernah menjadi orang asing di tanah Mesir. Seorang janda atau anak yatim janganlah kamu tindas. Jika engkau sampai menindas mereka ini, pasti Aku akan mendengarkan seruan mereka. Jika mereka berseru-seru kepada-Ku dengan nyaring. Maka murka-Ku akan bangkit, dan Aku akan membunuh kamu dengan pedang, sehingga istrimu menjadi janda dan anak-anakmu menjadi yatim. Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku, yakni orang yang miskin di antaramu, janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih utang terhadap dia; dan janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya. Jika engkau sampai mengambil jubah temanmu sebagai gadai, maka haruslah engkau mengembalikannya sebelum matahari terbenam, sebab hanya itu sajalah penutup tubuhnya, hanya itulah pembalut kulitnya; jika tidak, pakai apakah ia pergi tidur? Maka, apabila ia berseru-seru kepada-Ku, Aku akan mendengarkannya sebab Aku ini pengasih.”

Demikianlah sabda Tuhan.
 Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 18:2-3a.3bc.47.51ab; Reff: 2

 

Reff: Aku mengasihi Tuhan, Dia sumber kekuatan. Hidupku ‘kan menjadi aman dalam lindungan-Nya.

Ayat:

1. Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku; ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahanan dan penyelamatku.
2. Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku! Terpujilah Tuhan, seruku; maka aku pun selamat dari para musuhku.
3. Tuhan itu hidup! Terpujilah Gunung Batuku, Tuhan mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya, Ia menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya.

Bacaan Kedua – 1 Tesalonika 1:5c-10
Umat di Tesalonika pantas menjadi teladan karena cara mereka menerima sabda Allah. Sabda Allah itu mereka hayati benar sehingga memancarkan sinarnya ke daerah-daerah sekitarnya. Maka Paulus bersyukur kepada Tuhan.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika:

“Kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk mengabdi kepada Allah dan menantikan kedatangan Anak-Nya.”

Saudara-saudara, kamu tahu bagaimana kami bekerja di antara kamu demi kepentinganmu. Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman Tuhan dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus, sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya. Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya. Di mana-mana telah tersiar kabar tentng imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah berbicara lagi tentang hal itu. Sebab mereka sendiri bercerita tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk mengabdi kepada Allah yang hidup dan benar, serta untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari surga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL Yoh 14:23

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Jika seorang mengasihi Aku, ia akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Matius 22:34-40
Orang Israel mengenal 613 pasar peratutan, yang serba sempit. Tetapi Yesus mengemukakan cinta kasih terhadap Allah dan kepada sesama. Itulah inti seluruh hukum. Dua buah hukum Perjanjian Lama itu (Ul 6:5; Im 19:8) bagi Yesus hanyalah satu saja di dalam perjanjian Baru. Cinta kasih kepada sesama manusia tidak terpisahkan dari cinta kasih kepada Allah, yang merupakan ilham dan sumber segala cinta kasih.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

” Kasihilah Tuhan Allahmu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

Ketika orang-orang Farisi mendengar bahwa Yesus telah membungkam orang-orang Saduki, berkumpullah mereka. Seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia, “Guru, hukum manakah yang terbesar dalam hukum Taurat?” jawab Yesus kepadanya, “Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang utama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

Berbahagialah orang yang mendengarkan Sabda Tuhan, dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Doa Umat

Hukum yang utama dan pertama adalah “Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu”. Marilah kita berdoa kepada Allah sebagai wujud kasih kita kepada-Nya dengan segenap jiwa dan akal budi kita.

Bagi Bapa suci, para Uskupa dan para Imam
Ya Bapa, berkatilah Bapa Suci, para Uskupa, dan para Imam agar pewartaan dan keteladanan hidup mereka membuat kami peka dan bergerak untuk berani melayani kebutuhan nyata sesama di sekitar kami.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

Bagi pra pejabat pemerintahan
Ya Bapa, terangilah para pejabat pemerintahan dengan sinar Roh Kudus-mu sehingga dalam menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat, mereka selalu berpegang pada hukum kasih, terhadap-Mu dan sesama.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

Bagi mereka yang dilupakan dan diabaikan
Ya Bapa, lindungilah mereka yang dilupakan dan diabaikan oleh lingkungan agar jangan sampai menjadi korban penindasan bagi yang lebih pandai dan lebih kuat, melainkan dapat menikmati kesejahteraan yang layak.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

Bagi kita di sini
Ya Bapa, berkatilah kami dalam usaha kami mengamalkan cinta kasih secara nyata di lingkungan kami masing-masing.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

Allah Bapa Yang Mahabaik, Engkau sangat memperhatikan kesejahteraan kami. Berilah kami semangat pengabdian yang tulus sehingga berani mengabdikan diri sepenuhnya guna pembangunan dunia baru, di mana tersedia tempat bagi setiap orang. Demi Kristus Tuhan kami.
Amin

Doa Persembahan

Ya Allah, kami mohon pandanglah anugerah yang kami persembahkan ke hadirat-Mu Yang Mahatinggi. Semoga buah pelayanan kami lebih terarah kepada kemuliaan-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
Amin.

Antifon Komuni – Mzm 20:6

Kami akan bersorak-sorai karena karya keselamatan-Mu. Kami akan bergembira dalam nama Allah kita.

Doa Sesudah Komuni

Marilah kita berdoa.
Ya Allah, kami mohon, sempurnakanlah dalam diri kami rahmat yang terkandung dalam sakramen-Mu agar apa yang sekarang kami rayakan dalam tanda, kelak kami nikmati dalam kenyataan yang sesungguhnya. Dengan pengantaraan Kristus, tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.
Amin.



RENUNGAN

 

Hukum Cinta Kasih

         Hukum, mendengar kata ini mengarah kepada aturan, norma, sanksi. Tujuan hukum bukan untuk menakuti orang. Hukum dibuat agar seseorang tidak menyimpang dari perilaku penyimpangan. Ada juga orang yang menganggap hukum itu itu tidak terlalu penting sehingga orang tak mengindahkannya. Pada akhirnya banyak orang yang terkena hukuman atas perbuatannya yang tak seharusnya untuk dilakukan. Setelah mereka melakukan penyimpangan, mereka tidak menerima untuk mendapatkan sanksi yang telah berlaku.

         Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, pada hari ini kita mendengarkan ajaran Yesus terhadap hukum. Hukum yang diajarkan Yesus tidak sama dengan hukum yang ada di dunia ini. Hukum Tuhan begitu istimewa karena tak ada hukuman yang mengikat secara langsung. Hukum yang pertama ialah “ Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamudan dengan segenap akal budimu. Sedangkan hukum yang kedua ialah “ Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

         Saudara-saudari yang terkasih, hukum yang diajarkan Yesus ini membuat saya selalu berefleksi. “ Saya begitu tak mampu untuk melaksanakan hukum ini. Bagaimana saya mampu mencintai orang yang sangat kubenci?” tapi setelah saya sering merefleksikan atas tindakan saya itu, saya mampu keluar dari zona nyaman itu.

       Di antara kita pasti pernah mengalami peristiwa jengkel terhadap teman, pacar, bahkan keluarga sendiri. Kejengkelan itu tumbuh menjadi rasa benci yang sangat mendalam. Misalnya kisah yang terjadi di kalangan umum ialah seorang anak membenci ayah ibunya karena telah membuangnya waktu bayi. Ketika besar orangtua itu mengetahui bahwa ia adalah anaknya. Anak tersebut tentu tak menerima atas tindakan orangtuanya. Sepanjang hidupnya ia tak mau menerima bahwa ia mempunyai orangtua.

         Saudara-i yang terkasih, bagaimana pun tindakan orang itu terhadap kita, hendaknya kita untuk selalu membuka hati untuk memaafkan. Begitu juga terhadap kejadian cerita di atas. Bagaimana pun, mereka adalah orangtua yang telah membesarkan kita. Mungkinkah ada orangtua yang tega membuang hasil buah cinta mereka ? Mungkin mereka melakukan itu karena faktor ekonomi atau faktor lainnya. Berfikirlah secara rasional dan positif untuk menjalani hidup ini. Tuhan menginginkan kita agar kita mencintai sesama seperti kita mencintai diri kita sendiri. Sekalipun itu musuh kita, kita harus tetap memaafkannya dan berusaha untuk mencintainya. Memang tidak mudah untuk memaafkan seseorang yang paling kita benci, namun hal yang harus kita refleksikan ialah “ Apakah kita mampu dibayangi rasa bersalah ? Apakah kita sanggup tidak memenuhi hukum cinta kasih seperi yang diajarkan Yesus kepada kita? (Fr. Yohanes Siringo-ringo – PRAUNIO PADANG)

Tinggalkan Balasan