MINGGU BIASA XXXI-A, 5 NOVEMBER 2017

Menghayati Hidup dalam Ekaristi/Menghayati Ekaristi dalam Hidup
Dari orang yang akan diserahi tanggung-jawab, dituntut suatu kemampuan yang memadai. Tetapi bila tugasnya di bidang moral, maka lainlah syarat-syaratnya. Kiranya belumlah cukup, bahwa ia ahli dalam bidangnya; tetapi masih harus ditambahkan bahwa hidupnya sesuai dengan ajarannya. Bila tidak demikian, maka pesannya akan dirugikan.
Umat mempunyai tugas ganda terhadap imam-imam. Umat hendaknya banyak tuntutannya terhadap para imam. Para imam hendaknya diminta menjadi saksi-saksi Injil dalam pewartaan dan dalam penghayatan ajaran. Sebaliknya para imam dapat mengambil keuntungan banyak dari tuntutan itu dengan mawas diri, apakah karya pelayanan mereka itu sungguh-sungguh. Sementara itu umat harus membantu imam-imam mereka agar hidup sesuai dengan cita-cita itu. Maka umat yang berimamat (1 Pet 2:9) akan memiliki imam-imam yang pantas.

Antifon Pembukaan – Mzm 37:22-23.

Jangan tinggalkan daku, ya Allahku, janganlah jauh dari padaku. Bergegaslah menolong aku, ya Tuhan penyelamatku.

Pengantar

Yesus minta daripada semua yang mau melayani pewartaan Injil-Nya, agar berendah hati dan mau mendengarkan orang lain, karena yakin, bahwa masih dapt belajar banyak dari orang lain. Yesus minta daripada imam-imam-Nya, agar jangan mewartakan kata-katanya sendiri, melainkan sabda Allah dengan penuh pengabdian dan cinta kasih, dan selalu prihatin, bagaimana umat dapat mengenal Injil lebih baik. Para imam harus melayani semua orang. Dan kita sungguh-sungguh berusaha –sebagai bukti antara lain dengan berdoa – agar imam-imam kita jangan terkena kata-kata pedas dalam Injil hari ini; tetapi sebaliknya dengan tabah dan bijaksana mewartakan kabar baik dan dengan setia memelopori kita di dalam pelayanan.

Tobat

Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah mengajar kami bahwa Bapa kami hanya satu, Dialah Bapa di Surga, yang mahakuasa dan maha adil, tetapi penuh belas kasih dan cinta kasih.
Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau mengajar kami, bahwa pemimpin kami hanya satu, ialah Dikau sendiri, yang telah membebaskan kami dengan pengurbanan diri.
Kristus, kasihanilah kami.

Engkau mengajar kami, bahwa tugas kami hanya satu, ialah mengabdi Allah dan melayani sesama dengan rendah hati.
Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pembuka

Marilah kita bedoa. (hening sejenak)
Allah yang mahakuasa dan Maharahim, hanya berkat rahmat-Mu umat beriman dapat mengabdi dan memuji Engkau dengan cara yang pantas dan terpuji. Singkirkanlah segala hambatan agar dengan leluasa kami bergegas menyongsong apa yang Engkau janjikan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.

Bacaan Pertama – Maleakhi 1, 14b-2:26.8-10
Sesudah pembuangan israel mengalami suatu tugas krisis. Para nabi memberikan kesempatan lebih banyak kepada para imam. Tetapi nabi Maleakhi menuduh para imam tidak setia dalam menunaikan tugas rohani mereka. Pada pengadilan terakhir mereka akan dibuang oleh Tuhan, sebab mereka membawa Perjanjian dengan umat dalam bahaya. Mereka merintangi harapan akan meluasnya penghormatan nama Tuhan di antara para bangsa.

Pembacaan dari Nubuat Maleakhi:

Kamu telah menyimpang dari jalan; dengan pengajaranmu, kamu membuat banyak orang tergelincir.

“Aku ini Raja yang besar,” firman Tuhan semesta alam, “dan nama-Ku ditakuti di antara bangsa-bangsa. Maka sekarang, kepada kamulah tertuju perintah ini, hai para imam! Jika kamu tidak mendengarkan, dan jika kamu tidak memberi perhatian untuk menghormati nama-Ku, maka Aku akan mengirimkan kutuk ke antaramu dan akan membuat berkat-berkatmu menjadi kutuk. Kamu telah menyimpang dari jalan; dengan pengajaranmu kamu membuat banyak orang tergelincir; kamu merusakkan perjanjian dengan Lewi,” firman Tuhan semesta alam. “Maka Aku pun akan membuat kamu hina dan rendah bagi seluruh umat ini, oleh karena kamu tidak mengikuti jalan yang Kutunjukkan, dan kamu memandang bulu dalam pengajaranmu. Bukankah kita sekalian mempunyai satu Bapa? Bukankah satu Allah yang menciptakan kita? Lalu mengapa kita berkhianat satu nama lain dan dengan demikian menajiskan perjanjian nenek moyang kita?”

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 131:1.2.3

REFREN: Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang..

Ayat:

1. Tuhan aku tidak tinggi hati dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.
2. Sungguh, aku telah menenangkan jiwaku; aku telah membuatnya diam seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.
3. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya.

Bacaan Kedua – 1 Tesalonika 2:7b-9.13
Paulus menggambarkan sikapnya terhadap umat yang diserahkan kepadanya. Karya kerasulan ditandai oleh keprihatinan dan kerendahan hati, sehingga Sabda Allah menarik. Maka umat di Tesalonika tidak mendapat kesukaran untuk mengakui Paulus sebagai utusan Allah, sehingga pewartaannya sungguh berhasil.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika:

“Kami rela membagi dengan kamu bukan hanya Injil Allah melainkan juga hidup kami sendiri..”

Saudara-saudara, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya, demikianlah besarnya kasih sayang kami kepadamu, sehingga kami rela membagi dengan kamu bukan hanya Injil Allah, melainkan juga hidup kami sendiri, karena kamu memang kami kasihi. Kamu tentu masih ingat akan usaha dan jerih payah kami. Sebab sementara kami bekerja siang malam, agar jangan menjadi beban bagi siapa pun di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu. Karena itulah kami tak putus-putusnya mengucap syukur kepada Allah, sebab kamu telah menerima sabda Allah yang kami beritakan itu. Pemberitaan kami telah kamu terima bukan sebagai perkataan manusia, melainkan sebagai sabda Allah, sebab memang demikianlah adanya. Dan sabda Allah itu bekerja giat dalam diri kamu yang percaya.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL 23:9a.10b

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Hanya satulah Bapamu, yaitu Dia yang di surga, hanya satulah Pemimpinmu, yaitu Mesias.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Matius 23: 1-12
Di depan orang banyak Yesus memberi nasihat kepada para rasul dalam hal kejujuran dan kerendahan hati. Secara negatif dengan menyebutkan kelemahan-kelemahan orang Farisi. Secara positif dengan menunjukkan kewajiban-kewajiban mereka terhadap para penanggung jawab dalam masyarakat baru kelak. Sekalipun ajaran orang Farisi harus didengarkan, namun kemunafikan mereka harus dienyahkan, yaitu sikap mau memamerkan kebajikan mereka dan mau menyombongkan diri, sebaliknya yang dikehendaki oleh Kristus ialah agar pengikut-Nya menjadi pelayan saudara-saudaranya, dan jangan sampai merebut kehormatan yang diperuntukkan tuhan atau Putera-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

“Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan.”

Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu. Tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang. Mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang. Mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah kamu suka disebut Rabi, karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Kristus. Siapa pun yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.

Berbahagialah orang yang mendengarkan Sabda Tuhan, dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Doa Umat

Kristus bersabda: “barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan. “Marilah pada hari ini kita mohon kepada Allah Yang Mahatinggi, yang berkenan mengangkat dan menyayangi kita sebagai putra-putri-Nya yang terkasih.

Bagi Gereja, khususnya para pemimpinnya
Ya Bapa, berkatilah para pemimpin Gereja sehingga mereka dengan berani dan jujur melaksanakan tugas pembaruan dan perdamaian bagi dunia zaman ini. Tuntunlah juga Gereja-Mu agar semakin menghadirkan Kristus di tengah-tengah dunia. Marilah kita mohon, …
Tuhan, peliharalah kami dalm kebenaran dan kasih-Mu.

Bagi pra pemimpin di bidang politik dan kenegaraan
Ya Bapa, pimpinlah mereka agar selalu mengutamakan keadilan, martabat manusia, dan persatuan bagi rakyat yang mereka layani dengan tulus hati. Marilah kita mohon, ….
Tuhan, peliharalah kami dalm kebenaran dan kasih-Mu.

Bagi pra wartawan surat kabar, televisi, dan radio.
Ya Bapa, tuntunlah para wartawan agar lebih mengutamakan pewartaan kebenaran daripada popularitas atau sensai. Marilah kita mohon, …
Tuhan, peliharalah kami dalm kebenaran dan kasih-Mu.

Bagi semua kelompok umat kristiani, termasuk kita di sini. Ya Bapa, dampingilah kami untuk selalu jujur dan setia satu sama lain, murnikanlah persatuan dan keakraban di antara kami agar kami tidak memandang rendah kepada mereka yang sesat atau kebingungan, namun saling menerima serta saling mengasihi dengan sederhana dan rendah hati.
Marilah kita mohon, ..
Tuhan, peliharalah kami dalm kebenaran dan kasih-Mu.

Allah, Bapa kami, tolonglah kami untuk mengasihi Engkau dan mengabdi kepada-Mu dalam roh dan kebenaran, oleh Dia yang telah menjadi jalan kami kepada-Mu, Yesus Kristus, Tuhan kami.
Amin

Doa Persembahan

Ya Allah, semoga kurban ini menjadi persembahan suci bagi-Mu dan melimpahi kami dengan belas kasih-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U Amin.

Antifon Komuni – Mzm 16:11

Engkau menunjukkan kepadaku jalan kehidupan, di hadapan-Mu, ya Tuhan, ada sukacita berlimpah.

Doa Sesudah Komuni

Marilah kita berdoa.
Ya Allah, kami sudah Engkau segarkan dengan sakramen surgawi. Semoga daya kuasa-Mu makin bertambah dalam hidup kami agar dengan bantuan-Mu kami dipersiapkan untuk menerima anugerah yang dijanjikan dalam sakramen ini. Dengan pengantaraan Kristus, tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.
Amin.



RENUNGAN:

KEMBANGKAN KERENDAHAN HATI

 

YESUS yang kita kenal sebagai pribadi yang lembut, penuh pengampunan, sabar, ramah, penuh perhatian dan belas kasih dalam Injil hari ini berbicara begitu tegas. Ia memperingatkan kepada orang banyak yang berkumpul dan kepada para murid-Nya akan kemunafikan dan kejahatan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Kelicikan, keangkuhan, kesombongan, dan kedurhakaan mereka ditampilkan dengan maksud agar tidak ditiru oleh para murid-Nya. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat adalah kelompok   penentang Yesus yang juga dengan berbagai akal bulus untuk menjatuhkan-Nya. Kekerasan, kedegilan, dan kedengkian hati telah membutakan hati dan mata mereka sehingga tidak mempercayai Sabda dan tindakan Yesus. Kehadiran Yesus dipandang sebagai ancaman yang membahayakan kenyamanan dan status mereka.

Sikap hidup dan tindakan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi sangat bertentangan dengan sikap dan tindakan hidup Yesus. Yesus dengan sangat tegas dan tanpa sembunyi-sembunyi membuka kedurhakaan, kepura-puraan, kelicikan, dan kesombongan orang-orang Farisi dan para ahli Taurat. Yesus mengungkapkan sikap orang Farisi yang berlagak suci dan saleh supaya dihormati orang. Mereka mengikat beban dan memaksakannya di bahu orang, sementara mereka enggan menjamahnya. Mereka suka menasehati, tetapi tidak melakukannya. Mereka terlalu bangga dengan dirinya sendiri, merasa lebih hebat dari yang lain. Mereka begitu fanatik mempertahankan tradisi dan ajaran yang kaku. Mereka sangat menekankan  kewenangan dengan maksud melanggengkan kedudukan dan kenyamanan mereka sendiri.

Untuk melawan semangat dan sikap-sikap tersebut Yesus menyerukan dan menawarkan kepada para murid ketulusan, kerendahan hati, persaudaraan, dan pelayanan. Tawaran Yesus tersebut diberikan melalui keteladanan hidup-Nya sendiri. Yesus telah mengosongkan diri sehabis-habisnya dan memberikan hidup seutuhnya kepada semua orang yang dicintai-Nya. Yesus menekankan sikap hati, kepekaan kepada sesama terutama bagi mereka yang miskin dan terabaikan.

Belajar dari ketegasan sikap Yesus terhadap orang Farisi dan para ahli Taurat, kita disadarkan bahwa kehadiran Yesus tidak hanya menghibur, meneguhkan tetapi juga mengkritik. Yesus mengharapkan bahwa kehadiran-Nya membawa perubahan dan pertobatan hati. Kita diajak mawas diri,  tidak bersikap acuh tak acuh seolah-olah bukanlah tipe-tipe orang Farisi yang suka mencari kekuasaan demi diri sendiri dan demi keuntungan pribadi. Kita tidak dapat mengatakan bahwa kritik Yesus hanya ditujukan kepada para imam atau para pemimpin jemaat, tetapi juga kepada kita.

Melalui sabda Yesus, Matius  mengajak kita untuk menyadari hakikat pemimpin sejati,  yaitu pelayan bagi yang dipimpinnya. Pemimpin adalah bapak yang melindungi, memperhatikan, dan mengasihi. Kalau perlu pemimpin tidak berdiri di depan, tetapi di belakang. Membiarkan dan mempercayai bahwa yang dipimpin dapat berperan secara luas. Kewibawaan seorang pemimpin bukan pada perintah, melainkan pada tindakan  nyata, keteladanan, dan pelayanan. Hati seorang pemimpin bukan menaklukkan, tetapi menghormati setiap pribadi yang ada. Kerajaan Allah yang menjadi pokok pewartaan Yesus tidak dijumpai dalam kompetisi dominasi, dalam kecenderungan untuk saling menjatuhkan atau menyalahkan, tetapi dalam kesamaan, pelayanan, persaudaraan, dan dalam cinta pada sesama. Kerajaan Allah adalah kerajaan cinta kasih, keadilan dan persaudaraan. Di dalam Kerajaan-Nya tidak ada yang lebih berkuasa, sedang yang lain diperbudak. Kita semua adalah saudara dan semua adalah anak-anak Allah. Tidak ada yang membodohi dan menggurui, karena guru kita adalah Roh Kudus.

Sebagai langkah praktis yang perlu kita usahakan untuk mewujudkan sabda Yesus adalah mengembangkan semangat rendah hati. Dalam semangat ini adalah kesediaan untuk mengutamakan dan mendahulukan orang lain. Kerendahan hati merupakan sikap hati bahwa kita ini adalah pensil kecil di tangan Allah yang siap untuk digerakkan-Nya. Yang paling penting bukanlah banyaknya kata-kata bijak dan saleh tentang Allah, tetapi hati, sikap, gaya hidup, serta tindakan yang sesuai dengan kehendak-Nya.(GEMA)

Tinggalkan Balasan