MINGGU BIASA XXXII, 6 November 2016
Menghayati Ekaristi
Kita hidup pada zaman di mana badan atau tubuh dihargai sekali, bahkan sering terlalu tinggi. Cukup lama badan dianggap sebagai belenggu jiwa, penjara jiwa. Kini kesatuan pribadi manusia lebih nampak. Tubuh mendapatkan hak-haknya. Dalam bidang seni, olahraga, kesehatan, di mana-mana diakui pentingnya segi badaniah. Dualisme yang lama, pembedaan atau pemisahan tubuh dan jiwa ditentang. Bukankah dengan badannya manusia berkembang dan menempati kedudukan di dunia sekitarnya?
Dogma kebangkitan mengisi hasrat manusia. Orang ingin mengabadikan diri. Dalam situasi sekarang tubuh manusia adalah salah satu alat untuk mengungkapkan diri, tetapi sebaliknya juga untuk menyembunyikan diri. Maka tidak mungkin bagi manusia untuk meneropong sesama secara tembus segala-galanya. Dalam dunia yang lain tubuh kita akan membuka selubung panggilan kita sebagai putera-puteri Allah. Di dunia ini penggunaan tubuh kita secara baik tergantung dari jawaban kita atas cinta kasih Allah kepada kita.
Antifon Pembukaan – Mzm 88:3
Tuhan, biarlah doaku naik ke hadapan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepada permohonanku.
Pengantar
Sangat perlu belajar dari persoalan-persoalan hidup, tanpa harus merasa lumpuh atau putus asa. Dari situ, dituntut adanya keberanian untuk membangun berdasarkan kepastian-kepastian yang bisa diambil dari pengalaman hidup itu. Sabda Allah yang menjadi dasar perjumpaan kita mengarahkan kepada suatu pemantapan iman, “Allah kita adalah Allah orang hidup, bukan Allah orang-orang mati.”
Seruan Tobat
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah kebangkitan dan kehidupan. Barang siapa percaya kepada-Mu akan memperoleh kehidupan kekal.
Tuhan, kasihanilah kami.
Engkaulah kebangkitan dan kehidupan. Engkaulah yang membangkitkan iman, harapan dan cinta kasih kami.
Kristus, kasihanilah kami.
Engkaulah kebangkitan dan kehidupan. Pewartaan-Mu membangkitkan harapan kami akan hidup kekal.
Tuhan, kasihanilah kami.
Doa Pembukaan
Marilah bedoa:
Allag Bapa Yang Mahakuasa,
melalui kebangkitan-Nya, Putra-Mu telah mengalahkan kuasa maut dan menganugerahkan hidup baru kepada kami.
Kami mohon kuatkanlah kami untuk senantiasa melaksanakan pekerjaan dan perkataan yang baik. Sebab, Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
Bacaan Pertama – 2Makabe 7:1-2.9-14
Ketujuh saudara dan ibunya yang disiksa demi iman menegaskan nilai sejati kehidupan yang harus dituju atau diperjuangkan oleh setiap orang. Nilai sejati kehidupan itu adalah menghayati hidup di dunia tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan fisik, kejiwaan, pengetahuan, dan sosial di dunia, melainkan untuk mempersiapkan kebangkitan, yaitu hidup abadi bersama Allah setelah kematian. Hidup abadi sudah dimulai sejak sekarang, namun akan menjadi penuh saat kebangkitan orang mati.
“Raja alam semesta akan membangkitkan kami untuk kehidupan kekal”
Pembacaan dari Kitab Kedua Makabe:
Pada masa pemerintahan Raja Antiokhus Epifanes ada tujuh orang bersaudara serta ibu mereka ditangkap. Dengan siksaan cambuk dan rotan mereka dipaksa oleh sang raja untuk makan daging babi yang haram. Maka seorang dari antara mereka, yakni yang menjadi juru bicara, berkata begini, “Apakah yang hendak Baginda tanyakan kepada kami, dan apakah yang hendak Baginda ketahui? Kami lebih senang mati daripada melanggar hukum nenek moyang!” Ketika anak yang kedua hampir putus nyawanya, berkatalah ia, “Memang benar, Bangsat, engkau dapat menghapus kami dari hidup di dunia ini, tetapi Raja alam semesta akan membangkitkan kami untuk kehidupan kekal, oleh karena kami mati demi hukum-hukum-Nya!” Sesudah itu anak yang ketiga disengsarakan. Ketika diminta, segera dikeluarkannya lidahnya, dan dengan berani dikedangkannya tangannya juga. Dengan berani ia berkata, “Dari surga aku telah menerima anggota-anggota ini! Demi hukum-hukum Tuhan kupandang semuanya ini bukan apa-apa! Aku berharap akan mendapat kembali semua ini dari pada-Nya!” Sampai-sampai sang raja sendiri serta pengiringnya tercengang-cengang atas semangat pemuda itu yang memandang kesengsaraannya bukan apa-apa. Sesudah yang ketiga berpulang, maka yang keempat disiksa dan dipuntungkan secara demikian pula. Ketika sudah dekat pada akhir hidupnya, berkatalah ia, “Sungguh baiklah berpulang oleh tangan manusia, dengan harapan yang dianugerahkan Allah sendiri, bahwa kami akan dibangkitkan kembali oleh-Nya. Tetapi bagi Baginda tidak ada kebangkitan untuk kehidupan!”
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Condongkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah bebaskan daku.
Mazmur 17:1.5-6.8b.15:
Dengarkanlah, Tuhan, pengaduan yang jujur, perhatikanlah seruangku; berilah telinga kepada doaku, doa dari bibir yang tidak menipu.
Langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidaklah goyang. Aku berseru kepada-Mu karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.
Sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu; dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.
Bacaan Kedua – 2Tes 2:16-3:5
Penerusan Injil tidak boleh berhenti. Dengan penuh kesetiaan pewartaan ini harus dilaksanakan. Untuk itu Paulus mendoakan jemaatnya agar teguh setia dalam tugas pewartaan. Namun demikian, Paulus juga menghendaki dirinya didoakan agar tetap setia melaksanakan tugas pewartaan yang mengandung banyak rintangan. Cinta kasih Allah dan ketabahan Kristus menjadi jaminan kekuatan kesetiaan para penerus Injil.
“Semoga Tuhan menguatkan hatimu dalam segala karya dan tutur kata yang baik”
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika:
Saudara-saudara, dalam kasih karunia-Nya Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, telah mengasihi kita dan telah menganugerahkan penghiburan abadi serta pengharapan yang baik kepada kita. Semoga Ia menghibur dan menguatkan hatimu dalam segala karya dan tutur kata yang baik. Selanjutnya, Saudara-saudaraku, berdoalah untuk kami, supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu: juga supaya kami terlepas dari para pengacau dan dari orang-orang jahat, sebab tidak semua orang beroleh iman. Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan akan memelihara kamu terhadap yang jahat. Dan kami percaya dalam Tuhan, bahwa apa yang kami pesankan kepadamu telah kamu lakukan dan akan selalu kamu lakukan. Kiranya Tuhan tetap mengarahkan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus.
Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
BAIT PENGANTAR INJIL – Wahyu 1:5a.6b
S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Yesus Kristus adalah yang pertama bangkit dari antara orang mati; bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.
U: Alleluya.
Bacaan Injil – Lukas 20:27-38
Yesus menegaskan kepada para pengikut-Nya adanya kebangkitan sehingga mereka tidak usah bimbang lagi atau kebangkitan. Hidup kebangkitan berbeda sekali dengan hidup di dunia. Manusia yang telah dibangkitkan tidak akan mati lagi, maka tidak perlu jaminan kelangsungan umat manusia seperti di dunia. Allah bukan Allah orang mati, melainkan selamanya merupakan Allah orang hidup. Allah tidak membiarkan hubungan-Nya dengan manusia terputus oleh kematian.
“Ia bukan Allah orang mati, malainkan Allah orang hidup”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Sekali peristiwa datanglah beberapa orang Saduki yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka menceritakan seorang wanita yang dinikahi berturut-turut oleh tujuh bersaudara yang semuanya mati tanpa meninggalkan anak; dan mereka bertanya siapakah yang menjadi suami wanita itu pada hari kebangkitan. Maka jawab Yesus kepada mereka, “Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi orang yang dianggap layak mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi. Mereka sama seperti malaikat-malaikat, dan menjadi anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus
Doa Umat
Marilah berdoa kepada Allah orang hidup agar harapan kita akan kasih dan kesetiaan-Nya tidak pernah pudar. Marilah menyatakan kepercayaan kita kepada-Nya.
Bagi Gereja Umat Allah
Semoga Umat Alah tidak kehabisan semangat walaupun hidup di tengah-tengah masyarakat yang ditandai oleh perbedaan pandangan dan ketidakpastian hukum; semoga Gereja tetap membela martabat dan kesucian hidup.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
Bagi keluarga-keluarga, negara, dan lembaga-lembaga publik.
Semoga keluarga-keluarga, negara, media komunikasi, serta lembaga-lembaga tidak selalu hanya memperhatikan penyelesaian praktis atas kebutuhan-kebutuhan yang langsung terasa, melainkan bekerja untuk membangun dunia yang lebih baik, serta kehidupan manusiawi yang lebih bermutu.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
Bagi mereka yang berdukacita atas kematian sanak-saudaranya
Semoga harapan akan kebangkitan menabahkan hati mereka yang berkabung atas kematian sanak saudaranya.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
Bagi kita yang berkumpul di sekitar altar ini
Semoga dalam segala pencobaan hidup, kita tetap percaya akan kuasa dan kasih Allah, dan semoga kita tetap percaya akan kasih tulus sahabat-sahabat kita.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
Tuhan, Allah kami, kuatkanlah kami, bahwa Engkau tidak meninggalkan duni ini, melainkan tetap mengasihi dan memeliharanya. Kami berharap pada kebahagiaan kekal di sisi-Mu, tetapi kuatkanlah juga tekad dan dedikasi kami untuk membangun dunia yang sekarang sehingga menjadi tempat tinggal yang lebih layak, sebagai pendahuluan kebahagiaan yang kami nanti-nantikan dalam Kristus Yesus, Tuhan kami.
Amin
Doa Persembahan
Allah Bapa Yang Mahakudus,
berkatilah kami dan persembahan yang kami unjukkan kepada-Mu sebagai ungkapan syukur atas Putra-Mu yang telah menganugerahkan hidup baru kepada kami.
Sebab, Dialah Juru Selamat kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa.
Amin
Antifon Komuni – Mazmur 23:1-2
Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang.
Doa Sesudah Komuni
Marilah berdoa:
Ya Allah, kami bersykur kepada-Mu atas roti kehidupan yang telah kami terima dalam Ekaristi ini.
Semoga iman kami semakin Kauteguhkan, pengharapan kami Kaukuatkan dan cinta kasih kami Kaukembangkan sehingga Kerajaan Surga yang menjadi dambaan setiap orang mulai terwujud di tengah-tengah kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami
Amin
Renungan Hari ini:
– Berdoa dan Bekerja (Renungan MINGGU BIASA XXXII, 6 November 2016 Oleh FR Maximus Kosat) …. Klik disini!!
– Percaya Kebangkitan Badan (Renungan MINGGU BIASA XXXII, 6 November 2016)…. Klik disini!!