EKARISTI MINGGU XXXII-A, 8 NOVEMBER 2020

Menghayati Hidup dalam Ekaristi/Menghayati Ekaristi dalam Hidup

“Itu takkan pernah menimpa saya.” “Padaku tak pernah terjadi hal demikian itu.” Kata-kata semacam itu sering kita dengar. Memang ada orang-orang yang tidak menantikan atau menyangka akan terjadi sesuatu. Tetapi bukankah kejadian yang tak tersangka-sangkat itu suatu kesempatan untuk menemukan sesuatu atau bertemu dengan seseorang? Suatu penemuan atau pertemuan adalah suatu suprise dan sekaligus terkabulnya suatu yang diharapkan.
Harapan dan andalan kita adalah Kristus. Kapankah akan terjadi saat pertemuan resmi Kristus dengan Gereja-Nya? Tetapi mengetahui hal itu tidaklah penting. Kita harus selalu siap sedia. Waktunya tak dapat dipastikan sebelumnya. Waktu yang lama masih diperlukan, untuk mempersiapkan setiap orang akan pertemuan agung antara Tuhan dengan umat-Nya. Sementara itu Gereja harus memperlihatkan cinta kasih dengan nyata. Orang harus menemukan dan menghayati itu agar dapat mempersiapkan diri menjelang kedatangan kembali Kristus di tengah umat-Nya.

Antifon Pembukaan – Mzm 87:3.

Semoga doaku sampai ke hadirat-Mu, dengarkanlah jeritan tangisku, ya Tuhan.

Pengantar

Ada kata pepatah yang mengatakan manusia mempertimbangkan, tetapi Tuhanlah yang memutuskan. Kebijaksanaan kita tidak selalu cocok dengan kebijaksanaan Allah. Di dalam bacaan pertama kebijaksanaan dilukiskan sebagai seorang gadis remaja. Padanya kita lihat pribadi Kristus. Dialah kebijaksanaan sejati. Barangsiapa mau mencarinya akan bertemu dengan-Nya, bahkan Ia mendahului si pencari itu.
Di dalam perumpamaan lima orang gadis bodoh dan lima orang gadis bijaksana, Yesus mau meyakinkan kita, bahwa orang yang mau bijaksana dan waspada, harus selalu siap sedia. Kita berusaha memiliki kebijaksanaan sejati itu dengan meneladan Yesus dan melaksanakan pesan Injil.

Tobat

Tuhan Yesus Kristus, kami mengakui, bahwa kami sering sombong dan terlalu mementingkan diri kami sendiri.
Tuhan, kasihanilah kami.

Kami mengakui, bahwa kami sering melalaikan kewajiban dengan alasan yang kami cari-cari.
Kristus, kasihanilah kami.

Kami mengakui, bahwa kami sering kurang siap siaga untuk menyambut kedatangan-Mu dengan semestinya.
Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pembuka

Marilah kita bedoa. (hening sejenak)
Allah yang mahakuasa dan Maharahim, singkirkanlah segala sesuatu yang menghalangi kami supaya kami siap lahir batin untuk melaksanakan kehendak-Mu dengan hati yang lapang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.

Bacaan Pertama – Kebijaksanaan 6:13-17
Orang yang siap sedia mencari, selalu berjaga-jaga, dan terbuka pada kebijaksanaan, akan mendapatkan kebijaksanaan itu. Sebab kebijaksanaan sendiri berkeliling menemui mereka yang mencari dan selalu siap sedia berjaga-jaga bagi kedatangannya. Orang bersikap demikian akan dengan mudah menemukan kebijaksanaan dan akan segera merasakan manfaatnya. Orang yang telah disinggahi kebijaksanaan tidak akan mengalami kesusahan.

Pembacaan dari Kitab Kebijaksanaan:

Kebijaksanaan ditemukan oleh mereka yang mencarinya.

Kebijaksanaan itu bersinar dan tak dapat layu, mudah dipandang oleh yang kasih kepadanya, dan ditemukan oleh mereka yang mencarinya. Ia mendahului memperkenalkan diri kepada orang yang menginginkannya. Barangsiapa pagi-pagi bangun demi kebijaksanaan tak perlu bersusah payah, sebab kebijaksanaan itu ditemukannya duduk di dekat pintu. Merenungkan kebijaksanaan merupakan pengertian sempurna, dan siapa yang berjaga karena kebijaksanaan segera akan bebas dari kesusahan. Sebab kebijaksanaan sendiri berkelililing mencari orang yang patut baginya, dan dengan rela memperlihatkan diri kepada mereka yang mencarinya; kebijaksanaan dijumpai pada tiap-tiap pemikiran mereka.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 63:2.3-4.5-6.8-9; Ref.: 2b

REF.: Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan, ingin melihat wajah Allah.

Ayat:

1. Ya Allah, Engkaulah Allahku, kucari-cari dan kudambakan Dikau jiwaku menghauskan Tuhanku laksana gurun gersang, tandus tanpa air.
2. Semoga hamba boleh memandang Tuhanku melihat kemuliaan-Mu yang besar. Cinta-Mu lebih berharga daripada hidup hendaknya mulutku memuji-Mu.
3. Demikianlah sepanjang hidupku aku hendak menghormati Engkau. Jiwaku dikenyangkan dengan lemak dan sumsum, aku bersorak-sorai dan memuji-muju.
4. Jiwaku melekat pada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku. Sungguh Engkau melulu yang menolongku dan di bawah sayap-Mu sentosalah aku.

Bacaan Kedua – 1 Tesalonika 4:13-18
Kedatangan Kristus yang kedua pada akhir zaman tidak segera terjadi. Hal ini menimbulkan kecemasan pada jemaat Tesalonika. Mereka cemas tentang nasib mereka yang sudah meninggal sebelum Kristus datang. Menghadapi keadaan ini, Paulus menegaskan bahwa mereka yang telah meninggal akan dibangunkan dan diikutsertakan pula pada saat kedatangan Kristus.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika:

Mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama dengan Yesus.”

Saudara-saudara, kami ingin agar kamu mengetahui tentang orang-orang yang sudah meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena kalau kita percaya bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama dengan Yesus. Hal ini kami katakan kepadamu seturut sabda Allah ini. Kita yang hidup dan masih tinggal sampai kedatangan Tuhan sekali-kali takkan mendahului mereka yang sudah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberikan, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, Tuhan sendiri akan turun dari surga. Dan mereka yang meninggal dalam Kristus Yesus akan lebih dahulu bangkit. Sesudah itu, kita yang hidup dan masih tinggal akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Karena itu hendaklah kamu saling menghibur dengan perkataan-perkataan ini.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL Matius 24:42a.44

S: Alleluya.
U: Alleluya.
S: Berjaga-jagalah dan bersiap-sedialah, sebab kamu tidak tahu bilamana Putera Manusia datang.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Matius 25:1-13
Kedatangan Yesus pada akhir zaman sangat fantastis. Pada saat itu, pengikut-Nya akan menerima kebahagiaan abadi, bagaikan masuk bersama ke dalam ruang perjamuan. Namun, orang juga dapat tidak ikut serta masuk ke ruang perjamuan karena pintu sudah terkunci. Mereka terlambat datang. Mereka terlambat karena tidak bersiap sedia. Waktunya memang tidak diketahui. Maka, dalam menjalani hidup ini pengikut Kristus hendaknya terus menerus memiliki semangat berkobar dan mempunyai daya tahan untuk masa yang jauh. Orang tidak bisa menunda-nunda, harus selalu berjaga-jaga agar masuk dalam kebahagiaan kekal.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Mempelai datang! Songsonglah dia!”

Pada suatu hari Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh itu membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan yang bijaksana, selain pelita juga membawa minyak dalam buli-bulinya. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua, lalu tertidur. Tengah malam terdengarlah suara berseru, ‘Pengantin datang! Songsonglah dia!’ Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada yang bijaksana, ‘Berilah kami sedikit dari minyakmu, sebab pelita kami mau padam.’ Tetapi yang bijaksana menjawab, ‘Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi membelinya pada penjual minyak.’ Tetapi, sementara mereka pergi membelinya, datanglah mempelai, dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah. Lalu pintu ditutup. Kemudian datanglah juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata, ‘Tuan, Tuan, bukakanlah kami pintu!’ Tetapi tuan itu menjawab, ‘Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kamu.’ Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun saatnya.”

Berbahagialah orang yang mendengarkan Sabda Tuhan, dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Doa Umat

Kristus menghendaki agar kita selalu berjaga-jaga dalam menantikan Kerajaan Allah. Maka, marilah kita dengan penuh iman dan sikap berjaga-jaga, memanjatkan doa kepada Bapa Yang Mahakasih.

Bagi Bapa Suci, para Uskup dan para Imam.
Semoga Allah Bapa Mahabijaksana menerangi dan mendampingi Bapa Suci, para Uskup dan para Imam sehingga mereka menjalankan tugas penggembalaan bagi Umat Allah dengan bijaksana, sabar, rendah hati, dan tegas.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

Bagi para peminpin bangsa
Semoga para pemimpin bangsa selalu berada dalam lindungan Allah Bapa Mahabijaksana sehingga mereka selalu bijaksana, adil dan setia dalam melayani warganya demi kesejahteraan bersama.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

Bagi mereka yang meninggal secara mendadak.
Semoga Allah Bapa Maharahim mengampuni dan menerima di dalam surga, mereka yang meninggal secara mendadak.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

Bagi kita di sini.
Semoga Allah Bapa Mahamurah meneguhkan iman kita akan kebangkitan Kristus sehingga kita semakin mampu berjaga-jaga dan bijaksana dalam hidup sehari-hari demi menantikan Kerajaan Allah dalam diri Kristus.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

Allah Bapa Yang Mahabaik, Engkaulah sumber kebijaksanaan kami. Berilah kami pengertian akan rencana-Mu sehingga kami dengan giat dan penuh keyakinan menghayati hidup kami berdasarkan iman bahwa Engkau selalu mendampingi kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
Amin

Doa Persembahan

Ya Allah, kami mohon, terimalah dengan rela persembahan ini agar apa yang kai rayakan dalam misteri sengsara Putra-Mu kami ikuti dengan segenap hati. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
Amin.

Antifon Komuni – Mzm 23:1-2

Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang.

Doa Sesudah Komuni

Marilah kita berdoa.
Ya Allah, kami bersyukur kepada-Mu karena kami telah Engkau segarkan dalam kurban kudus ini. Kami mohon kepada-Mu, ya Allah yang Mahamurah, semoga daya karunia Roh Kudus yang Engkau curahkan dalam sakramen ini tetap tinggal dalam diri kami dan mengubah hidup kami. Dengan pengantaraan Kristus, tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.
Amin.



RENUNGAN

PELITA HATI

MELALUI perumpamaan lima gadis bijaksana dan lima gadis bodoh yang mengambil pelita dan pergi menyongsong mempelai laki-laki itu, kita diingatkan oleh Yesus agar selalu berjaga-jaga. Kita disadarkan agar siap bila sewaktu-waktu Tuhan menjemput dan mengajak ke pesta nikah surgawi. Untuk berjaga-jaga itu kita harus membawa pelita dengan minyak yang cukup tersedia. Tidak dikatakan,  kita harus punya minyak lima liter atau sepuluh liter atau berapa liter, tetapi harus ada agar tetap berjaga sehingga tetap menyala dan tidak padam sampai kapan pun. Pelita hidup adalah hati nurani  – yang bagaikan terang bercahaya di depan orang, sehingga siapa saja melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu di sorga (Mat 5:16).

Minyak apakah yang membuat hidup selalu memancarkan kebaikan? Yesus sendiri menyatakan, “Akulah terang dunia, barang siapa mengikuti Aku, ia tidak berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Yoh 8:12). Kalau mengikuti Yesus kita akan berjalan dalam terang sekaligus memiliki terang dalam diri. Perlu kita ingat, Yesuslah yang menganugerahkan Roh Kudus, Roh Kebijaksanaan. Kalau demikian yang dimaksud dengan minyak bagi pelita, hati nurani adalah Roh Kudus. Dalam hal inilah setiap orang mendapatkan Roh Kudus secara pribadi dan rahmat masing-masing yang cukup. Minyak itu tidak dapat diberikan kepada orang lain.

Saat di Taman Getsemani, Yesus berkata kepada para murid yang tertidur agar mereka berjaga dan berdoa, “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam saja dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam percobaan; Roh memang penurut, tetapi daging lemah” (Mat 26:40-41). Jadi cara mengembangkan kekuatan Roh Kudus, Roh Kebijaksanaan dalam diri ialah berjaga-jaga dan berdoa. Dengan cara itu, hati nurani kita akan tetap berminyak, sehingga tidak dapat padam untuk  perbuatan-perbuatan baik.

Kesepuluh gadis dalam cerita Yesus itu sama-sama mengantuk. Bedanya, sewaktu mereka terjaga, lima gadis memiliki minyak, sedangkan lima gadis lagi tidak memiliki minyak cukup. Dari situ kita memetik pelajaran bagaimanapun hidup di dunia dengan segala kesibukan, problem dan tekanan-tekanan, orang dapat mengalami hidup bagaikan meredup. Pertanyaannya, apakah kita cepat bangkit dan tanggap?

Kelambatan karena tidak memiliki daya kekuatan, bahkan tidak memiliki terang yang menghantar untuk memilih tindakan yang tepat itulah yang membuat kita terlambat, sehingga terlanjur ditutup. Sikap setengah-setengah inilah yang digambarkan  seperti lima gadis bodoh. Orang yang setengah-setengah bagaikan orang yang kehilangan terang hidupnya, tidak kritis, tidak punya pendirian, dan cari selamat sendiri. Orang yang seperti itulah tidak dikenal Tuhan sehingga tidak dapat masuk ke pesta hidup baru. (GEMA)

 

Tinggalkan Balasan