MINGGU PASKAH III, 5 Mei 2019
Menghayati Ekaristi dalam Hidup
Kemakmuran dan kemewahan dapat membuat seseorang mengalami kebingungan dalam penggunaannya dan terjerumus dalam pemuasan nafsu yang tidak teratur. Namun banyak orang menginginkan kemakmuran dan kemewahan yang berlimpah. Tanpa dapat mengkontrol diri, sebagian orang yang ingin mencapainya memilih dengan sadar jalan yang tidak wajar. Dalam situasi demikian orang dapat terjerumus mendefinisikan pada dirinya sendiri tentang kebebasan dan kebahagiaan sejati.
Antifon Pembukaan –Mazmur 65:1-2
Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Alleluya.
Pengantar
Pengalaman para murid akan kebangkitan ternyata membuat mereka tidak ragu lagi untuk memberikan kesaksian. Tidak merasa takut untuk mengatakan akan Yesus yang sungguh bangkit. Kepada Simon Petrus diberikan kepercayaan yang besar untuk mewartakan hal ini: Yesus bangkit. Bahkan Simon diberi kuasa untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Namun untuk itu, Simon diminta serius mengasihi Yesus. Tinggalkan keraguan dan mantabkan hati. Untuk memiliki keberanian dalam memberikan kesaksian akan Yesus yang bangkit ternyata dibutuhkan peranan Roh Kudus. Begitulah Kisah Rasul memberikan gambaran kuasnya campur tangan Roh Kudus dalam kesaksian akan kebangkitan ini.
Seruan Tobat
Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah bangkit dan duduk di sisi Bapa dalam kemuliaan sebagai Pengantara kami.
Tuhan, kasihanilah kami.
Engkau telah bangkit dan menunjukkan jalan menuju kemuliaan kekal.
Kristus, kasihanilah kami.
Engkau telah bangkit dan mendampingi kami, umat-Mu, dalam perjanan kami menuju hidup yang kekal.
Tuhan, kasihanilah kami.
Doa Pembukaan
Marilah bedoa:
Allah Bapa kami di surga, melalui kebangkitan Putra-Mu, Engkau selalu hadir dan menyertai kami. Kami mohon, semoga kami semakin peka untuk mengenal Putra-Mu dan menerima kehadiran-Nya dengan penuh sukacita. Sebab Dialah, Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa.
Amin.
Bacaan Pertama – Kisah Para Rasul 5:27b-32, 40b-41
Dua kali para Rasul ditangkap oleh pemimpin-pemimpin Yahudi, dan dua kali pula dibebaskan secara misterius (5:17-120). Kini mereka harus menghadap Sanhedrin lagi. Sanggahan Petrus membuat para hakim cenderung untuk menghukum mati mereka, akan tetapi Gamaliel melarang mereka (5:33-39). Sesudah didera mereka dibebaskan lagi (40-41). Ketua dewan para Rasul tanpa ragu-ragu membela kebebasan kristen terhadap segala kekuasaan apa pun, kecuali kekuasaan Tuha. Sumbernya adalah wafat dan kebangkitan Kristus. Dan para Rasul itulah saksi-saksinya berkat kekuatan Roh Kudus.
“Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dari Roh Kudus.”
Pembacaan dari Kisah Para Rasul:
Setelah ditangkap oleh pengawal Bait Allah, para rasul dihadapkan ke Mahkamah Agama Yahudi. Imam Besar mulai menanyai mereka, katanya: “Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami.”
Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.
Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh.
Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.
Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia.”
Mereka lalu menyesah pararasul dan melarang mereka mengajar dalam nama Yesus. Sesudah itu mereka dilepaskan.
Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
Tanggapan – Mazmur 30:2.4.5-6.11.12a.13b.; ul:2a
Ref. Aku hendak memuji nama-Mu ya Tuhan, selama-lamanya.
Mazmur:
Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku. Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan aku di antara mereka yang turun ke liang kubur.
Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihi oleh-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab hanya sesaat Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati, sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.
Dengarkanlah, Tuhan, dan kasihanilah aku, Tuhan, jadilah penolongku! Aku yang meratap Kauubah menjadi orang yang menari-nari, Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.
Bacaan Kedua – Wahyu 5:11-14
Yohanes menutup penglihatannya yang pertama dengan kejayaan Anak Domba (4:1-5.10) dan pujian ganda: Seluruh makhluk bergabung dengan para bahagia, untuk mewartakan dan menyembah Allah dan Anak Domba yang telah dikurbankan.
“Anak Domba yang disembelih itu layak menerima kuasa dan kekayaan”
Pembacaan dari Kitab Wahyu:
Aku, Yohanes, melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, katanya dengan suara nyaring: “Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!”
Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: “Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!”
Dan keempat makhluk itu berkata: “Amin”. Dan tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah.
Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
BAIT PENGANTAR INJIL
S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Kristus, pencipta semesta alam, telah bangkit. Ia mengasihani umat manusia.
U: Alleluya.
Bacaan Injil – Yohanes 21:1-19
Bab terakhir Injil Yohanes ditambah segera sesudah lainnya selesai. Tugas Petrus digambarkan dalam dua aspek, sebagaimana disebut-sebut oleh umat tak lama sesudah meninggalnya. Yang pertama dalam aspek sejarah: tugas sebgai gembala tertinggi Gereja dengan penyerahan resmi sampai tiga kali. Yang kedua dalam pandangan akhir zaman (1-14). Sebagai nelayan (7) ia menjadi nahkoda Gereja dengan para Rasul di sampingnya, untuk menangkap orang (Lukas 5:10) dan membawa semua yang terpanggil masuk ke pelabuhan kekal dengan aman, di mana Kristus yang telah bangkit menyediakan perjamuan surgawi.
“Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada para murid-Nya; demikian juga ikan.”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:
Sesudah bangkit dari antara orang mati, Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut.
Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain.
Kata Simon Petrus kepada mereka: “Aku pergi menangkap ikan.” Kata mereka kepadanya: “Kami pergi juga dengan engkau.” Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
Kata Yesus kepada mereka: “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?” Jawab mereka: “Tidak ada.”
Maka kata Yesus kepada mereka: “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.
Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: “Itu Tuhan.” Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.
Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu.
Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti.
Kata Yesus kepada mereka: “Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu.”
Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.
Kata Yesus kepada mereka: “Marilah dan sarapanlah.” Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: “Siapakah Engkau?” Sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan.
Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu.
Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.
Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?” Jawab Petrus kepada-Nya: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”
Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Jawab Petrus kepada-Nya: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”
Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: “Apakah engkau mengasihi Aku?” Dan ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.”
Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: “Ikutlah Aku.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus
Doa Umat
Dengan kebangkitan Kristus, Putra-Nya, Allah Bapa berkenan menyelamatkan dan menyertai hidup kita selamanya. Marilah kita panjatkan doa-doa kita ke hadapan Allah Yang Mahakasih, yang tidak akan pernah meninggalkan kita.
Bagi Gereja kita.
Ya Bapa, doronglah Gereja-Mu agar selalu memperbaharui diri sehingga kami semakin mampu membuka hati akan karya keselamatan-Mu yang tampak dalam diri Kristus, yang telah bangkit demi keselamatan kami. Dan bimbinglah kami selalu untuk berani terlibat dalam pembaruan masyarakat kami sesuai dengan kehendak-Mu..
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
Bagi masyarakat kita.
Ya Bapa, berkat kebangkitan Kristus, teguhkanlah iman, pengharapan, dan kasih masyarakat kami dalam berbagi hidup satu sama lain. Dan bimbinglah kami selalu untuk berani menghadirkan kasih Kristus bagi masyarakat kami.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
Bagi mereka yang dicurigai atau dihina karena iman akan kebangkitan Yesus.
Ya Bapa, semoga mereka yang dicurigai dan dihina karena iman akan kebangkitan Putra-Mu, Kaudampingi agar tetap bertahan dalam iman. Dan teguhkanlah kami untuk siap sedia membantu mereka dalam kesulitan-kesulitan mereka.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
Bagi kita semua di sini.
Ya Bapa, semoga hubungan kami dengan Dikau dan sesama semakin erat. Dan semoga kami semakin teguh dalam bersaksi tentang kebangkitan Putra-Mu di sepanjang hidup kami.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
Allah Bapa kami di surga, buatlah kami siap sedia serta penuh gairah dalam membangun duni baru, yang penuh cinta kasih, keadilan, dan kedamaian berkat Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin
Doa Persembahan
Allah Bapa kami, hadirlah di tengah-tengah kami dan terimalah persembahan yang kami unjukkan kepada-Mu untuk mengenangkan Putra-Mu ini. Semoga kami berhimpun sebagai putra-putri-Mu yang Kauperkenankan untuk menerima damai sejahtera Putra-Mu. Sebab, Dialah Tuhan Pengantara kami.
Amin
Antifon Komuni – Yoh. 21:12-13
Kata Yesus kepada murid-murid-Nya, “Marilah dan sarapanlah.” Yesus mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, Alleluya.
Doa Sesudah Komuni
Marilah berdoa:
Allah Bapa Yang Mahabaik, Engkau telah mengundang kami ke dalam perjamuan Putra-Mu dan menganugerahkan roti kehidupan kepada kami. Kami mohon perkenankanlah kami mengikuti jejak-Nya untuk menggapai kehidupan abadi yang Kaujanjikan. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami.
Amin
Menghayati Ekaristi dalam hidup
Berkat Roh Kudus para Rasul menemukan sesuatu pada diri Yesus, yang telah bangkit. Mereka melihat sumber keselamatan yang tidak habis-habisnya ditimba. Tentang hal itu mereka menjadi saksi-saksi mata dan demikian pula pengganti-pengganti Petrus selanjutnya. Tetapi bukan hanya bagi kelompok-kelompok saja, melainkan bagi semua orang, hal itu merupakan jawaban atas harapan mereka akan keselamatan. Orang kristen tidak mau melarikan diri dari dunia ini secara licik. Tak mau pula menjadi budak hukum. Yang penting ialah membiarkan diri dibawa oleh Roh cinta kasih dan kekebasan untuk membangun masyarakat persaudaraan yang berdoa di tengah-tengah hidup manusia.
Renungan Minggu Paskah III, 10 April 2016 (Gereja Harus Tidak Menindas)