Minggu Prapaskah III, 24 Maret 2019
Menghayati Ekaristi dalam Hidup
Hubungan antar manusia atau antar masyarakat kalau mau diserasikan, memerlukan adanya saling tahu sama tahu, saling menerima dan memberi. Maka masing-masing fihak hendaknya saling menghormati dan dengan sabar menanti saat yang tepat untuk dapat berjalan serempak. Ingat misalnya masa pertunangan sepasang muda-mudi, masa pendidikan ketrampilan dan kekaryaan.
Antifon Pembukaan –bdk. Mazmur 25:15-16
Mataku tetap terarah kepada Tuhan sebab Ia mengeluarkan kakiku dari jerat. Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku sebab sebatang kara dan celakalah aku.
Pengantar
Seluruh bacaan pada hari Minggu Prapaskah III ini menampilkan tokoh Musa. dalam Perjanjian Lama, Musa dipakai oleh Allah untuk membuat kehadiran Allah dirasakan oleh orang Israel. Musa menjadi perantara Allah dan bangsa Israel. Ia tampil sebagai pribadi yang berkenan di hadapan Allah dan dicintai pula oleh bangsanya. Apa yang dialami oleh Musa bersama dengan bangsanya dan Allahnya dapat mengarahkan kita kepada pengalaman hidup yang bersatu dengan Kristus dan bersatu dengan sesama kita. Untuk itu, kita perlu terus mendengarkan seruan Tuhan terlebih seruan untuk tetap hidup berkenan di hadapan Allah. Salah satu langkah penting untuk hal itu adalah PERTOBATAN.
Seruan Tobat
Tuhan Yesus Kristus, Musa telah dipanggil Tuhan dan diberi tugas untuk membebaskan umat-Nya dari perbudakan. Dan Engkau telah diutus Bapa datang di dunia untuk membebaskan umat manusia dari perbudakan setan.
Tuhan, kasihanilah kami.
Musa telah memperkenalkan Allah leluhurnya, Allah Abraham, Ishak dan Yakub, kepada umat terpilih. Dan Engkau telah memperkenalkan Allah Bapa kami sebagai Bapa yang maha pengasih dan penyayang.
Kristus, kasihanilah kami.
Musa telah membaptis para pengikutnya dalam awan dan laut, dan memberikan santapan selama pengembaraan mereka. Dan Engkau telah membaptis kami dengan air dan Roh, serta menganugerahkan santapan rohani sehari-hari.
Tuhan, kasihanilah kami.
Doa Pembukaan
Marilah bedoa:
Allah Bapa kami yang maharahim, Engkau tahu apa yang ada di dalam hati manusia. Engkau menyelami hati kami sedalam-dalamnya. Engkau tahu usaha-usaha dan kegagalan-kegagalan kami. Maka Engkaulah Allah yang sungguh-sungguh sabar. Kami mohon, buatlah kami percaya, bahwa Engkau kuasa menghapus dosa-dosa kami, dan curahkanlah kiranya Roh Kudus kepada kami. Demi Yesus Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin
Bacaan Pertama – Keluaran 3:1-8a.13-15
Ceritera ini bagi kita merupakan suatu titik terang. Musa menghadap Tuhan sarat dengan beban yang diderita umat-Nya. Sekan-akan api mau melahapnya, tetapi Musa tetap hidup. Allah leluhurnya menggariskan rencana pembebasan: membebaskan umat dari perbudakan dan membawanya ke tanah yang dijanjikan. Di dalam karya ini Tuhan membuktikan, bahwa Ia adalah yang hidup dan menghidupkan.
“Allah telah mengutus aku kepadamu”
Pembacaan dari Kitab Keluaran:
Di tanah Midian Musa biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
Musa berkata: “Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?”
Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: “Musa, Musa!” dan ia menjawab: “Ya, Allah.”
Lalu Ia berfirman: “Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.”
Lagi Ia berfirman: “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.” Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.
Dan TUHAN berfirman: “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.
Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir.”
Ketika Allah mengutus Musa untuk membawa umat Israel keluar dari Mesir, Musa berkata kepada Allah: “Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? — apakah yang harus kujawab kepada mereka?”
Firman Allah kepada Musa: “AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.”
Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
Tanggapan – Mazmur 103:1-2.3-4.6-7.8.11.; Ul:8a
Ref. Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah.
Mazmur:
Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang akan menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
Tuhan menjalankan keadilan dan hukum bagi semua orang yang diperas. Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang-orang Israel.
Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya.
Bacaan Kedua – 1 Korintus 10:1-6.10-12
Umat di Korintus menganggap dirinya kebal terhadap cobaan, karena telah dibebaskan oleh pembaptisan dan ikut serta dalam Ekaristi. Tetapi Paulus mengingatkan mereka akan pembebasan dari Mesir. Di sana sekalipun terus menerus diperhatikan oleh Tuhan, masih banyak juga kurban yang jatuh terkena cobaan. Maka hendaknya setiap orang waspada dan percaya akan kasih setia Tuhan, serta tetap bertahan sampai akhir.
“Kehidupan Bangsa Israel di padang gurun telah dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita”
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:
Saudara-saudara, Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut.
Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.
Mereka semua makan makanan rohani yang sama
dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.
Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat.
Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.
Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!
Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
BAIT PENGANTAR INJIL
S: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.
U: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.
S: Bertobatlah, Sabda Tuhan, karena Kerajaan Surga sudah dekat.
U: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.
Bacaan Injil – Lukas 13:1-9
Yesus mengajak rakyat untuk bertobat kepada Tuhan, sebab hari pengadilan sudah mendekat (12,35-59). Diingatkan oleh-Nya dua kejadian yang masih hangat, dan ditunjukkan-Nya, bahwa setiap orang diundang untuk bertobat, bila ingin bebas dari pengadilan. Dengan maksud yang sama –menekankan ancaman kepada rakyat yang tak setia –diceritakan perumpamaan pohon yang tak berbuah. Ia mengajak agar semua menghasilkan buah pertobatan. Tetapi dari Bapa diperoleh-Nya batas waktu untuk bertobat, sehingga setiap pendosa akhirnya dapat memperoleh keselamatan, yang ditawarkan kepadanya di dalam Gereja.
“Jikalau kamu semua tidak bertobat, kamu pun akan binasa dengan cara demikian”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Sekali peristiwa, datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan.
Yesus menjawab mereka: “Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu?
Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.
Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem?
Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.”
Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: “Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.
Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!
Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!”
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus
Doa Umat
Oleh karena kasih-Nya yang begitu agung, Allah Bapa berkenan menyelamatkan kita. Marilah kita berdoa kepada Allah Bapa kita dengan rendah hati agar kita selalu terbuka akan kasih dan panggilan-Nya.
Bagi Gereja Semesta
Ya Bapa, curahkanlah Roh Kudus-Mu dalam diri Gereja sehingga kami semakin menyadari bahwa kasih-Mu senantiasa tinggal bersama kami yang tengah berziarah menuju kepada Kerjaan kekal di surga bersama-Mu.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
Bagi para pemimpin bangsa.
Ya Bapa, sertailah dan dampingilah para pemimpin bangsa dalam menjalankan tugas pelayanannya sehingga mereka selalu mewartakan kasih setia-Mu yang terwujud dalam perhatian yang nyata serta penuh rasa tanggung jawab berjuang demi kesejahteraan umat.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
Bagi para penderita.
Ya Bapa, berkatilah para penderita, agar dengan rela dapat menyerahkan penderitaan mereka kepada-Mu sebagai silih atas dosanya sendiri maupun dosa sesamanya.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
Bagi kita semua di sini.
Ya Bapa, semoga pada Masa Prapaskah ini, pertobatan kami semakin berkembang. Semoga kami saling meneguhkan dalam memahami serta melaksanakan kehendak-Mu bagi keselamatan kami.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
Allah Bapa kami, kasih setia-Mu senantiasa memampukan kami untuk bertobat. Semoga kami sungguh menggunakan Masa Prapaskah ini sebagai kesempatan untuk semakin memperbaiki hidup dengan mengikuti jejak Yesus, Putra-Mu, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin
Doa Persembahan
Allah Bapa kami yang mahabaik, bukalah kiranya hati kami, agar kami dapat menangkap bahasa tanda-tanda-Mu.
Buatlah kami mengerti, bahwa Engkaulah yang membimbing kami meninggalkan tanah penindasan ini menuju hidup bebas, anugerah Putera-Mu Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin
Antifon Komuni – Yohanes 4:13-14
Inilah Putra-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan; dengarkanlah Dia.
Doa Sesudah Komuni
Marilah berdoa:
Allah Bapa kami yang maha pengasih, kami bersyukur kepada-Mu atas anugerah santapan rohani. Janganlah kami yang telah dilahirkan kembali sia-sia mencicipi santapan surgawi itu. Tetapi bengkitkanlah dalam diri kami iman akan karya-Nya agar anugerah Roh Kudus benar-benar menghasilkan buah berlimpah.
Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin
Menghayati Ekaristi dalam hidup
Kesabaran diperlukan sekali di dalam pergaulan antar sesama manusia. Betapa pula kesabaran Allah terhadap manusia. Sepanjang hidup kita selalu Tuhan mendampingi kita. Sekali-kali ia mengatur langkah kita, agar sesuai dengan langkah-Nya. Atas kesabaran ilahi itu Gereja menyediakan kesempatan tertentu untuk memperoleh rahmat, ialah pada masa-masa persiapan: adven, prapaskah, dsb. Di situ sakramen tobat mendapat tempat istimewa. Sakramen itu bagaikan tangan yang mengangkat kita bila jatuh tergelincir.
Renungan:
DERITA BUKAN DARI ATAS: Renungan Hari Minggu Prapaskah III (28 Februari 2016)
Kel 3:1-81, 13-15; 1Kor 10:1-6,10-12; Luk 13:1-9
DI TENGAH masyarakat, kita menemui orang bijak, saleh, taat, dan jujur tetapi justru hidupnya menderita. Sementara orang-orang yang berlaku jahat, suka korupsi, memeras dan tidak adil, hidupnya nampak makmur, sukses, dan tidak kekurangan apa pun. Pada hal banyak di antara kita yang berpandangan, orang yang berlaku benar dan saleh akan mendapat pahala, hidupnya tentram dan sejahtera; sedang yang berbuat jahat dan berdosa akan mendapatkan hukuman, hidupnya menderita. Tetapi, mengapa terkadang sebaliknya?