Ekaristi Minggu Prapaskah IV/A, 22 Maret 2020
Menghayati Hidup dalam Ekaristi & Menghayati Ekaristi dalam Hidup
Dengan suatu pemeriksaan yang sungguh, sering penyakit dapat ditemukan dan ditentukan. Bukan hanya yang bersifat fisik, tetapi pula yang psikis. Mata yang bening atau kabur kerap kali menjadi cermin hati yang gembira atau susah. Pandangan kita atas orang atau barang dipengaruhi oleh perasaan terdalam. Perasaan-perasaan itulah yang menerangi atau mengaburkan pandangan kita atas dunia.
Kristus adalah hidup kita. Maut tak kuasa lagi atas kita, kalau Kristus hidup di dalam diri kita. Sekarang maut, seperti bagi Dia, hanyalah suatu peralihan penuh misteri kepada hidup yang lebih luhur, hidup yang benar dan kekal. Bila kita hidup menurut “roh” dan bukan menurut “daging” (lih Gal 5,16-25), maka kita memberi kesaksian atas kebangkitan Kristus, yang merupakan bukti dan permulaan kebangkitan kita.
Antifon Pembukaan –bdk. Yesaya 66.10-11
Bersukacitalah, hai Yerusalem, dan berhimpunlah, kamu semua yang mencintainya; bergembiralah dengan sukacita, hai kamu yang dulu berduka, agar kamu bersorak-sorai dan dipuaskan dengan kelimpahan penghiburanmu.
Pengantar
Minggu Prapaskah keempat disebut pula Minggu LAETARE atau Minggu Sukacita. Di mana sukacita itu? Bukankah seruan pertobatan justru semakin dikumandangkan? Sukacita di sini terungkap seperti disebut dalam antifon pembuka, sukacita karena penghiburan dari Allah. Oleh karena itu, pertobatan bukan menjadi beban melainkan menjadi kesempatan mengalami kasih Allah yang Iebih utuh. Pertobatan akan membuat orang serasa mengalami kesembuhan dari kebutaan, bangkit dari kelumpuhan, dan lebih dalam lagi mengalami rahmat Allah yang diberikan kepada kita.
Seruan Tobat
Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah membuka mata si buta, sehingga ia dapat memandang Engkau sebagai Penyelamat dunia.
Tuhan, kasihanilah kami.
Engkau telah membutakan mata mereka yang tidak mau mengakui kelemahannya dan menutup diri terhadap yang benar dan luhur.
Kristus, kasihanilah kami.
Engkau telah membuka mata kami, sehingga kami dapat melihat dan mengakui dosa-dosa kami, serta memandang Engkau sebagai Penyelamat kami.
Tuhan, kasihanilah kami.
Doa Pembukaan
Marilah kita berdoa. (hening sejenak)
Ya Allah, dengan pengantaraan Sabda-Mu Engkau telah memulihkan hubungan damai dengan umat manusia secara mengagumkan. Kami mohon, berilah agar umat kristiani, dengan cinta bakti yang penuh semangat dan iman yang hidup, bergegas menyongsong hari-hari raya yang akan datang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin
Bacaan Pertama – 1 Samuel 16,Ib. 6-7. 10-13a
Sejak masa muda, Daud sudah menyatakan kerinduannya kepada Allah. Hati Daud yang sungguh-sungguh mendambakan Allah menjadi alasan utama Allah mengurapinya menjadi raja menggantikan Saul bagi umat Israel. Daud dipakai Tuhan untuk karya keselamatan-Nya. Orang yang dipakai Tuhan, pasti dikaruniai hikmat dan urapan Roh. Tanpa hikmat dan urapan Roh, karya manusia tidak akan optimal dan kehendak Tuhan tidak akan dilaksanakan secara sempurna.
Pembacaan dari Kitab Pertama Samuel:
“Daud diurapi menjadi raja Israel“.
Setelah Raja Saul ditolak, berfirmanlah Tuhan kepada Samuel, “Isilah tabung tandukmu dengan minyak, dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku.” Ketika anak-anak Isai itu masuk, dan ketika melihat Eliab, Samuel berpikir, “Sungguh, di hadapan Tuhan sekarang berdiri yang diurapi-Nya.” Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel, “Janganlah terpancang pada paras atau perawakan yang tinggi sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.”
Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai, “Semuanya ini tidak dipilih Tuhan.” Lalu Samuel berkata kepada Isai, “Inikah semua anakmu?” Jawab Isai, “Masih tinggal yang bungsu, tetapi ia sedang menggembalakan kambing domba.” Kata Samuel kepada Isai, “Suruhlah memanggil dia sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang kemari.” Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Kulitnya kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu Tuhan berfirman, “Bangkitlah, urapilah dia sebab inilah dia.” Samuel mengambil tabung tanduknya yang berisi minyak itu, dan mengurapi Daud di tengah saudara-saudaranya.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
Tanggapan – Mazmur 23:1-3a.3b-4.5.6
Ref. Tuhanlah gembalaku, tak ‘kan kekurangan aku.
Mazmur:
Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: ‘ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. ‘Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
Sekalipun aku harus berjalan di lembah yang kelam aku tidak takut akan bahaya sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu itulah yang menghibur aku.
Kausiapkan hidangan bagiku di hadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan Ilahi mengiringi langkahku selalu sepanjang umur hidupku. Aku akan diam di rumah Tuhan sekarang dan senantiasa.
Bacaan Kedua – Efesus 5,8-14
Penebusan Kristus menjadikan setiap orang yang percaya kepada-Nya beralih dari kegelapan menuju hidup yang terang. Orang yang hidup dalam terang sudah semestinya hidup dalam kebaikan, keadilan, dan kebenaran. Segala keutamaan itu bukan usaha manusia namun merupakan berkat cahaya Kristus. Sedangkan mereka yang hidup dalam kegelapan akan melakukan perbuatan-perbuatan yang memalukan dan membinasakan.
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:
“Bangkitlah dari antara orang mati, maka Kristus akan bercahaya atas kamu. “
Saudara-saudara, memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang. Karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan kebenaran. Ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya, telanjangilah perbuatan-perbuatan itu. Sebab menyebut saja apa yang mereka buat di tempat-tempat yang tersembunyi sudah memalukan. Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi tampak sebab semua yang tampak ,adalah terang. Itulah sebabnya dikatakan, “Bangunlah, hai kamu yang tidur, dan bangkitlah dari antara orang mati, maka Kristus akan bercahaya atas kamu.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
BAIT PENGANTAR INJIL – Yoh. 8:12b
S: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.
U: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.
S: Akulah cahaya dunia; siapa yang mengikuti Aku akan hidup dalam cahaya abadi.
U: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.
Bacaan Injil – Yohanes 9,1-41
Yohanes memberikan ringkasan drama Al Masih. Yesus, cahaya dunia ditolak oleh mereka, yang didatangi-Nya atas perintah Bapa. Sebagaimana tingkah laku mereka menjadi penghakiman bagi mereka, demikian pula bagi kita. Kita ini pro atau kontra Kristus. Barangsiapa mengakui dirinya buta, membuka diri terhadap cahaya Kristus. Sebaliknya barangsiapa karena kesombongannya merasa melihat terang, menjadi buta. Para Farisi menyatakan kebutaan si buta sejak lahir, sebagai hukuman atas dosa-dosanya. Tetapi mereka menolak percaya kepada Kristus. Kristus dan murid-muridNya dianggap sebagai pendosa. Si buta disembuhkan oleh Kristus. Kendati sudah ada tanda demikian, para Farisi menutup diri dalam kebutaan mereka, sedangkan si buta setapak demi setapak memasuki misteri utusan Allah. Disebutnya nama Yesus (9,11) sebagai Putera Manusia (9,35-38).
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:
“Orang buta itu pergi, membasuh diri, dan dapat melihat. “
Sekali peristiwa, ketika Yesus sedang berjalan lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahir. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus, “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang. Akan datang malam, di mana tak seorang pun dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.” Sesudah mengatakan semua itu, Yesus meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya, “Pergilah, basuhlah dirimu di kolam Siloam.” Siloam artinya: “Yang Diutus”. Maka, pergilah orang itu.
Ia membasuh dirinya, lalu kembali dengan matanya sudah melek. Maka, tetangga-tetangganya, dan mereka yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata, “Bukankah dia ini yang selalu mengemis?” Ada yang berkata, “Benar, dialah ini!” Ada pula yang berkata, “Bukan, tetapi ia serupa dengan dia.” Orang itu sendiri berkata, “Benar, akulah dia.” Kata mereka kepadanya, “Bagaimana matamu menjadi melek?” Jawabnya, “Orang yang disebut Kristus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku, dan berkatalah kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi, dan setelah membasuh diri, aku dapat melihat.”
Lalu mereka berkata kepadanya, “Di manakah Dia?” Jawabnya, “Aku tidak tahu.” Lalu, mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi. Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu adalah hari Sabat. Karena itu orang-orang Farisi pun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya, “Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat.” Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu, “Orang ini tidak datang dari Allah sebab Ia tidak memelihara hari Sabat.” Sebagian pula berkata, “Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mukjizat yang demikian?” Maka timbullah pertentangan di antara mereka. Lalu kata mereka pula kepada orang yang tadinya buta itu, “Dan engkau, karena Ia telah memelekkan matamu, apakah katamu tentang Dia?” Jawabnya, “Ia seorang nabi!” Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru sekarang dapat melihat. Maka, mereka memanggil orang tuanya, dan bertanya kepada mereka, “Inikah anakmu yang kamu katakan lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?” Jawab orang tua itu, “Yang kami tahu dia ini anak kami, dan ia memang lahir buta. Tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu; dan siapa yang memelekkan matanya, kami juga tidak tahu. Tanyakanlah kepadanya sendiri sebab ia sudah dewasa; dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri.” Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengakui Yesus sebagai Mesias akan dikucilkan. Itulah sebabnya maka orang tua itu berkata, “la telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri.” Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta dan berkata kepadanya, “Katakanlah kebenaran di dapan Allah: Kami tahu bahwa orang itu orang berdosa.” Jawabnya, “Apakah Dia itu orang berdosa, aku tidak tahu! Tetapi satu hal yang aku tahu, yaitu: Aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat.” Kata mereka kepadanya, “Apakah yang diperbuat-Nya kepadamu? Bagaimana Ia dapat memelekkan matamu?” Jawabnya, “Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya. Mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi? Barangkali kali kamu mau menjadi murid-Nya juga?” Sambil mengejek, orang orang Farisi berkata kepadanya, “Engkau saja murid orang itu, tetapi kami murid-murid Musa. Kami tahu bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Dia itu, kami tidak tahu dari mana Ia datang.” Jawab orang itu kepada mereka, “Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, padahal Ia telah memelekkan mataku. Kita tahu bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdoa melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya. Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah mendengar bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta. Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa.” Jawab mereka, “Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa, dan engkau hendak mengajar kami?” Lalu mereka mengusir dia keluar. Yesus mendengar bahwa orang itu telah diusir oleh orang-orang Farisi. Maka, ketika bertemu dengan dia, Yesus berkata, “Percayakah engkau kepada Anak Manusia?” Jawabnya, “Siapakah Dia, Tuhan, supaya aku percaya kepada-Nya.” Kata Yesus kepadanya, “Engkau bukan saja melihat Dia! Dia yang sedang berbicara dengan engkau, Dialah itu!” Kata orang itu, “Aku percaya, Tuhan!” Lalu ia sujud menyembah Yesus.
Kata Yesus, “Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa tidak melihat dapat melihat, dan supaya yang dapat melihat menjadi buta.”‘ Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ, dan mereka berkata kepada Yesus, “Apakah itu berarti kami juga buta?” Jawab Yesus kepada mereka, “Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa. Tetapi karena kamu berkata ‘Kami melihat’, maka tetaplah dosamu.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan Sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
atau Bacaan Injil (Singkat) Yoh. 9:1.6-9.13-1 7.34-38
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:
“Orang buta itu pergi, membasuh diri, dan dapat melihat. “
Sekali peristiwa, ketika Yesus sedang berjalan lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahir. Maka, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya, “Pergilah, basuhlah dirimu di kolam Siloam.” Siloam artinya: “Yang Diutus”. Maka, pergilah orang itu. la membasuh dirinya, lalu kembali dengan matanya sudah melek. Maka, tetangga-tetangganya, dan mereka yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata, “Bukankah dia ini yang selalu mengemis?” Ada yang berkata, “Benar, dialah ini!” Ada pula yang berkata, “Bukan, tetapi ia serupa dengan dia.” Orang itu sendiri berkata, “Benar, akulah dia.” Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi. Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu adalah hari Sabat. Karena itu orang-orang Farisi pun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya, “Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat.” Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu, “Orang ini tidak datang dari Allah sebab Ia tidak memelihara hari Sabat.” Sebagian pula berkata, “Bagaimanakah seorang berdoa dapat membuat mukjizat yang demikian?” Maka timbullah pertentangan di antara mereka. Lalu kata mereka pula pada orang yang tadinya buta itu, “Dan engkau, karena Ia telah memelekkan matamu, apakah katamu tentang Dia?” Jawabnya, “Ia seorang nabi!” Tetapi orang-orang Farisi menegur dia, “Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa, dan engkau hendak mengajar kami?” Lalu mereka mengusir dia keluar. Yesus mendengar bahwa orang itu telah diusir oleh orang-orang Farisi. Maka, ketika bertemu dengan dia, Yesus berkata, “Percayakah engkau kepada Anak Manusia?” Jawabnya, “Siapakah Dia, Tuhan, supaya aku percaya kepada-Nya.” Kata Yesus kepadanya, “Engkau bukan saja melihat Dia! Dia yang sedang berbicara dengan engkau, Dialah itu!” Kata orang itu, “Aku percaya, Tuhan!” Lalu ia sujud menyembah Yesus.
Berbahagialah orang yang mendengarkan Sabda Tuhan, dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Homili
Doa Umat
Melalui Kristus Putra-Nya, Allah Bapa begitu mengasihi kita. Maka, marilah kita panjatkan doa kepada-Nya dengan penuh harapan.
Bagi para pemimpin Gereja.
Semoga Allah Bapa Mahabijaksana memberkati para pemimpin Gereja agar selalu ramah dan bijaksana seperti Kristus dalam menggembalakan umat yang tengah berziarah menuju Kerajaan keselamatan-Nya.
Marilah kita mohon…
Kasihanilah kami umat-Mu, ya Tuhan.
Bagi para pejabat pemerintahan.
Semoga Allah Bapa Mahabaik memberikan terang sinar kasih-Nya bagi para pejabat pemerintahan kita sehingga mereka dengan giat mengusahakan segala sesuatu yang diperlukan untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.
Marilah kita mohon…
Kasihanilah kami umat-Mu, ya Tuhan.
Bagi mereka yang sakit dan cacat mental.
Semoga Allah Bapa Mahabelas kasih membangkitkan rasa belas kasih kita terhadap mereka yang sakit dan cacat mental agar mereka itu jangan sampai dilalaikan ataupun disingkirkan, melainkan dirawat dengan cinta kasih.
Marilah kita mohon…
Kasihanilah kami umat-Mu, ya Tuhan.
Bagi kita di sekitar altar ini.
Semoga Allah Bapa sumber cahaya sejati menerangi hati dan budi kita agar semakin mengenal Dia dan Kristus Putra-Nya, serta semakin menghayati martabat kita sebagai putra dan putri cahaya. Marilah kita mohon….
Kasihanilah kami umat-Mu, ya Tuhan.
Allah Bapa Yang Mahakudus, dengarkanlah doa kami. Perkenankanlah kami bersyukur kepada-Mu atas segala anugerah yang telah kami terima. Buatlah kami tenang karena percaya akan memperoleh apa yang kami harapkan dalam dan karena Kristus, Tuhan kami.
Amin
Doa Persembahan
Ya Allah, dengan gembira kami mengunjukkan persembahan yang membawa keselamatan kekal bagi kami. Kami mohon, semoga kami sanggup merayakan kurban ini dengan penuh iman dan mewujudkannya dengan pantas dalam hidup kami demi keselamatan dunia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
Amin
Prefasi Orang yang Lahir Baru
Sungguh layak dan sepantasnya, bahwa kami selalu dan di mana pun bersyukur kepada-Mu, Tuhan, Bapa yang kudus, Allah Yang Mahakuasa dan kekal: dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Dengan misteri penjelmaan-Nya, la menuntun umat manusia yang berjalan dalam kegelapan, masuk ke dalam terang iman, dan lewat sakramen kelahiran ,kembali. Ia mengangkat semua yang lahir sebagai budak dosa lama, menjadi anak angkat Allah. Dari sebab itu, dengan sujud menyembah, segala makhluk surgawi dan duniawi mengidungkan nyanyian baru bagi-Mu. Bersama segenap laskar Malaikat, kami pun mengagungkan Dikau sambil tak henti-hentinya bernyanyi/berseru:
Kudus, kudus, kuduslah Tuhan
Antifon Komuni – Bdk. Yoh. 9: 11
Tuhan mengolesi mataku, lalu aku pergi, dan aku membasuh muka,
dan aku melihat, dan aku percaya kepada Allah.
Doa Komuni Bathin St. Alfonsus Liguori
(Didoakan oleh orang yang tidak dapat menyambut Tubuh Tuhan secara nyata)
Yesusku,
aku percaya bahwa Engkau hadir dalam Sakramen Mahakudus.
Aku mengasihi-Mu melebihi segala sesuatu, dan aku merindukan Engkau dalam seluruh jiwaku.
Karena aku tidak dapat menerima-Mu secara sakramental saat ini,
maka datanglah ya Tuhan sekurang-kurangnya secara rohani dalam hatiku,
meskipun Engkau selalu telah datang.
Aku memeluk-Mu dan ingin mempersatukan seluruh diriku seutuhnya dengan-Mu,
dan jangan ijinkan aku terpisah dari-Mu.
Amin.
Doa Sesudah Komuni
Marilah berdoa:
Ya Allah, Engkau menerangi setiap orang yang lahir di dunia. Kami mohon terangilah hati kami dengan sinar rahmat-Mu agar kami mampu selalu memikirkan hal-hal yang pantas dan yang layak bagi keagungan-Mu serta mencintai Engkau dengan sungguh-sungguh. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.
Amin
Renungan hari ini:
– ORANG BUTA MELIHAT (Renungan Minggu Prapaskah IV-a, 26 Maret 2017)… Klik disini!!