Ekaristi Minggu Prapaskah IV, 30 Maret 2019
Menghayati Ekaristi dalam Hidup
Di mana-mana terdapat orang bahagia dan celaka, orang kaya dan miskin, orang sehat dan sakit. Dan mereka yang mendapat tugas menyelenggarakan kesejahteraan rakyat berusaha mengatur hak dan kewajiban serta tugas secara adil dan merata. Tetapi sayangnya, ada orang yang menganggap, memperhatikan orang-orang lemah papa itu sebagai membuang-buang waktu saja serta memboroskan uang. Dan mereka yang merasa kaya atau pandai melihat para lemah papa makin lama semakin mendekati mereka, dan merasa seakan-akan disaingi. Demikianlah salah faham timbul dan mengakibatkan kebencian satu sama lain.
Antifon Pembukaan –bdk. Yesaya 66.10-11
Bersukacitalah, hai Yerusalem, dan berhimpunlah, kamu semua yang mencintainya; bergembiralah dengan sukacita, hai kamu yang dulu berduka, agar kamu bersorak-sorai dan dipuaskan dengan kelimpahan penghiburanmu.
Pengantar
Minggu gembira Prapaskah keempat ini menampilkan kisah klasik dalam Injil, yaitu anak yang hilang yang menggambarkan cinta dan belas kasih Ilahi. Kegembiraan bapa akan anaknya yang hilang dan telah kembali, dan kegembiraan anak hilang karena telah diterima lagi. Maka, kita semua juga amat perlu mendengarkan pesan Paulus agar kita juga berdamai dengan Tuhan. Dengan senang hati kita membiarkan dipimpin oleh Allah melewati padang pasir dosa-dosa menuju tanah perjanjian yang baru dengan menyambut Paskah Putra-Nya.
Seruan Tobat
Tuhan Yesus Kristus, Engkau selalu terbuka dan ramah terhadap para pemungut cukai dan orang berdosa.
Tuhan, kasihanilah kami.
Engkau menggambarkan kebahagiaan Bapa di surga yang menemukan kembali seorang pendosa.
Kristus, kasihanilah kami.
Engkau menggambarkan keinginan Bapa, agar kami ikut serta berbahagia dengan Bapa, yang menerima kembali putra-Nya yang hilang.
Tuhan, kasihanilah kami.
Doa Pembukaan
Marilah bedoa:
Ya Allah, karena kelemahan kami, kami mudah jatuh ke dalam dosa. Namun, kami percaya bahwa Engkau adalah Bapa yang baik, yang selalu menanti kami untuk bangun kembali kepada-Mu. Maka, kami mohon kuatkan kami untuk selalu bangun lagi manakala kami jatuh. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin
Bacaan Pertama – Yosua: 5:8a.10-12
Sejarah panjang menuju tanah perjanjian sudah terlewati. Mereka kini mulai tinggal di Tanah Terjanji. Hidup normal telah dimulai. Mereka mengalami hidup baru. Sebelum lebih jauh menjalani hidup di tanah yang baru, mereka merayakan Paskah di tanah itu. Setelah perayaan Paskah itu, mereka hidup tidak dari manna lama, tetapi dari hasil negeri itu. Umat Kristen telah memakan manna baru sebagai bekal menuju Allah Bapa dengan pimpinan Yosua baru, yaitu Kristus.
“Umat Allah memasuki tanah yang dijanjikan, dan merayakan Paskah”
Pembacaan dari Kitab Yosua:
Sekali peristiwa, setelah Yosua selesai menyunatkan seluruh bangsa, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: “Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu.” Itulah sebabnya nama tempat itu disebut Gilgal sampai sekarang.
Sementara berkemah di Gilgal, orang Israel itu merayakan Paskah pada hari yang keempat belas bulan itu, pada waktu petang, di dataran Yerikho.
Lalu pada hari sesudah Paskah mereka makan hasil negeri itu, yakni roti yang tidak beragi dan bertih gandum, pada hari itu juga.
Lalu berhentilah manna itu, pada keesokan harinya setelah mereka makan hasil negeri itu. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
Tanggapan – Mazmur 34:2-3.4-5.6-7.; Ul:9a
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Mazmur:
Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan, jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memashyurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakan.
Bacaan Kedua – 2 Korintus 5:17-21
Manusia berdosa akan mengalami kebinasaan. Namun, Allah telah mengutus Putra-Nya terkasih untuk menebusnya. Ia tidak memperhitungkan pelanggaran-pelanggaran manusia. Untuk itu, setiap pendosa semestinya mau memberi dirinya untuk didamaikan Allah. Orang harus melakukan penyesalan dan pertobatan yang sejati. Dengan tobat itu, orang berdosa membuka diri untuk menerima pengampunan Bapa.
“Allah mendamaikan kita dengan diri-Nya lewat Kristus”
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:
Saudara-saudara, siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
BAIT PENGANTAR INJIL –Lukas 15:18
S: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.
U: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.
S: Baiklah aku kembali kepada bapaku dan berkata, “Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan Bapa.”
U: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.
Bacaan Injil – Lukas 15:1-3.11-32
Pengampunan Allah luar biasa. Prakarsa pengampunan datang dari Bapa. Sebelum pendosa itu sempat mengakui dosanya, belas kasih Bapa telah menantikan dan menjemputnya. Pengampunan ini mengembalikan status pendosa sebagai anak yang tercinta, melebihi harapan pendosa yang hanya menginginkan menjadi hamba. Inilah kabar sukacita bagi siapa saja yang telah jatuh dalam dosa. Namun, berita gembira ini sering tidak diterima oleh orang yang kelihatannya saleh. Orang-orang yang merasa saleh ini sering tidak melihat kasih Bapa yang begitu agung, namun hanya melihat jasa-jasanya yang harus mendapatkan imbalan. Orang ini sesungghuhnya juga berdosa karena berpandangan keliru. Kendati demikian, Bapa pun berpaling kepadanya agar mereka mengalami kedekatan dengan diri-Nya.
“Adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia.
Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.”
Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:
“Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.
Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.
Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan ia pun mulai melarat.
Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.
Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya.
Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.
Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.
Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.
Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.
Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian.
Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu.
Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat.
Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.
Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.
Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus
Doa Umat
Allah Bapa kita adalah Bapa yang menantikan kedatangan kita dalam menghadapi kesulitan. Maka, marilah kita panjatkan doa kepada-Nya.
Bagi Paroki kita.
Ya Bapa, berkatilah umat-Mu agar hasil pencarian, pembaruan, dan pendalaman iman memberikan hidup dan gairah kepada setiap orang.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
Bagi para bapak dan para ibu.
Ya Bapa, sadarkanlah kiranya para bapak dan ibu akan tanggung jawab mereka dalam pembinaan anak-anaknya menuju kedewasaan.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
Bagi mereka yang saat ini kelaparan dan memandang kita kecukupan.
Ya Bapa, tumbuhkanlah cinta kasih dan belas kasih dalam hati kami sehingga tak sampai membiarkan orang kelaparan, sedangkan kami memupuk barang sampai membusuk.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
Bagi diri kita sendiri.
Ya Bapa, semoga kami jangan menjadi kejam dan menuntut lebih banyak dari orang lain melebihi diri kami sendiri, dan semoga kami saling menaruh belas kasih.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
Allah Bapa Yang Mahakudus, dengarkanlah doa kami. Perkenankanlah kami bersyukur kepada-Mu atas segala anugerah yang telah kami terima. Buatlah kami tenang karena percaya akan memperoleh apa yang kami harapkan dalam dan karena Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin
Doa Persembahan
Ya Allah, dengan penuh rasa syukur kami menghadap kepada-Mu sambil membawa persembahan roti dan anggur ini. Jadikanlah persembahan kami ini sebagai sarana keselamatan bagi kami berkat persatuan dengan kurban Putera-Mu, Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin
Antifon Komuni – Lukas 15:32
Anakku, haruslah engkau bergembira, karena saudaramu telah mati dan menjadi hidp kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.
Doa Sesudah Komuni
Marilah berdoa:
Ya Allah, kami bersyukur karena telah Kaukuatkan dengan santapan Sabda dan Tubuh Kristus, Putera-Mu. Semoga berkat santapan ini, Engkau menumbuhkan harapan kami akan masa depan yang baru, yaitu hidup abadi di rumah-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin
Menghayati Ekaristi dalam hidup
Sebagai pendosa yang memperoleh pengampunan, kita ini sama-sama dalam Kristus dan Gereja-Nya. Tiada perbedaan selain karisma sebagai sarana pengabdian kepada keseluruhan. Ciri menyolok Gereja ialah persaudaraan antar mereka dalam saling memahami dan saling menaruh cinta kasih. Dan tugas umat kristen berserta para pemimpinnya ialah memajukan persahabatan antara apa saja yang memisahkan: ras (suku), kedudukan, ideologi dan perbedaan agama. Dengan demikian diharapkan, mereka lalu bersahabat dengan Tuhan, yang tak henti-hentinya menganggap semua orang sebagai putera dan puteri-Nya.
Renungan Minggu Prapaskah IV (6 Maret 2016)
BERBALIK KEPADA ALLAH
Hari Minggu Prapaskah IV (6 Maret 2016)
Yos 5:9a,10-12; 2Kor 5:17-21;
Luk 15:1-3,11-32