Ekaristi Minggu Prapaskah V, 7 April 2019

Menghayati Ekaristi dalam Hidup
Ada dua macam orang, yang ciri-cirinya dapat kita temukan dalam diri kita masing-masing, yaitu pesimis dan optimis. Si pesimis cenderung melihat ke masa lampau, si optimis ke masa depan. Si pesimis tinggal pada masa lampau; kenangan akan masa silam minta perhatian sepenuhnya, sehingga ia seolah-olah dibelenggu oleh sesuatu yang sudah tiada lagi dan takkan kembali. Si optimis penuh gairah, terbuka untuk masa depan, dan menggunakannya dengan dinamis dan kreatif; maka percaya akan adanya kesempatan-kesempatan baru. Si pesimis serba salah, dan tidak menggunakan pengalamannya untuk kegiatan-kegiatan baru. Si optimis lewat kegagalan-kegagalan akhirnya akan betul, sebab percaya akan hidup..

Antifon Pembukaan –bdk. Mazmur 43:1-2

Berilah keadilan kepadaku, ya Allah, dan perjuangkanlah perkaraku terhadap kaum yang tidak saleh. Luputkanlah aku dari penipu dan orang yang curang. Sebab, Engkaulah Allahku dan kekuatanku.

Pengantar

“Barangsiapa tidak berdosa, boleh melemparkan batu pertama.” Dengan serta merta, kita berada di tengah persoalan ini: menjadi Kristen berarti senantiasa bertobat. Bagi setiap orang oleh Kristus disediakan kesempatan-kesempatan baru, betapapun dalamnya ia terjatuh. Situasi dosa diubah-Nya menjadi kesempatan bertobat, yang membuka kemungkinan tenteram dan gembira yang sama sekali baru. Untuk pertobatan seperti itulah, Gereja selalu mengajak kita terlebih dalam Masa Prapaskah ini. Kita dibimbingnya di jalan pertobatan menuju keselamatan, jalan yang telah dilalui oleh Kristus sendiri menuju hidup baru. Kesempatan ini kita hayati dalam Ekaristi ini sebagai kenangan penebusan oleh Kristus dan dalam Kristus. .

Seruan Tobat

Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah membuka jalan baru di padang gurun menuju kemuliaan.
Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau bersabda, “ Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah melemparkan batu pertama kepada wanita itu.”
Kristus, kasihanilah kami.

Engkau juga bersabda, “Aku pun tidak akan menghukum engkau. Pulanglah dan mulai sekarang jangan berdosa lagi”.
Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pembukaan

Marilah bedoa:
Ya Allah, melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah menganugerahkan rahamat pengampunan atas dosa-dosa kami serta memberi harapan akan hidup yang baru. Kami mohon, berilah kami hati yang baru, yaitu hati yang penuh penyesalan dan hati yang rela mengampuni sesama kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin

Bacaan Pertama – Yesaya 43:16-21
Dalam penderitaan yang luar biasa karena pembuangan, Bangsa Israel terkenang akan peristiwa-peristiwa indah di masa lampau pada zaman kepemimpinan Musa. Menghadapi hal itu, Yesaya menyadarkan dan mengajak mereka akan meninggalkan kenangan itu karena akan ada zaman baru yang menggantikannya. Mereka akan bersorak-sorai yang lebih besar karena kasih Allah yang tidak terbatas. Hanya Kristus yang mampu memberikan harapan itu kepada setiap manusia yang percaya kepada-Nya.

“Aku hendak membuat sesuatu yang baru, dan Aku akan memberi minum Umat Pilihan-Ku”

Pembacaan dari Kitab Yesaya:
Tuhan telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat, yang telah menyuruh kereta dan kuda keluar untuk berperang, juga tentara dan orang gagah — mereka terbaring, tidak dapat bangkit, sudah mati, sudah padam sebagai sumbu –, firman-Nya: “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala!
Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara.
Binatang hutan akan memuliakan Aku, serigala dan burung unta, sebab Aku telah membuat air memancar di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara, untuk memberi minum umat pilihan-Ku; umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku.”

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 126:1-2b.2c-3.4-5.6; Ul:lht. 1a

Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.

Mazmur:
 Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu, mulut kita penuh dengan tawa ria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
 Pada waktu itu, berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, “Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!” Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
 Pulihkanlah kepada kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan cucuran air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
 Orang yang berjalan dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Bacaan Kedua – Filipi 3:8-14
Paulus mengakui bahwa dirinya telah ditangkap oleh Kristus, Oleh karen itu, ia berani menanggalkan segala-galanya untuk mengabdi Kristus. Bagi Paulus, hidup adalah karena dan demi Kristus. Setiap orang yang telah dianggap oleh Kristus, semestinya hidup dan bergerak sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh yang telah menangkapnya. Hidup dan perjuangan sudah semestinya pula diukur oleh kualitas cintanya kepada Kristus.

“Oleh karena Kristus, aku telah melepaskan segala sesuatu, sambil membentuk diri menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya”.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi:
Saudara-saudara, segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.

Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.

Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.

Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL –Yl. 2:12-13

S: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.
U: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.
S: Berbaliklah kepada-Ku dengan sepenuh hatimu, Sabda Tuhan sebab Aku Maha Pengasih dan Penyayang.”
U: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.

Bacaan Injil – Yohanes 8:1-11
Manusia yang telah pilu berjumpa dengan Tuhan yang amat berbelas kasih. Itulah inti kutipan ini. Yesus tidak menghukum pendosa dengan kematian, namun memberi kesempatan untuk bertobat agar menemukan kembali keselamatan. Yesus menolak dosa dan kejahatan, namun Ia mengasihi pendosa agar ia tergugah untuk bertobat. Yesus tidak menghilangkan pemegang atau lembaga penegak hukum dan pengadilan, namun mereka diharapkan dapat melaksanakan tugasnya secara benar dan bijaksana. Inilah tantangan keselamatan yang ditawarkan oleh Yesus kepada manusia di sepanjang masa.

“Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melempar batu kepada perempuan iini”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:
Sekali peristiwa, Yesus pergi ke bukit Zaitun.
Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka.
Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.
Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah.
Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?”
Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.
Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.”
Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.
Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.
Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?”
Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Umat

Marilah kita berdoa kepada Allah Bapa kita, yang demi Kristus dan dengan pengantaraan-Nya telah memberikan kesempatan hidup baru.

Bagi seluruh Gereja.
Ya Bapa, semoga semua umat belajar mawar dirinya, sebagai orang yang terbatas kemampuannya, lemah dan sering berdoa.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

Bagi masyarakat kita.
Ya Bapa, semoga seluruh anggota masyarakat di Indonesia dijiwai semangat pengampunan dan kerukunan.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

Bagi mereka yang menjauhkan diri dari Gereja.
Ya Bapa, semoga demi kerahiman-Mu, Engkau menyapa mereka yang menjauhkan diri daripada-Mu dan dari umat-Mu.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

Bagi diri kita sendiri.
Ya Bapa, sadarkanlah kami bersama agar sebagai kelompok dan perorangan mempunyai rasa tanggung jawab atas kesejahteraan para penderita di sekitar kami dan ditempat-tempat lain.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

Allah Bapa Yang Maharahim, kami pun takkan berani melemparkan batu pertama sebab kami pun tak pula tanpa dosa. Tolonglah kami dalam pertobatan kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin

Doa Persembahan

Ya Allah, terimalah diri kami yang kami persembahkan kepada-Mu dalam rupa roti dan anggur ini. Semoga kami Kaujadikan serupa dengan Yesus Kristus, Putra-Mu. Sebab, Dialah Tuhan, pengantara kami.
Amin

Antifon Komuni – Yohanes 8:10-11

Tidak adakah seorang pun yang menghukum engkau? Tidak ada Tuha. Aku pun tidak menghukum engkau: mulai sekarang jangan berbuat dosa lagi.

Doa Sesudah Komuni

Marilah berdoa:
Ya Allah, kami bersyukur atas sakramen keselamatan-Mu ini. Kami mohon bantulah kami untuk berani melepaskan diri dari segala sesuatu yang merintangi kami dalam mengikuti Putra-Mu menuju pada kebahagiaan sejati yang Kaujanjikan. Sebab, Dialah Tuhan dan Pengantara kami.
Amin

Menghayati Ekaristi dalam hidup
Bagi setiap orang oleh Kristus disediakan kesempatan-kesempatan baru, betapa pun dalamnya ia jatuh. Situasi dosa diubah-Nya menjadi kesempatan bertobat, yang membuka kemungkinan hidup tenteram dan gembira yang sama sekali baru. Untuk pertobatan semacam itulah Gereja selalu mengajak kita terlebih dalam masa Prapaskah ini. Kita dibimbingnya di jalan pertobatan menuju keselamatan, jalan yang telah dilalui oleh Kristus sendiri menuju hidup baru.

Renungan: “Meneladan Kebijaksanaan Yesus”

Tinggalkan Balasan