PARA MURID KURANG PERCAYA (Renungan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, Minggu 29 Mei 2016)

PARA MURID KURANG PERCAYA

Kej. 14:18-20; 1Kor 11:23-26
Luk 9:11b-17

BACAAN pertama hari ini berisi kisah singkat mengenai Melkisedek yang memberkati Abram. Kisah singkat ini mempunyai pe­ranan penting dalam usaha menjelaskan fungsi Yesus sebagai Imam Agung Per­janjian Baru, seperti dije­laskan panjang lebar dalam surat Ibrani. Dalam diri Melkisedek tergabung dua jabatan penting dalam Per­janjian Lama, yaitu: jabatan raja dan imam seperti yang dicita-citakan oleh bangsa Israel. Melkisedek adalah seorang raja Salem (Yeru­salem) dan sekaligus Imam Allah Yang Maha­tinggi. Melkisedek terkenal sebagai seorang raja dan imam yang senantiasa memper­juangkan kebenaran dan keadil­an. Ketika Abram kembali dari pepe­rangan melawan raja-ara di Timur (Kej 14:1-16), pergilah Melkisedek menyong­song Abram sambil membawa roti dan anggur sebagai persembahan. Selanjutnya Melkisedek memberkati Abram dan memuji Allah yang telah memberikan kemenangan kepada Abram. Sebagai tanda syukur atas berkat Allah, Abram lalu memper­sembahkan kepada Melkisedek seper­sepuluh dari hasil rampasan perang yang diperolehnya. Dengan demikian kisah singkat ini ingin menonjolkan kelebihan Melkisedek, sebagai prototype (gambaran) Mesias, dibandingkan dengan Abram, nenek moyang bangsa Israel.

Bacaan kedua berisi kisah singkat tentang Tuhan Yesus yang mengadakan perjamuan malam terakhir bersama kedua belas rasul. Kisah singkat ini sengaja ditulis Paulus untuk mengingatkan kembali jemaat di Korintus akan arti perjamuan Tuhan yang selalu mereka adakan. Menurut Paulus, jemaat di Korintus telah melakukan kesalahan besar apabila mereka berkumpul hanya untuk makan. Sebab dalam perjamuan tersebut, mereka masing-masing memakan dahulu makanannya sendiri, sehingga sebagian jemaat mabuk kekenyangan, tetapi sebagian lagi ada yang kelaparan karena tidak mem­punyai apa-apa. Dengan demikian mereka berkumpul bukan untuk memu­puk per­satuan, justru membuat per­pecahan. Hal ter­sebut jelas sangat ber­tentangan dengan kehendak Tuhan, yang secara khusus mewariskan per­ja­muan kasih itu kepada jemaat. Untuk memperbaiki kebiasa­an ter­sebut, Paulus mene­gaskan kembali apa yang diterimanya sendiri dari Tu­han, kemudian di­terus­kannya kepada jemaat di Korintus. Perjamuan Tuhan adalah per­jamuan kasih persau­daraan, Tuhan Yesus secara khusus menyatakan kasih-Nya dengan mem­berikan Tubuh dan Darah sendiri kepada para rasul. Jadi setiap kali jemaat di Korintus berkumpul untuk mengadakan perjamuan Tuhan, mereka harus mene­ladan Tuhan dengan saling menyatakan kasih satu sama lain. Sebab jika tidak, mereka berdosa terhadap Tubuh dan Darah Tuhan.

Bacaan Injil berisi kisah singkat mengenai Tuhan Yesus yang memberi ma­kan banyak orang. Peristiwa ini diki­sahkan oleh semua penginjil. Kisah singkat ini diawali dengan inisiatif kedua belas rasul untuk meminta kepada Yesus agar Ia menyuruh orang banyak itu pergi ke desa-desa dan kampung sekitar untuk mencari penginapan dan makanan. Namun tanpa disangka-sangka, Tuhan Yesus malah menyuruh para rasul memberi mereka makan. Menanggapi suruhan Yesus ini, para rasul menegaskan bahwa mereka hanya mempunyai lima roti dan dua ekor ikan, sehingga jelas tidak akan cukup untuk memberi makan sekitar lima ribu orang. Tetapi Yesus memerintah para rasul untuk menyuruh orang banyak duduk berkelompok-kelompok dengan jumlah lima puluh orang setiap kelompok. Yesus mengambil lima roti dan dua ekor ikan itu, menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada para rasul supaya dibagi-bagikan kepada orang banyak. Dan aneh bin ajaib, ternyata semua orang dapat makan sampai kenyang. Bahkan, masih tersisa sebanyak dua belas bakul potongan-potongan roti.

Mukjizat pergandaan roti ini menjadi kritikan tajam bagi kedua belas murid yang kurang percaya pada kemampuan Yesus untuk memuaskan kebutuhan orang banyak. Sisa roti sebanyak dua belas bakul adalah bukti bahwa Tuhan Yesus dapat memuaskan orang banyak melebihi kebutuhan mereka. Seperti telah dikata­kan-Nya sendiri, Ia datang supaya orang banyak mempunyai hidup dalam segala kelimpahan. Sama seperti Musa dan Elia dulu, Yesus kini tampil sebagai tanda nyata kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya. Barangsiapa percaya kepada Allah, tak perlu kuatir akan hidupnya, karena Allah sendiri yang akan menja­min kehi­dupan mereka.

Pada hari Raya Tubuh dan Darah Kristus ini, pesan ketiga bacaan tersebut di atas patut diingat. Pertama roti dan anggur adalah bahan persembahan tradisional sejak jaman Melkisedek, raja Salem dan imam Allah yang Maha Tinggi. Kedua, Tuhan Yesus menggunakan roti dan anggur sebagai lambang Tubuh dan Darah yang diserahkan-Nya sendiri kepada para murid-Nya. Ketiga, Yesus mengajar para murid untuk memberi makan kepada orang banyak yang mengikuti Yesus.***

Liturgi Hari ini: MINGGU 29 MEI 2016: HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS….Klik disini!!

Tinggalkan Balasan