Pendalaman Kitab Suci Remaja Katolik (BKSN 2018)

MEWARTAKAN

KABAR GEMBIRA

DALAM KEMAJEMUKAN

 

 

 

 

Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk (Mrk. 16:15)

 

 

 

 

Pendalaman  Kitab Suci

Remaja Katolik

 

 

Bulan Kitab Suci Nasional

LEMBAGA BIBLIKA INDONESIA

2018

 

 

Pendahuluan

Dalam pertemuan nasional (Pernas) yang diadakan pada tanggal 18-22 Juli 2016 di Sawangan, Bogor, Lembaga Biblika Indonesia (LBI) sepakat untuk mengusung sebuah tema besar “Mewartakan Injil di tengah Arus Zaman” sebagai arahan selama empat tahun ke depan. Tema itu kemudian dijabarkan dalam empat tema yang lebih spesifik yang akan direnungkan terutama dalam Bulan Kitab Suci Nasional selama empat tahun mendatang. Adapun keempat tema itu adalah sebagai berikut:

  • Mewartakan Kabar Gembira dalam Gaya Hidup Modern (2017)
  • Mewartakan Kabar Gembira dalam Kemajemukan (2018)
  • Mewartakan Kabar Gembira dalam Krisis Lingkungan Hidup (2019)
  • Mewartakan Kabar Gembira dalam Krisis Iman dan Identitas Diri (2020)

Tema pertama sudah kita renungkan selama bulan September 2017. Sekarang ini kita memasuki tema yang kedua, yaitu Mewartakan Kabar Gembira dalam Kema­jemukan. Sebagaimana biasa, tema ini akan dibagi dalam 4 pertemuan mingguan dalam rangka Bulan Kitab Suci Nasional. Tulisan ini, yang bisa diperlakukan sebagai Gagasan Pendukung, mau menempatkan perme­nungan atas tema itu dalam konteks Gereja Indonesia.   Oleh karena itu, Gagasan Pendukung ini akan diawali dengan refleksi tentang Gereja Indonesia dan panggilan mewartakan Injil sebelum nanti dilanjutkan dengan pembahasan bahan-bahan yang merupakan barang khas Bulan Kitab Suci Nasional.

***

Pengantar

Setiap orang yang telah dibaptis dan menjadi pengikut Kristus dipanggil untuk memberitakan Injil kepada sesama. Anak-anak telah menerima warisan iman dari orang tua mereka.  Para orang tua membawa anak- anak mereka kepada Kristus, memperkenalkan Kristus kepada mereka, dan mengajak mereka untuk mengikuti Kristus dalam Gereja Katolik. Karena itu, anak-anak yang telah tumbuh sebagai remaja perlu belajar memberitakan Kabar Gembira Kristus kepada sesama.

Apakah yang dimaksud dengan kabar gembira yang harus diwartakan kepada sesama itu? Kabar gembira itu adalah kasih Allah kepada manusia. Kegembiraan karena Allah mengasihi manusia itulah yang harus diwartakan kepada sesama. Setiap orang yang percaya kepada Kristus dipanggil untuk mewujudkan kasih ini dalam kehidupan bersama sehingga setiap orang dapat hidup dalam suasana damai.

Lalu siapakah sesama yang harus menerima pewartaan itu? Umat Katolik di Indonesia hidup dalam keragaman bersama dengan warga negara yang lain. Para remaja perlu diajak untuk menyadari diri mereka sebagai seorang Katolik yang tinggal bersama dengan warga negara yang lain. Mereka hidup bersama dengan orang yang memiliki kemampuan ekonomi yang berbeda, dengan orang yang berasal dari budaya yang berbeda, dengan orang yang memeluk agama lain, dan dengan orang yang berasal dari Gereja lain. Kepada sesama yang berbeda-beda inilah orang Katolik dipanggil untuk memberitakan kabar gembira Kristus.

Dalam Bulan Kitab Suci Nasional 2018 ini para remaja diajak untuk menyadari jatidiri mereka sebagai seorang pengikut Kristus dan seorang Katolik. Mengingat jatidiri mereka itu, para remaja juga dipanggil untuk mewartakan kabar gembira Kristus. Selanjutnya, para remaja juga dibantu agar dapat melaksanakan tugas itu dalam kehidupan yang mereka jalani. Secara khusus, para remaja akan belajar bagaimana mewartakan kasih Allah itu dengan menjalin persahabatan dengan sesama. Dalam empat pertemuan para remaja akan mempelajari hal itu dan keempat pertemuan itu akan mengikuti sub-sub tema berikut:

  1. Aku Mau Peduli Dan Berbagi
  2. Aku Bisa Bekerja Sama
  3. Aku Mau Bersaksi Tanpa Menyakiti
  4. Dalam Kristus Kita Bersaudara

PERTEMUAN I

Aku Mau Peduli Dan Berbagi

TUJUAN:

  • Remaja mengenali bentuk kepedulian Yesus pada mereka yang membutuhkan pertolongan.
  • Remaja mampu mengungkapkan nilai kebaikan dalam mengasihi sesama berdasarkan bacaan Injil.
  • Remaja bisa menentukan bentuk nyata kepedulian sebagai tindakan kasih bagi rekan yang kurang beruntung atau membutuhkan bantuan.

GAGASAN DASAR:

  • Remaja memiliki banyak potensi dalam dirinya yang sedang berkembang. Konteks sosial yang beragam bisa membawa para remaja pada pelbagai perbedaan dengan teman sebaya.
  • Mengikuti teladan Yesus, diharapkan para remaja bisa mengembangkan kepedulian sosial untuk saling membantu sesama yang membutuhkan bantuan.

Lagu Pembuka

Kasih

Kasih pasti lemah lembut
Kasih pasti memaafkan
Kasih pasti murah hati
Kasih-Mu kasih-Mu Tuhan
Ajarilah kami ini saling mengasihi Ajarilah kami ini saling mengampuni Ajarilah kami ini kasih-Mu ya Tuhan Kasih-Mu kudus tiada batasnya

 Pengantar

Kita selalu hidup dalam perjumpaan dengan orang lain.  Perjumpaan dan kebersamaan itu tidak jarang menyadarkan kita bahwa ada banyak teman yang situasinya berkekurangan. Kekurangan itu bisa tampak misalnya dalam ketidakmampuan ekonomi, keterba­tasan pengetahuan dan kesempatan belajar, serta banyak hal lain.

Berhadapan dengan situasi yang kerap kali berbeda, remaja katolik dipanggil untuk berani peduli dan berbagi dengan siapa pun yang berkekurangan. Kita bisa memberikan waktu, perhatian, energi, pemikiran, pengertian, pujian dan ucapan terima kasih, bahkan bisa juga sekedar memberi senyuman.

Itulah yang dilakukan Yesus dalam kisah Injil yang akan kita renungkan. Ia peduli dan mau berbagi dengan begitu banyak orang yang membutuhkan makanan. Ia tidak bekerja sendirian. Ia mengajak para murid-Nya untuk turun tangan.

Doa Pembuka

Allah, Bapa kami yang Maha Pengasih, Engkau telah menanamkan benih kasih dalam hati semua orang. Engkau menghendaki agar kami, para remaja Katolik, mau peduli dan berbagi dengan teman yang membutuhkan uluran tangan kami. Curahkanlah rahmat-Mu agar kami selalu memiliki kepekaan satu sama lain. Semoga api kasih-Mu selalu menyemangati kami untuk selalu peduli dan rajin membantu teman kami yang membutuhkan pertolongan. Doa ini kami sampaikan kepada- Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan dan sahabat kami. Amin.

PERMAINAN

Memberi dan Berbagi

  • Pemandu atau pendamping menyiapkan potongan karton atau kertas kosong berukuran 10 cm x 6 cm. Kertas diberikan kepada masing-masing peserta.
  • Setiap peserta diminta untuk menuliskan namanya pada potongan karton/kertas yang telah diterima dengan menggunakan spidol/pena.
  • Sesudah semua peserta menuliskan namanya, karton/kertas dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam keranjang yang agak besar.
  • Permainan ini dilakukan dalam 2 tahap sebagai berikut.

Permainan 1

  • Pemandu meminta semua peserta untuk secara serentak menemukan dan mengambil karton/kertas bertuliskan namanya tadi dari dalam keranjang.
  • Pemandu hendaknya memberi waktu yang singkat saja sesuai jumlah peserta (misalnya 1-2 menit untuk jumlah peserta 10-15 orang, semakin sedikit jumlah orang waktu yang diberikan harus makin singkat).
  • Setelah waktu yang diberikan habis, pemandu menghitung jumlah peserta yang berhasil menemukan dan memegang kertas/karton dengan namanya sendiri.

Permainan 2

  • Pemandu meminta semua peserta memasukkan kembali semua karton/
  • kertas bertuliskan nama mereka ke dalam keranjang.
  • Selanjutnya, pemandu meminta peserta untuk mengambil satu karton/ kertas dalam keranjang secara acak, tidak perlu karton yang bertuliskan namanya sendiri.
  • Pemandu hendaknya memberi waktu yang singkat saja sesuai jumlah peserta (misalnya, 1-2 menit untuk jumlah peserta 10-15 orang, semakin sedikit jumlah orang waktu yang diberikan harus makin singkat).
  • Karton/kertas yang diambil harus segera diberikan kepada teman yang namanya tertulis di dalam kertas itu.
  • Setelah waktu yang diberikan habis, pemandu menghitung jumlah peserta yang berhasil memegang kertas/karton dengan namanya sendiri.

Peduli dan Berbagi

Usai permainan, pemandu atau pendamping menga­jukan beberapa pertanyaan sehubungan dengan per­main­an yang telah dilakukan.

  • Dengan membandingkan hasil akhir dua kali permainan tadi, permainan mana yang menghasil­kan jumlah lebih banyak orang dengan karton nama bertuliskan nama sendiri?
  • Pengalaman dan nilai apa yang bisa ditarik dari permainan itu?

Kemudian pemandu atau pendamping dapat memberi­kan butir penegasan makna sebagai berikut.

Dalam hidup kita, hendaknya kita saling peduli dan berbagi satu dengan yang lain tanpa membeda-bedakan. Saat berbagi, kita sering mengalami banyak sekali kesulitan dan tantangan.  Terkadang kita enggan untuk berbagi karena merasa orang yang kita bantu lebih mampu atau orang yang kita bantu jarang berbuat baik kepada kita. Namun, hendaknya kita tetap mau berbagi dan saling menghargai orang-orang yang ada di sekitar kita, serta bersyukur atas kehadiran mereka di dalam hidup kita. Dengan saling peduli dan berbagi kita bisa meringankan beban teman kita. Selain itu kita juga bisa semakin mempererat persahabatan.

Lagu  Selingan: Penuhilah Bejanaku

Aku datang dan kubersujud di hadapan-Mu
Kurasakan indah hadirat-Mu
t’lah kubuka mata hatiku dan s’luruh jiwaku
Untuk kunikmati firman-Mu
Firmanmu yang kuasa ‘tuk mengubah sikap hati Firmanmu yang tegakkan di saat ‘ku terjatuh Penuhkanlah bejanaku dengan air sungai-Mu
‘Ku haus akan Firman-Mu

Pendalaman Kitab Suci
Pembacaan Kitab Suci (Matius 14:13-21)

Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak menyendiri dengan perahu ke tempat yang terpencil. Tetapi, orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.

Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata, “Tempat ini terpencil dan hari mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa.”  Tetapi, Yesus berkata kepada mereka, “Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan.” Jawab mereka, “Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan.” Yesus berkata, “Bawalah kemari kepada- Ku.”  Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di rumput.  Setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap syukur. Ia memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya mem­beri­kannya kepada orang banyak. Mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengum­pulkan potongan-potongan roti yang lebih, sebanyak dua belas bakul penuh. Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak. Sesudah itu Yesus segera mendesak murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.

Pendalaman Bacaan

  • Apa yang terjadi dengan orang banyak yang mengikuti Yesus?
  • Bagaimana Yesus dan para murid bertindak dalam situasi tersebut?
  • Adakah hal yang menarik atau menyentuh hatimu?

Sharing

Pemandu atau pendamping mengajak peserta untuk men­dalami dan mendiskusikan pertanyaan-pertanya­an yang telah disampaikan dan mempersilahkan anak-anak untuk menyampaikan pemahamannya dan men­sha­ringkan pengalaman pribadi yang mungkin dialami sehubungan dengan bacaan kitab suci.

  • Pernahkah kamu mempunyai pengalaman serupa dalam peduli dan berbagi dengan teman yang membutuhkan?

Rangkuman dan Peneguhan

Yesus   adalah   pribadi   yang   peka   terhadap   berbagai   keadaan   di sekitarnya. Kepekaan itu timbul dari belas kasih dalam diri Yesus (ay.14). Sebaliknya para murid awalnya kurang memiliki kepekaan. Mereka meminta Yesus untuk menyuruh orang banyak pergi karena hari sudah malam (ay. 15-16).         

Yesus ingin para murid pun untuk peka terhadap kebutuhan sesama. Ia melibatkan para murid dan ingin mereka peduli, bahkan bersedia memberi, meskipun murid-murid hanya memiliki lima roti dan dua ikan (ay. 17-18).      

Lima roti dan dua ikan jelas tidak cukup untuk lebih lima ribu orang (ay. 21). Jumlah yang mustahil. Akan tetapi, di hadapan Yesus tidak ada yang mustahil. Segala hal yang dipersembahkan kepada-Nya, diterima-Nya, diberkati, dilipatgandakan. Hasilnya? Lima roti dan dua ikan yang telah diberkati Yesus itu membuat semua orang kenyang. Bahkan, ada sisa 12 bakul.   

Yesus menghendaki agar kita membagikan apa yang kita terima sebagai berkat dari Allah itu kepada sesama yang berkekurangan.  Terlibat dalam berbagai aktivitas dan kegiatan rohani memang baik bagi hidup pribadi kita. Namun, hal itu jangan sampai membuat kita mengabaikan kebutuhan sesama di sekitar kita.            

Apakah kita masih sering pelit dan hanya berpikir untuk diri sendiri? Sulit berbagi dan hanya kita simpan sendiri? Beranikah kita menyerahkan apa yang kita punya kepada Yesus, meski hanya kecil dan sedikit agar menjadi berlipat dan menjadi berkat bagi banyak orang yang membutuhkan?

Niat dan Aksi

Setelah mendengar Firman Tuhan, mendalami, dan merenungkannya, marilah kita membangun niat dan mewujudkannya dalam tindakan nyata. Seperti Yesus dan para murid yang mau turun tangan untuk menolong mereka yang membutuhkan, bentuk kepedulian apa yang bisa diwujudkan di tengah kehidupan remaja sekarang?

Pendamping mengajak peserta untuk hening dan merenungkan nilai kebaikan yang   dijumpai   dalam   pengalaman   berbagi.   Selanjutnya, pendamping bisa mengajak mereka untuk menentukan tindakan nyata sebagai bentuk kesediaan peduli dan berbagi. Misalnya, mengunjungi orang sakit, menyisih- kan uang jajan untuk orang miskin, mengisi amplop APP, dll.

Seruan Permohonan

Yesus yang murah hati, teladan hidup kami, tanamkanlah dalam hati kami pengharapan yang teguh akan kasih dan kebaikan-Mu. Bantulah kami mewujudkan kasih akan Allah dengan mengasihi sesama, terlebih sesama kami yang membutuhkan. Berkenanlah mendengarkan doa-doa kami yang berhimpun di tempat ini:

  1. Tuhan Yesus, Engkau tidak kikir, tetapi baik hati. Bantulah kami untuk semakin peduli dan suka berbagi kepada teman yang memerlukan bantuan kami. Marilah kita mohon …..
  2. Tuhan Yesus, Engkau senang jika kami hidup bersatu hati dalam kasih. Semoga arus cinta kasih-Mu mengalir ke dalam hati kami. Bantulah kami agar selalu mampu untuk memberi dan berbagi. Marilah kita mohon …..
  3. Tuhan Yesus, Engkau tidak muram tetapi selalu besar hati. Bantulah kami untuk berjuang melawan keinginan diri sendiri yang egois, supaya kami semakin hari semakin peka terhadap kebutuhan sesama. Marilah kita mohon …..
  4. Tuhan Yesus, Engkau tetap rendah hati dan sederhana. Tolonglah kami agar selalu memiliki semangat pengorbanan yang tulus. Dengan demikian, kami layak disebut sebagai anak-anak Allah. Marilah kita mohon …..

Demikianlah doa permohonan kami. Perkenankanlah kini kami menyatukannya dengan doa yang Kauajarkan kepada kami. Bapa kami….

Doa Penutup

Ya Tuhan, kami ucapkan syukur karena kami telah Kaukobarkan dengan semangat Sabda-Mu yang suci. Berkatilah kami semua yang hadir di tempat ini agar senantiasa memiliki hati yang menaruh perhatian dan kasih kepada orang yang menderita dan yang membutuhkan bantuan. Semangatilah kami untuk selalu mendahulukan kepentingan sesama diatas kepentingan diri sendiri. Bantulah kami agar kami semakin pantas hidup dan disebut sebagai murid-Mu yang sejati. Sebab Engkaulah Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Lagu Penutup

Melayani Lebih Sungguh

Melayani, melayani lebih sungguh Melayani, melayani lebih sungguh Tuhan lebih dulu melayani kepadaku Melayani, melayani lebih sungguh

Mengasihi, mengasihi lebih sungguh Mengasihi, mengasihi lebih sungguh Tuhan lebih dulu mengasihi kepadaku Mengasihi, mengasihi lebih sungguh

Mengampuni, mengampuni lebih sungguh Mengampuni, mengampuni lebih sungguh Tuhan lebih dulu mengampuni kepadaku Mengampuni, mengampuni lebih sungguh

 

PERTEMUAN II

Aku Bisa Bekerja Sama

TUJUAN:

  • Remaja mampu memahami bahwa pribadiYesus adalah bentuk kehadiran
  • Allah secara nyata dalam hidup manusia.
  • Remaja mampu mengungkapkan rasa syukur dan sukacita karena mengenal Allah secara pribadi.
  • Remaja dalam kebersamaan di tengah lingkungan sekolah, Gereja dan masyarakat mampu menghargai dan bekerjasama dengan orang yang berasal dari budaya yang berbeda dengan dirinya

GAGASAN POKOK

  • Setiap pribadi hidup di tengah budaya tertentu. Di satu sisi nilai budaya dapat mempererat kebersamaan, di sisi lain perjumpaan dengan nilai- nilai budaya lain dapat menimbulkan ketidakharmonisan, perpecahan, atau keengganan untuk bekerjasama dengan orang lain.
  • Seturut bentuk kehadiran Allah dalam rupa manusia, remaja dipanggil untuk bisa hidup dalam pelbagai perbedaan dan bersyukur atasnya. Kehadiran Kristus adalah bentuk nyata kesediaan Allah untuk menyapa manusia dalam kekayaan budayanya.

Pembuka

Lagu Pembuka: Mari Kita Kerjasama

Mari kita kerjasama, kerjasama, kerjasama
Marikita kerjasama senang di hati Kerjaku, kerjamu, semuanya buat Tuhan Mari kita kerjasama, senang di hati

Pengantar

Dalam hidup keseharian, tidak jarang kita menjumpai teman kita yang bermusuhan, tidak bisa bekerja karena perbedaan suku, bahasa, adat istiadat di antara mereka.  Bisa jadi kita pun mengalami sendiri pengalaman seperti itu.

Pada pertemuan kedua ini kita akan merenungkan tema: “Aku Bisa Bekerjasama”. Di awal pertemuan ini, mari kita saling menyapa dengan saling berjabat tangan satu sama lain. Mari kita lihat bahwa perbedaan budaya justru bisa saling memperkaya kita semua.

Doa Pembuka

Allah yang Mahabaik, kami berkumpul dan mengucap syukur pada-Mu atas anugerah ragam suku, bahasa, adat istiadat yang boleh kami hidupi di tanah air Indonesia tercinta ini.  Engkau menghendaki agar kami dapat hidup dalam kebersamaan di tengah perbedaan dan kekayaan ragam budaya. Kami mohon tuntunlah pikiran kami. Bukalah mata batin kami agar kami mampu memahami keindahan anugerah-Mu dengan bercermin pada sabda-Mu. Engkaulah Allah yang hidup dan berkuasa sepanjang masa. Amin

BELAJAR DARI KISAH

Membaca Kisah. Pendamping atau salah seorang dari peserta membacakan kisah berikut ini.

Persahabatan Beda Suku

Paijo, Ling-ling dan Kadek adalah tiga orang sahabat yang bersekolah di tempat yang sama. Sejak kecil mereka sering bermain bersama karena kebetulan rumah mereka berdekatan. Yang menarik, mereka berasal dari keluarga yang berbeda dan dari suku yang berbeda pula. Paijo adalah anak seorang petani yang berdarah Jawa.  Seperti kebanyakan anak Jawa, Paijo adalah anak yang sopan dan selalu menjaga tutur katanya. Sedangkan Ling-ling adalah keturunan Cina yang manis dan cenderung ceplas-ceplos dalam berbicara. Kadek adalah gadis manis keturunan Bali yang amat pintar menari dan sering menghibur teman-temannya dengan tarian yang ia tampilkan.

Pada suatu hari, sekolah mereka mengadakan lomba kerajinan tangan berbahan barang bekas. Ketiga sahabat ini tergabung dalam satu kelompok bersama seorang teman lain. Ucok namanya, Seorang anak dari keluarga Batak yang baru tiga bulan pindah ke sekolah itu.

Awalnya Ling-ling merasa sedikit malas, karena ia harus bergabung dalam satu kelompok dengan Ucok. Bagi dia, Si Ucok ini terlihat agak garang dan kurang ramah. Kalau berbicara, suara Ucok seperti orang marah saja.

“Aku malas ah.., satu kelompok bersama Ucok. Kalian tahu sendiri kan, dia seperti apa?” kata Ling-Ling dengan agak sewot.

“Hus.. jangan begitu Ling, kita kan belum mengenal Ucok dengan baik. Kita tahu ia nak baru. Siapa tahu dia sebenarnya anak yang baik dan ramah,” sela Kadek.

“Benar Ling, kita tidak boleh melihat orang hanya dari penampilan luarnya saja. Kita harus mengenal Ucok lebih dalam, apalagi sekarang kita satu kelompok.” Paijo menyambung pembicaraan itu.

Saat mereka tengah asyik berbicara, tiba-tiba datanglah Ucok dan bergabung dengan mereka.

“Hai teman-teman..Maaf ya, aku terlambat. Tadi aku baru mengantar Andi ke UKS. Kasihan.. dia baru saja jatuh dan kakinya terkilir,” sapa Ucok.

“Eh…ehm iya, tidak apa-apa kok, Cok. Kita juga belum mulai membuat apa-apa,” jawab Kadek.

Setelah semuanya berkumpul, mereka mulai berdiskusi. Sambil berdiskusi mereka saling bercanda dan bercerita banyak hal. Ucok, tanpa canggung, bercerita banyak tentang dirinya dan kesannya setelah tiga bulan berada di sekolah yang baru itu.

Ling-Ling kini jadi tahu mengapa Ucok menurutnya terlihat tidak ramah. Itu karena garis muka Ucok memang tegas. Namun, di balik wajahnya yang terlihat keras, ternyata Ucok adalah anak yang baik, ramah, dan suka melucu.

Akhirnya, mereka berempat bisa saling bekerjasama dengan baik, tanpa ada kecurigaan satu sama lain. Kelompok mereka, bahkan akhirnya memenangkan lomba itu. Sejak saat itu mereka menjadi sahabat karib dan berteman tanpa mempersoalkan perbedaan yang ada.

Pertanyaan Pendalaman

  • Siapa saja tokoh dalam cerita tersebut? Dan bagaimana sikap mereka?
  • Apa pesan yang disampaikan oleh cerita di atas?

Pendalaman

Sebagai remaja Indonesia yang memiliki berbagai latar belakang suku dan budaya tentunya kita memiliki banyak perbedaan. Namun, sebagai remaja katolik, kita diajak untuk tidak melihat perbedaan itu sebagai penghalang dalam membangun relasi dengan teman-teman kita. Kita diajak untuk menghargai perbedaan dan bekerjasama dengan orang yang berasal dari budaya yang berbeda dengan kita.

Lagu Selingan

Kusiapkan Hatiku Tuhan
Kusiapkan hatiku Tuhan,
Tuk dengar firman-Mu saat ini Kusujud menyembah-Mu Tuhan Masuk hadirat-Mu saat ini

Curahkan urapan-Mu Tuhan, bagi Jemaat-Mu saat ini
Kusiapkan hatiku Tuhan, tuk dengar firman-Mu

Firman-Mu Tuhan tiada berubah
Dahulu sekarang selama-lamanya tiada berubah
Firman-Mu Tuhan penolong hidupku

Kusiapkan Hatiku Tuhan ‘tuk dengar Firman-Mu

Pendalaman Kitab Suci

Pembacaan Kitab Suci (Matius 1:18-25)

Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut:  Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung   dari       Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di depan umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.  Tetapi, ketika ia mempertimbangkan maksud itu,  malaikat Tuhan tampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil  Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.” Hal itu terjadi supaya digenapi yang difirmankan Tuhan melalui nabi: “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel.” (Yang berarti: Allah menyertai kita.) Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai istrinya, tetapi tidak bersetubuh dengannya sampai Maria melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.

Pendalaman Teks

  • Pendamping meminta satu atau dua peserta untuk menceritakan teks Injil tersebut dengan kata-katanya sendiri. “Peran apa yang dilakukan oleh Yesus dengan kelahiran-Nya sebagai manusia?”

Sharing

Pendamping bisa meminta beberapa peserta untuk membagikan pengalaman hidupnya dengan bercerita, misalnya, tentang:

  • Nilai-nilai atau kebiasaan baik apa yang ada dalam keluarga/kelompok/sukumu?
  • Hal baik apa, meskipun berbeda dari dirimu, yang pernah kamu alami atau temukan dalam diri orang lain/ keluarga / suku?

Rangkuman dan Peneguhan

Kisah kelahiran Yesus merupakan kisah perjumpaan Allah dengan budaya manusia. Sikap Allah pertama tama adalah datang dan membuka kerjasama dengan manusia yang diwakili oleh Maria dan Yusuf yang hidup dan tinggal dalam budaya Yahudi.  Jawaban Maria dan Yusuf adalah tanggapan atas inisiatif Allah yang ingin melaksanakan karya keselamatan.

Perbedaan suku, bahasa dan adat istiadat manusia yang kita jumpai dalam keseharian kita merupakan medan dan kesempatan bagi setiap remaja katolik untuk membuka hati, menerima, menghargai dan bekerjasama dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik sesuai nilai- nilai injil Kristus di tengah dunia.

Niat dan Aksi

Setelah mendengarkan firman Tuhan, marilah kita membangun niat dalam hati, pertama-tama niat meneladani Yesus Kristus, yang mampu menghargai dan mampu bekerja sama dengan budaya manusia.

Kedua, kita bangun niat untuk dapat bekerjasama dengan orang lain yang memiliki latar belakang suku, bahasa, adat istiadat yang berbeda dari kita, ketiga kita bangun niat untuk selalu membawa kasih dan kebaikan dalam setiap perbedaan yang kita jumpai.

Misalnya, kerja bakti di gereja, kerja/belajar kelompok, dll. Beri senyuman …

Seruan Permohonan

Allah Bapa di surga, sabda-Mu telah menyadarkan kami untuk menghargai setiap pribadi meski kami sering berjumpa dengan teman yang berbeda suku, bahasa, adat istiadat Sadar bahwa kami bisa senantiasa belajar dari- Mu, maka sudilah Engkau mendengarkan seruan permohonan kami:

  1. Bantulah kami para remaja agar dapat membangun kerjasama dengan setiap orang yang kami jumpai baik di sekolah, di gereja dan di lingkungan kami tinggal. Marilah kita mohon…
  2. Bantulah kami agar dapat mewartakan nilai-nilai injil di tengah arus budaya modern yang dapat merusak moral dan iman kami. Marilah kita mohon…
  3. Bantulah kami agar dapat menyambut setiap perbedaan sebagai anugerah Allah yang patut disyukuri dan membuat kami semakin dekat dengan sesama dan Engkau sendiri. Marilah kita mohon…

Demikianlah doa permohonan kami. Perkenankanlah kini kami menyatukannya dengan doa yang diajarkan oleh Kristus, Putra-Mu. Bapa kami …

Penutup

Doa Penutup

Allah Bapa di surga, kami bersyukur Engkau telah mendampingi kami dalam pertemuan ini. Engkau selalu menyadarkan kami untuk menghargai setiap budaya, meski berbeda, dan untuk bekerjasama dengan sesama kami demi kebaikan bersama.  Bantulah kami dengan rahmat-Mu, agar kami mampu mengembangkan semangat menghargai kekayaan ragam budaya dan sikap hidup yang baik dalam keseharian kami. Engkaulah Allah yang menyapa kami dalam diri Yesus Kristus, juru selamat kami. Amin.

Lagu Penutup: Jangan Lelah

Jangan lelah bekerja di ladangnya Tuhan
Roh Kudus yang bri kekuatan
Yang Mengajar dan menopang
Tiada lelah .. bekerja bersamamu Tuhan
Yang selalu mencukupkan
Atas segalanya
Ratakan tanah bergelombang Timbunlah tanah yang berlubang Menjadi siap dibangun diatas dasar iman
Ratakan tanah bergelombang Timbunlah tanah yang berlubang Menjadi siap dibangun diatas dasar iman

PERTEMUAN III

Aku Mau Bersaksi Tanpa Menyakiti

 

TUJUAN:

  • Remaja menangkap keberanian Rasul Paulus menjadi saksi Kristus di hadapan banyak orang yang berlainan keyakinan.
  • Remaja mampu menegaskan pentingnya mengembangkan rasa hormat atas kebaikan dalam diri orang yang berbeda keyakinan dengan dirinya
  • Remaja bisa   menentukan   tindak   kesaksian   iman   tanpa   harus menyinggung atau menyakiti teman yang berbeda keyakinan.

GAGASAN DASAR:

  • Remaja perlu memahami bahwa perbedaan agama adalah fakta, yang bisa bermanfaat dalam kehidupan bersama.
  • Belajar dari pengalaman Rasul Paulus, diharapkan para remaja berani menjadi saksi iman dengan tetap menghargai dan menghormati perbedaan agama.

Pembuka

Lagu Pembuka: Aku Bangga Jadi Anak Katolik

Aku bangga jadi anak katolik Penuh kasih, berdoa untuk teman Penuh kasih, berderma untuk teman Kurban kesaksian akan kulakukan
Reff:

Bangga, bangga jadi anak katolik
Bangga, bangga jadi anak katolik

Pengantar

Kita bersyukur hidup di Indonesia karena kita bisa mengenal teman-teman yang berbeda keyaki­nan­/ag­a­ma. Perbedaan adalah bentuk keanekaragaman sebagai anugerah Allah dalam kehidupan. Di hadapan Allah yang Esa, kita semua adalah anak-anak-Nya.

Sayangnya, perbedaan agama sering masih dijadikan alasan untuk memicu pertentangan, konflik, dan perpecahan. Belajar dari pengalaman Rasul Paulus, remaja Katolik dipanggil untuk berani bersaksi tentang imannya sekaligus tetap menghargai dan menghormati teman-teman yang berlainan keyakinan/agama.

Doa Pembuka

Ya Allah, kami bersyukur atas segala kemurahan-Mu. Engkau memper- kenankan kami hidup bersama dengan banyak teman, yang beragama lain. Engkau telah mengumpulkan kami hari ini untuk merenungkan sabda-Mu. Bantulah kami belajar dari Rasul Paulus untuk berani bersaksi tanpa harus menyakiti. Terangilah hati dan pikiran kami agar kami dapat memahami sabda-Mu dan menjalankannya dalam kehidupan kami sehari-hari. Doa ini kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.  Amin

PERMAINAN

Bisikan untuk Bersaksi

Melalui permainan ini pendamping mengajak peserta untuk membaca Kitab Suci dan mewartakannya kepada orang lain. Permainan dilakukan dengan cara sbb:

  • Bagilah peserta   menjadi   beberapa   kelompok   kecil (misalnya 8-10 orang). Mintalah setiap kelompok untuk berbaris lurus ke belakang. Tiap kelompok kemudian memilih satu orang sebagai ketua kelompok.
  • Ketua kelompok diminta untuk maju dan menghafal ayat Kitab Suci yang diberikan oleh pendamping (masing-masing kelompok menerima ayat yang berbeda).
  • Setelah semua ketua kelompok menghafal ayat yang diberikan, mereka harus menunggu aba-aba untuk membisikkan ayat tersebut kepada teman anggota kelompok yang berdiri persis belakangnya.
  • Setelah ketua kelompok membisikkan ayat tersebut kepada teman di belakangnya, ketua kelompok wajib menghadap ke depan dan tidak diperboleh­kan menoleh ke belakang, sampai teman yang paling belakang menerima ayat tersebut
  • Anggota kelompok di barisan paling belakang bertugas untuk menyampai- kan ayat yang diperoleh kelompok dengan suara yang lantang dan benar.

Permainan bisa diulangi beberapa kali dengan ayat yang berbeda-beda.

Pendalaman Permainan

  • Bagaimana suasana permainan tadi?
  • Kesulitan apa yang kalian alami?
  • Pesan apa yang bisa kalian ambil dari permainan tersebut?

Peneguhan

Sebagai murid-murid Yesus kita diajak untuk mau bersaksi kepada siapa saja tanpa membedakan dan tanpa menyakiti mereka. Kita tahu bahwa kita hidup dalam perbedaan, baik suku maupun agama. Namun, sebagai murid Yesus kita diajak untuk bersaksi bersama-Nya. Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk bersaksi kepada sesama yang berbeda agama adalah dengan berbuat kebaikan kepada siapa saja.

Lagu Selingan: Kau Dipanggil Tuhan (PS 683)

Kau dipanggil Tuhan, dijadikan duta

Supaya hidupmu menyinarkan kasih-Nya

Ayat:

  1. Berat memang tugasmu, tetapi kau diberi rahmat
  2. Sang Kristus memikatmu, tak‘kan mampu kau meno­lak-Nya
  3. Dan doaku bagimu, semoga teguh semangatmu

Pendalaman Kitab Suci

Pembacaan Kitab Suci (Kisah 17:16-34)

Sementara Paulus menantikan mereka di Atena, sangat sedih hatinya karena ia melihat bahwa kota itu penuh dengan patung-patung berhala. Karena itu di rumah ibadat ia bertukar pikiran dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang yang takut akan Allah, dan di pasar setiap hari dengan orang-orang yang di­jumpai­nya di situ. Juga beberapa ahli pikir dari go­lo­ngan Epikuros dan Stoa berdebat dengan dia dan ada yang berkata, “Apa yang hendak dikatakan si pembual ini?” Tetapi, yang lain berkata, “Rupa-rupanya ia pemberita ajaran dewa-dewa asing.” Sebab ia memberitakan Injil tentang Yesus dan kebangkitan-Nya. Lalu mereka membawanya menghadap sidang Areopagus dan mengatakan, “Bolehkah kami tahu ajaran baru mana yang kauajarkan ini? Sebab engkau memperdengarkan kepada kami hal-hal yang asing. Karena itu kami ingin tahu apa artinya semua itu.” Adapun semua orang Atena dan orang asing yang tinggal di situ tidak mempunyai waktu untuk sesuatu selain untuk mengatakan atau mendengar segala sesuatu yang baru. Paulus berdiri di hadapan sidang Areopagus dan berkata, “Hai orang-orang Atena, aku lihat bahwa dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa. Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal.  Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu. Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak tinggal dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan napas dan segala sesuatu kepada semua orang.

Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim- musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka, supaya mereka mencari Allah dan mudah-mudahan mencari-cari dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing.  Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu:  Sebab kita ini keturunan-Nya juga. Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir bahwa keadaan ilahi serupa dengan emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia. Tanpa memandang lagi zaman kebodohan, sekarang Allah memerintahkan semua orang di mana saja untuk bertobat. Karena Ia telah menetapkan suatu hari ketika Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu jaminan tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati.” Ketika mereka mendengar tentang kebangkitan orang mati, maka ada yang mengejek, dan yang lain berkata, “Lain kali saja kami mendengar engkau berbicara tentang hal itu.” Lalu Paulus meninggalkan mereka.  Tetapi, beberapa orang menggabungkan diri dengan dia dan menjadi percaya, di antaranya juga Dionisius, anggota majelis Areopagus, dan seorang perempuan bernama Damaris, dan juga orang-orang lain bersama-sama dengan mereka.

Pendalaman Bacaan

Untuk mendalami teks Kitab Suci yang baru dibacakan, pendamping bisa mengajukan pertanyaan berikut:

  • Bagaimana caranya dan hal-hal istimewa apa saja yang dipakai Paulus untuk mewartakan Injil di Atena?

Sharing

Pendamping mengajak peserta untuk berbagi pengalaman hidup. Jika peserta yang hadir lebih dari 10 orang, bisa dibagi dalam beberapa kelompok kecil.

  • Ceritakan pengalaman baikmu saat berteman dengan teman yg berbeda agama.

Rangkuman dan Peneguhan

Kota Atena di jaman Rasul Paulus adalah pusat kebudayaan Yunani. Dalam pandangan Paulus, kota itu dirasa sangat menyedihkan karena dipenuhi dengan patung-patung berhala. Hal inilah yang akan menjadi tantangan bagi Paulus dalam mewartakan Kabar Sukacita tentang Yesus.

Menyadari tantangan itu, Paulus melakukan hal menarik untuk mewarta- kan imannya dengan cara:

  • berdialog dan berdiskusi dengan siapa saja, baik dengan orang Yahudi di Athena atau dengan orang-orang di pasar, bahkan juga dengan para filosof Yunani.
  • menerima dan menghargai nilai-nilai, tradisi dan kepercayaan di Atena. Titik tolak pewartaan Paulus adalah memasuki celah kesalehan dari orang-orang Atena sendiri, sehingga tidak dianggap sesuatu yang berasal dari luar, tetapi dari dalam diri mereka sendiri.
  • Dalam pewartaannya tentang Yesus Kristus, Paulus menyampaikannya secara halus, tidak menyinggung perasaan mereka, dan bahkan tidak menyebutkan teks dari Kitab Suci, malah sebaliknya mengutip ungkapan seorang pujangga Yunani.
  • Meskipun pada akhirnya ada hal yang belum bisa diwartakan secara tuntas oleh Paulus di Atena, yaitu tentang Salib dan Kebangkitan, Paulus sudah mencoba mewartakan Kristus sebagai jawaban atas kerinduan dan pengharapan orang-orang Atena.

 Dalam situasi kemajemukan agama yang kita hidupi di Indonesia, kisah Rasul Paulus memberikan banyak inspirasi bagi kita, antara lain:

  • Kita harus saling menghargai, menghormati dan me­ma­hami nilai- nilai keagamaan masing-masing. Tidak per­lu kita mempertentangkan perbedaan. Sebaliknya, kita diajak untuk melihat perbedaan sebagai keanekaragaman dengan rukun, damai dan harmonis.
  • Tugas kita sebagai saksi Kristus bisa kita laksanakan dengan rukun dan damai, tanpa menyakiti, kalau kita saling terbuka dan berusaha memahami, mengakui, serta berani berdialog dan berdiskusi dalam relasi yang mengembangkan kerjasama.

Niat dan Aksi

Setelah kita mendengarkan firman Tuhan dan merenungkannya, marilah kita menyadari kebaikan yang ada dalam diri setiap orang yang percaya kepada Tuhan, meskipun berbeda agama.

Sebagai tindak lanjut, pendamping bisa mengajak peserta untuk menentukan tindakan nyata yang bisa dilakukan bersama atau ditujukan bagi teman yang berbeda agama. Misalnya: berani mengucapkan selamat hari raya, mengingatkan untuk beribadah, membuat kerja bakti lintas agama, mengunjungi teman yang sakit, dll.

Seruan Permohonan

Ya Bapa yang Mahakasih, sabda-Mu telah menyadarkan kami, agar kami berani menjadi saksi Kristus di tengah keberagaman agama tanpa saling menyakiti. Kini dengarkanlah seruan permohonan kami:

  1. Ya Bapa, berkatilah bangsa dan negara kami. Semoga dengan segala keberagaman agama yang ada, kami dapat selalu hidup dengan aman, damai dan sejahtera. Marilah kita mohon ….
  2. Ya Bapa, untuk kami semua yang berkumpul disini, ajarilah kami supaya bisa saling menghargai, mengasihi, menghormati, dan bekerjasama dengan teman-teman di sekitar kami, tanpa membedakan agama. Marilah kita mohon ….
  3. Ya Bapa, bantu kami supaya dapat membangun persekutuan sejati dalam keluarga dan masyarakat sekitar kami dengan keberagaman agama, tanpa saling menyakiti. Marilah kita mohon ….

Dapat dilanjutkan dengan doa spontan dari peserta, dan ditutup dengan doa Bapa Kami.

Penutup

Doa Penutup

Ya Allah, kami   bersyukur   atas   bimbingan-Mu   dalam   pertemuan ini. Bimbinglah kami agar dapat menjadi saksi Kristus di tengah keberagaman agama dengan rukun dan damai seperti yang diajarkan oleh Rasul Paulus, sehingga kami dapat menghadapi semua tantangan didalam keberagaman ini. Bantulah kami untuk menciptakan harmoni kerukunan dan kedamaian antar umat beragama di tempat kami. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

Lagu Penutup: Jadilah Saksi Kristus (MB 455)

Sesudah dirimu diselamatkan, jadilah saksi Kristus Cahaya hatimu jadi terang, jadilah saksi Kristus Tujuan hidupmu jadi nyata, jadilah saksi Kristus

Setelah dirimu kau tinggalkan, jadilah saksi Kristus Kehidupan baru kau dapatkan, jadilah saksi Kristus Api cinta Kristus kau kobarkan, jadilah saksi Kristus

Dalam memaafkan kawan lawan, jadilah saksi Kristus Dalam menggagahkan persatuan, jadilah saksi Kristus Dalam meluaskan kerja sama, jadilah saksi Kristus

 

PERTEMUAN IV

Dalam Kristus Kita Bersaudara

TUJUAN:

  • Remaja mengenali kehendak Yesus agar para pengikutnya bisa bersatu.
  • Remaja mampu menyebutkan nilai positif yang mengembangkan kesatuan dalam iman sekalipun berbeda Gereja.
  • Remaja bisa menentukan bentuk kegiatan bersama dengan teman yang berlainan Gereja sebagai tanda kesatuan anak-anak Allah

GAGASAN DASAR:

  • Kasih adalah ikatan yang mempersatukan para murid Kristus. Remaja kristiani hendaknya juga berani hidup dalam kesatuan dengan teman seiman meski berbeda Gereja. Kesatuan ini menjadi tanda bahwa sebagai pengikut Kristus kita sudah menjadi saudara.
  • Sebelum meninggalkan para murid-Nya untuk kembali kepada Bapa, Yesus mendoakan mereka. Hasrat terdalam Yesus adalah bahwa mereka senantiasa bersatu sebagaimana Ia dan Bapa adalah satu.

Pembuka

Lagu Pembuka: Oh Betapa Indahnya

 Oh betapa indah-Nya, dan betapa eloknya
Bila saudara seiman hidup dalam persatuan.
Bak urapan di kepala Harun
Yang ke jangut dan jubahnya turun Bagaikan embun yang dari Hermon Mengalir ke Bukit Sion
Di sana tlah di printahkan Tuhan Agar berkat-berkat dicurahkan Kehidupan untuk selamanya
Oh betapa Indahnya

Pengantar

Setelah menjalani tiga pertemuan sebelumnya, kita berharap semakin sadar akan makna kemajemukan yang memang ada di sekitar kita. Kemajemukan dalam hidup ini semoga membantu kita untuk peduli akan kebutuhan sesama, menguatkan iman, dan membangun persaudaraan sejati dalam tindakan nyata. Pada pertemuan terakhir Bulan Kitab Suci Nasional 2018 ini, semoga doa Yesus bagi para murid-murid-Nya menjadi inspirasi untuk menumbuhkan semangat kesatuan di antara kita sebagai pengikut-Nya. Kesatuan ini sungguh melampaui ikatan manusiawi karena yang menjadi pengikatnya adalah kasih Allah sendiri.

Doa Pembuka

Allah Bapa kami, puji syukur atas rahmat kesehatan dan kesempatan sehingga kami bisa berkumpul kembali untuk menyelesaikan rangkaian pertemuan BKSN 2018. Bukalah hati kami agar ditengah arus jaman ini kasih-Mu yang selalu mempersatukan semakin dikenal. Gerakkanlah kami dengan kuasa Roh-Mu agar kami, remaja kristiani selalu siap membuka hati dalam kerjasama dengan semua teman yang sama-sama menyebut-Mu sebagai Bapa. Biarlah Roh Kristus menyatukan kami senantiasa sebagai anak-anak-Mu, kini dan sepanjang masa. Amin.

PERMAINAN

Berbagi Tali Kasih

  • Lewat permainan ini pendamping mengajak para peserta untuk saling bekerjasama dan menjalin persaudaraan yang erat.
  • Sarana yang dipakai adalah potongan tali rafia (Panjang 2 meter dan diikat kedua ujungnya sehingga membentuk lingkaran.
  • Permainan dilakukan dengan cara berikut:
  1. Peserta diminta membentuk kelompok kecil (8-10 orang) dan membentuk barisan ke belakang dengan saling bergandengan tangan.
  2. Pada permainan pertama masing-masing kelompok diberi 1 utas tali
  3. Tugas peserta adalah memindahkan tali itu, dari depan ke belakang dengan tetap saling bergandengan tangan tanpa terputus.
  4. Kelompok yang menang adalah kelompok yang berhasil memindahkan tali paling cepat

Pertanyaan Pendalaman

  1. Bagaimana perasaanmu waktu bermain tadi?
  2. Hal apa yang memudahkan atau menyulitkan pro­ses perpindahan tali sehingga bisa sampai ke ujung?

Pendalaman Permainan

Sebagai remaja katolik kita diajak untuk mau saling bekerjasama dan menjalin hubungan yang baik dengan teman-teman yang berbeda Gereja. Kita diajak untuk saling mendukung dalam perbedaan. Saling mensyukuri bahwa Kristus telah mempertemukan kita dalam iman yang sama.

Lagu Selingan: Penuhi Hatiku

Penuhilah hatiku, dengan roh-Mu ya Tuhan Penuhilah mulutku, dengan nyanyian baru Penuhilah jiwaku, dengan damai surgawi Penuhilah hatiku, dengan roh kudus

Glori bagi Yesus, Glori bagi Yesus

Penuhilah hatiku dengan Roh Kudus

Pendalaman Kitab Suci

Pembacaan Teks (Yohanes 17:20-23)

Pemandu mengajak peserta membaca teks Kitab Suci secara bergantian.

Bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku melalui pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka menjadi satu dengan sempurna, agar dunia tahu bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.  Bapa, Aku ingin supaya mereka, yang Bapa berikan kepada-Ku, ada bersama-Ku di tempat Aku berada, supaya mereka melihat keagungan-Ku; yaitu keagungan yang Bapa berikan kepada-Ku, karena Bapa mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Bapa yang adil! Dunia tidak mengenal Bapa, tetapi Aku mengenal Bapa; dan orang-orang ini tahu bahwa Bapa mengutus Aku. Aku sudah menyatakan nama Bapa kepada mereka; dan Aku akan terus berbuat begitu, supaya kasih Bapa kepada-Ku tetap di dalam hati mereka dan Aku bersatu dengan mereka.”

Pendalaman Teks

Untuk mendalami pesan dan isi bacaan, pendamping da­pat mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta:

  1. Apa yang menjadi pokok keinginan Yesus bagi para murid-Nya dalam doa-Nya?
  2. Mengapa Yesus berdoa demikian untuk para murid-Nya?

Sharing

Pendamping mengajak peserta untuk mendalami pertanyaan-pertanyaan yang telah disampaikan lalu menyampaikan pemahamannya.

  1. Apakah kamu punya teman yang berbeda Gerejanya denganmu?

Kegiatan bersama apa yang pernah kamu lakukan dengannya?

  1. Bagaimana perasaanmu dalam kegiatan bersama itu?

Rangkuman dan Peneguhan

Sejak awal Yesus mengumpulkan murid-murid-Nya agar mereka mengenal Dia dan mengenal Bapa yang mengutus-Nya.  Siapa pun yang percaya kepada Yesus akan dihantar-Nya sampai kepada Bapa. Hal ini pasti karena Yesus dan Bapa adalah satu. Kesatuan itu ditunjukkan Yesus dengan selalu berusaha melakukan kehendak Bapa-Nya, yakni hidup dalam kasih. Kasih itulah yang juga dibagikan Yesus kepada para murid-Nya.

Karena itu, keinginan terbesar Yesus adalah agar para murid-Nya selalu hidup dalam kasih. Pengalaman hidup dalam kasih bersama Yesus itulah yang menjadi pegangan bagi para murid sepeninggal Yesus. Doa Yesus menjadi kekuatan bagi para murid bahwa Yesus senantiasa berada bersama mereka. Di tengah arus jaman yang seringkali menebar benih perpecahan dan kebencian, kita dipanggil untuk tetap hidup dalam kasih.

Niat dan Aksi

Sesudah disegarkan oleh firman Tuhan, marilah kita membangun niat dalam hati, untuk berani hidup dalam kasih sebagai pengikut Kristus. Niat itu juga selayaknya kita wujudkan dengan pilihan tindakan yang menegaskan keseriusan kita untuk hidup menurut teladan Kristus.

Pendamping bisa mengajak peserta untuk membuat pilihan konkrit tindakan dalam usaha menciptakan kesatuan sebagai saudara seiman. Misalnya, merencanakan perayaan Natal/Paskah bersama, aksi sosial panti asuhan, pendalaman iman/doa bagi kesatuan Gereja, dll.

Seruan Permohonan

Allah Bapa di surga, dalam rasa syukur karena kasih-Mu yang besar kepada kami, perkenankanlah kami serukan permohonan kami ini:

  1. Tolonglah kami agar kasih, yang menyatukan Kristus dengan Engkau ya Bapa, senantiasa menjadi sumber ke­kuatan dan penghiburan kami untuk terus mengem­bang­kan kesatuan dalam Gereja-Mu. Marilah kita mohon …
  2. Bantulah kami agar iman akan kasih-Mu membuat kami semakin mengenal kehendak-Mu dan membawa kami semakin dekat pada- Mu. Marilah kita mohon …
  3. Bantulah kami agar doa Kristus yang ingin menyatukan kami mendorong kami untuk hidup sebagai saudara dengan teman- teman kami sehingga kami mampu menjadi tanda kasih-Mu bagi siapa pun di sekitar kami. Marilah kita mohon …

Dalam kegembiraan karena kami Kausatukan sebagai anak-anakmu, bersama Kristus kami berdoa. Bapa kami …

Penutup

Doa Penutup

Allah Bapa yang Maha Pemurah, syukur kami panjatkan ke hadirat-Mu yang telah membuka hati dan budi kami untuk mengenal kekayaan Gereja Kudus-Mu. Buatlah kami bertekun dalam persatuan sejati para murid Putra-Mu.  Semoga Engkau semakin dikenal oleh dunia berkat kasih yang senantiasa tinggal dalam diri kami. Doa ini kami sampaikan kepada-Mu dalam persatuan dengan Kristus, Putra-Mu. Amin

Lagu Penutup: Ut Omnes Unum Sint

Reff:       Ut omnes unum sint … jadilah mereka satu
seperti Aku dan Bapa adalah satu
biar didorong-dorong digoyang-goyang, diguncang-guncang…
tetap bersatu membangun dunia baru

biar diolok-olok dibentak-bentak, dimaki-maki…
tetap bersatu membangun dunia baru

Bulan Kitab Suci Nasional

Konsili Vatikan II menyerukan agar jalan menuju Kitab Suci dibuka lebar-lebar bagi kaum beriman (Dei Verbum 22). Pembukaan jalan menuju Kitab Suci ini dilakukan dengan menerjemahkan Kitab Suci ke dalam banyak bahasa lokal. Konsili juga menganjurkan agar terjemahan ini diselenggarakan bersama para saudara terpisah (Gereja- gereja Protestan). Penerjemahan ini membuka jalan masuk ke dalam Kitab Suci, memungkinkan setiap orang membaca Sabda Allah dalam bahasa masing-masing, bahasa yang dipahaminya. Memang dalam Dei Verbum 25 ”Konsili suci mendesak dengan sangat dan istimewa semua orang beriman, terutama para religius, supaya dengan seringkali membaca kitab-kitab ilahi memperoleh pengertian yang mulia akan Yesus Kristus (Flp. 3:8).” Bagi para anggota Gereja Sabda Allah menjadi kekuatan iman, santapan jiwa, dan sumber hidup rohani.  Karena, dalam Kitab Suci Bapa yang ada di surga dengan penuh cinta kasih menjumpai para putra-Nya dan berwawancara dengan mereka.

Mengingat hal itu, Lembaga Biblika Indonesia, yang merupakan Lembaga dari KWI untuk kerasulan Kitab Suci, mengadakan sejumlah usaha untuk memperkenalkan Kitab Suci kepada umat dan sekaligus mengajak umat untuk mulai membaca Kitab Suci. Hal ini dilakukan antara lain dengan mengemukakan gagasan sekaligus mengambil prakarsa untuk mengadakan Hari Minggu Kitab Suci secara nasionaL sejak tahun 1975. LBI mengusulkan dan mendorong agar keuskupan- keuskupan dan paroki-paroki seluruh Indonesia mengadakan ibadat khusus dan kegiatan-kegiatan sekitar Kitab SucI. Gerakan itu sekarang menjadi Bulan Kitab Suci Nasional yang dilaksanakan dengan tujuan:

  1. Untuk mendekatkan dan memperkenalkan umat dengan sabda Allah. Kitab Suci juga diperuntukkan bagi umat biasa, tidak hanya untuk kelompok tertentu dalam Gereja. Mereka dipersilahkan melihatnya dari dekat, mengenalnya lebih akrab sebagai sumber dari kehidupan iman mereka.
  2. Untuk mendorong agar umat memiliki dan menggunakannya.

Melihat dan mengagumi saja belum cukup. Umat perlu didorong untuk memilikinya paling sedikit setiap keluarga mempunyai satu kitab suci di rumahnya.  Dengan demikian, umat dapat membacanya sendiri untuk memperdalam iman akan Kristus.

Tinggalkan Balasan