Pendamping Orang Muda Katolik Adalah Utusan
Pendamping Orang Muda Katolik Adalah Utusan
– Training for Trainer, Rawil Riau 14-17 Mei 2015
“Kalau kita menginginkan sesuatu,
kita harus tahu ke mana mencarinya,
dan berusaha memilikinya.”
Demikian secarik kotbah Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Padang, RD Riduan Fransiskus Naibaho, dalam Misa pembukaan TFT (Training for Trainers) kepada Pendamping OMK wilayah Riau, Keuskupan Padang tanggal 14 Mei 2015. Beliau menegaskan, sebagai pendamping OMK mereka bukanlah seorang relawan atau volunteer melainkan merupakan utusan yang percaya kepada Kristus. OMK adalah anggota dan bagian yang tidak terpisahkan dari Gereja. Beliau juga menyampaikan para pendamping OMK perlu mendoakan OMK-nya. “Pernahkan kalian mendoakan OMK-mu?” Tanyanya.
TFT 2015 yang merupakan agenda program tahunan Komisi Kepemudaan Keuskupan Padang bertemakan “Sukacita Dalam Pendampingan OMK” ini berlangsung dari tanggal 14 sampai dengan 17 Mei di Liberty Stay Pekanbaru dan diikuti oleh 50 pendamping OMK dari 10 paroki Rawil Riau Keuskupan Padang, yaitu: Paroki St. Yosef Duri, Paroki St. Ignatius Pasir Pangarayan, Paroki St. Yohanes Pembaptis Perawang, Paroki St. Maria Ratu Rosari Bagan Batu, Paroki St. Petrus dan Paulus Bagan Siapiapi, Paroki St. Theresia Kanak-Kanak Yesus Air Molek, Paroki Hati Kudus Yesus Pangkalan Kerinci, Paroki St. Paulus Labuh Baru, Paroki St. Fransiskus Xaverius Dumai, dan Paroki St. Maria A. Fatima Pekanbaru.
Seusai Misa Pembukaan pada pukul 08:00 pagi, selama 3 hari pertemuan dilanjutkan dengan sesi 1 sampai dengan sesi 7 yang dibawakan oleh Pastor RD Antonius Ary Setyawan dan Tim Komkep KWI yaitu Helena Dewi Justicia, Bayu Wardhana, dan Amadea Pranastiti dari Komisi Kepemudaan KWI dan Pastor RD Riduan Fransiskus Naibaho beserta Tim Komisi Kepemudaan Keuskupan Padang dan bertema OMK di Tengah Gereja dan Masyarakat, Pastoral OMK, Kemampuan Dasar Pembina OMK, 8 Langkah Memaksimalkan Potensi Diri, Spiritualitas Pendampingan OMK, Menyusun Modul Pendampingan I , Menyusun Modul Pendampingan II – Kitab Suci, Kreativitas Pendampingan Gerak dan Lagu Kreativitas Pendampingan Games.
Pertemuan hari pertama lebih difokuskan kepada kemampuan Pembina OMK oleh Pastor Ary, Mas Bayu, dan Mbak Helen untuk menempa diri baik melalui kualitas spiritualitas pribadi dalam ibadat dan ajaran kitab suci dan peningkatan kepribadian mereka sebagai pattern atau contoh bagi OMK, kemampuan pembina OMK untuk belajar mengenal kebutuhan dan keinginan OMK serta kondisi psikologis OMK yang berbeda beda-beda dari umur 13 sampai dengan 35 tahun, sebagai generasi masa kini Gereja, dan kemampuan menganalisis masalah yang terjadi pada OMK di paroki mereka masing-masing.
Pada hari kedua, peserta per paroki belajar menyusun modul pendampingan Kitab Suci dengan tema yang mereka tentukan sendiri. Mereka belajar membaca perikop Kitab Suci, merefleksikan kata-kata dari yang menyentuh dari perikop tersebut, kemudian membuat sebuah renungan. Para pendamping dan OMK tersebut juga belajar menyusun program kegiatan yang terkonsep dan terstruktur dengan latar belakang yang sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan paroki mereka masing-masing. Semua karya tersebut dipresentasikan per kelompok sesuai dengan tema sesi.
Pada hari ke-tiga, peserta dibekali dengan bahan Pendampigan Digital bagi OMK. Di mana pendamping OMK diharapkan bisa mengenal berbagai macam media sosial untuk membantu berkomunikasi jarak jauh yang popular seperti facebook dan twitter, dan media pesan singkat (instant messenger) seperti BBM, Whatsapp, dan sebagainya. Menurut Mas Bayu, media-media tersebut sangat membantu komunikasi OMK, membuat undangan rapat di grup facebook OMK paroki misalnya. Namun hal tersebut tidak serta merta bisa menggantikan pentingnya komunikasi tatap muka antara Pembina OMK dan OMK itu sendiri. Karena melalui pertemuan secara langsunglah masing-masing pribadi bisa mengetahui dengan jelas ekspresi sebenarnya, apa yang sedang mereka rasakan. Pastor Wendilinus, Pastor Pembantu Paroki St. Maria A Fatima juga menambahkan bahwa kita perlu punya kebijakan pribadi dalam mengakses, menerima, dan menganggapi konten-konten di media sosial, terutama pada konten yang bertema menghasut dan menjelek-jelekkan (negatif). Menurut beliau hal-hal tersebut tidak perlu ditanggapi.
Sesi selanjutnya pun dilanjutkan oleh Mbak Ami yaitu tentang Kreativitas Pendampingan OMK. Beliau mengajak pentingnya pendamping OMK berkreasi dalam gerak dan lagu, games, dan ice breaking, yang sangat berguna untuk menceriakan dan mengembalikan konsen-trasi OMK dalam mengikuti kegiatan. Di akhir sesi, peserta per paroki diminta mem-buat 2 buah gerak dan lagu atau games dan kemudian mereka tampilkan layaknya mereka membawakan gerak dan lagu di hadapan OMK paroki mereka. Hasil kreativitas mereka tersebut bisa mereka bawakan ke paroki atau stasi masing-masing.
Pada hari terakhir, peserta menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) sesuai kebutuhan untuk paroki masing-masing di sehelai kertas A1 kemudian mempresentasikannya dan menuliskan catatan evaluasi tentang apa saja yang telah diperoleh peserta selama training ini. Diharapkan nantinya akan ada follow up yang positif di tiap-tiap stasi dan paroki wilayah Riau sehingga sebagai Pembina mereka bisa lebih mandiri dan kreatif. Kegiatan TFT pun ditutup dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Pastor Wendilinus, Pr dan Diakon Ganda pada pukul 10:00. Setelah misa ada pemberian tanda kasih dari panitia TFT Riau kepada Tim Komkep KWI dan Komkep Padang kemudian diakhiri dengan makan siang bersama dengan peserta. (Agnes_Komkep Padang)
UNTUK PHOTO SELENGKAPNYA LIHAT KLIK DI SINI!