Peringatan Satu Abad Kelahiran Pastor Herbertus Vooght, Pr.
Peringatan Satu Abad Kelahiran Pastor Herbertus Vooght, Pr.
Pendahuluan
Pada hari Senin, 13 April 2015, kami 10 orang frater calon imam Diosesan Padang bersama Pastor moderator F. X. Hardiono Hadisubroto, Pr mengadakan ibadat arwah di makam alm. P. Herbertus Vooght, Pr untuk mengenangkan satu abad kelahiran beliau. Pada awalnya, rencana itu tidak pernah ada dalam benak kami karena kami belum mengetahui secara pasti dimana letak makam beliau. Romo Hardiono dengan gigih mencoba mencari informasi letak makam Pastor Vooght. Akhirnya, pada bulan Februari lalu beliau mendapat informasi dari Uskup Agung Medan Mgr. Anicetus B. Sinaga, OFM. Cap dan Pastor Hieronimus Simorangkir, Pr (Rektor UNIKA St. Thomas Medan) bahwa makam beliau berada di kompleks kuburan para pastor Kapusin Medan di Biara Kapusin ALVERNA, Sinaksak. Rencana untuk berziarah dan berdoa di makam Pastor Vooght akhirnya dapat kami wujudkan.
Riwayat Hidup
Pastor Herbertus Vooght dilahirkan di Rangkas Bitung pada tanggal 13 April 1915. Ayah Pastor Vooght berkewarganegaraan Belanda dan ibunya bersuku Jawa. Beliau memiliki seorang saudara dan empat orang saudari. Pada Tahun 1925, Pastor Vooght bersekolah di Europose Lagere School (S. D.) di Padang. Pastor Vooght juga tercatat tamat dari Mulo Frater di Padang. Frater Servaas adalah salah seorang dari bekas guru beliau di Mulo Frater. Pastor Vooght kemudian melanjutkan pendidikan untuk menjadi imam Diosesan di Yogyakarta dan di Muntilan.
Pastor Vooght ditahbiskan sebagai Imam Diosesan Padang pada tahun 1942 di Yogyakarta. Pastor Vooght dan Romo Aloysius Purwodihardja, Pr. Letkol, Tit. Pens merupakan Pastor Diosesan pertama dari Seminari Tinggi yang didirikan untuk wilayah Gerejani di Indonesia, di samping Pastor-Pastor Diosesan lainnya. Setelah menjadi imam Pastor Vooght bertugas di Jakarta sebagai pembimbing rohani dan memimpin sekolah-sekolah pada tahun 1942-1945.
Pada saat Perang Dunia ke-II tahun 1946 berakhir, pastor Vooght kembali ke Padang, satu-satunya Imam Diosesan dan bertugas mendampingi organisasi pada masa itu dan menggantikan Pastor Derksen. Pastor Vooght tercatat meresmikan gedung perkumpulan T.T.C.H (Gedung St. Yusuf). Hal tersebut merupakan kelanjutan dari perkumpulan K.C.B (Katholieke Chinese Bond). Organisasi-organisasi Katolik yang juga dibentuk oleh Pastor Vooght pada tahun 1954, seperti: Fonds Kematian, Pemuda Katolik, PMKRI, PPSJ, dan Front Katolik. Pada tahun 1957, Pastor Vooght menjabat sebagai Pastor Paroki Katedral yang ke-3 dan sekaligus bertugas sebagai Pastor Tentara Kodam III/17 Agustus. Pastor Vooght juga merupakan penggagas terbentuknya Yayasan Prayoga Padang. Pada tahun 1962 beliau menjadi ketua Yayasan Prayoga Padang yang pertama.
Pada akhir tahun 1965, beliau pindah ke Medan. Di Keuskupan Agung Medan beliau bertugas mempimpin SMA Katolik di Medan dan juga bertugas sebagai pastor tentara pada KOANDA (Komando Antar Daerah) SUMATERA. Pada tahun 1970 beliau dipensiunkan selaku Pastor Tentara dengan pangkat Letkol. Tit. Pens.
Seturut dengan surat yang dilayangkan oleh Uskup Agung Medan, Mgr. A. H. Van Den Hurk kepada Uskup Padang Mgr. Brands per tanggal 1 Maret 1971, dituliskan kronologi saat wafatnya Pastor Vooght. Pada tanggal 28 Februari 1971, tepatnya pada hari Minggu Pastor Vooght terkena serangan jantung pada saat istirahat sore. Pastor Nuyten yang adalah teman sekomunitas Pastor Vooght di Jln. Sei Parman No 109, melihat Pastor Vooght tidak keluar dari kamar mulai pkl 18.00-20.00 maka beliau khawatir dan meminta bantuan dari komunitas Hayam Wuruk dan keuskupan untuk mendobrak pintu kamar beliau. Setelah pintu kamar Pastor Vooght dibuka tampaklah bahwa beliau terbaring diatas tempat tidurnya dalam keadaan seolah-seolah tidur, tetapi ternyata beliau telah meninggal. Lalu jenazahnya dibawa ke Chapelle Ardente di Rumah Sakit St. Elisabeth Medan.
Pada tanggal 1 Maret, jenazah Pastor Vooght dibawa ke Gereja St. Antonius Hayam Wuruk dan Misa Reguiem dipersembahkan oleh Mgr Van Der Hurk. Perayaan misa itu banyak dihadiri oleh pastor, biarawan-birawati, ribuan umat dan murid sekolah R. K. Pastor Vooght dimakamkan di Pekuburan di Jln. Gajah Madah. (sumber: dari Majalah Warta Katedral maret 1971)
Semasa bertugas di Paroki Katedral Padang pada tahun 1957 Pastor Vooght menjadi pastor paroki dan pastor La Ruffa, S. X. menjadi pastor rekan bersama rekan imam yang juga seorang Xaverian. Pastor La Ruffa menyebutkan bahwa beliau memiliki peranan penting di Paroki Katedral Padang, beliau memiliki jaringan komunikasi yang bagus dengan masyarakat dan orang-orang penting di Padang pada masa itu. Namun, ada juga hal yang membuat beliau harus besar hati ketika bertugas di Paroki Katedral Padang melayani umat sebagai pastor rekan. Hal itu disebabkan karena rekan imam yang tinggal bersamanya juga merupakan seorang Imam Xaverian yang baru tiba di daerah misi, maka tentu mereka agak kesulitan menghadapi situasi pastoral yang kerap ditinggalkan oleh pastor Vooght. Pada masa itu, selain menjabat sebagai Pastor Paroki Katedral Padang, Pastor Vooght juga bertugas sebagai Pastor Tentara. Oleh sebab itu, Pastor Vooght jarang berada di Paroki karena sering bertugas ke luar kota sebagai Pastor Tentara sehingga pelayanan dan proses pastoral yang terjadi pada masa itu tidak total. Pastor La Ruffa menjadikan pengalaman itu sebagai kenangan yang indah dan mengukir dalam hati bahwa Pastor Vooght adalah seorang pribadi yang hebat, ramah, dan pandai bergaul dengan siapa saja. (sumber: wawancara dengan Pastor La Ruffa, S. X. Sabtu, 14 September 2013.)
Semangat Hidup, Karya dan Pelayanannya Sebagai Keteladanan
Mengenangkan satu abad kelahiran Pastor Vooght adalah sebagai momen yang sangat berkesan bagi kami sebagai calon imam Diosesan Keuskupan Padang. Peristiwa indah itu merupakan sumber tambahan motivasi baru bagi kami yang masih dipenuhi semangat Paskah kebangkitan Tuhan dalam menjalani dan menghidupi proses pendidikan dan pembinaan di Seminari Tinggi Santo Petrus. Pelayanan dan karya yang telah dilakukannya selama hidupnya menjadi teladan bagi kami untuk senantiasa setia dan berjuang agar kelak bisa menjadi Imam Diosesan Padang yang mampu dengan baik melayani umat beriman. Kami juga berdoa dan berharap dengan mengenangkan satu abad kelahiran Pastor Vooght, para imam-imam yang berkarya di Keuskupan Padang, terutama para Imam Diosesan senantiasa bersemangat dalam hidup karya dan pelayanan dalam melayani umat beriman. (Sinaksak. Fr. Prian Doni Malau)