Hukum (Renungan 8 Juni 2017)
Hari Biasa (Hijau)
Kamis, 8 Juni 2017
Bacaan 1 : Tb. 6: 10 – 11, 7: 1, 6, 8 – 13, 8: 1, 5 – 9
Injil : Mrk. 12: 28b – 34
Hukum
Setiap negara memiliki aturan dan hukumnya tersendiri. Tanpa terkecuali, semua orang yang masih berstatus warga dari suatu negara tersebut wajib menjadi ikut dan ambil bagian dalam upaya dan pelanggaran yang dilakukan terhadap hukumnya. Berani melanggar berarti berani harus siap menerima sangsi. Hukum tidak dapat berkompromi dan harus ditegakkan secara adil. Itulah sejatinya hukum.
Bacaan Injil hari ini sangat menarik untuk di permenungkan secara mendalam. Yesus menjawab pertanyaan orang Saduki itu dengan pasti dan benar. Yesus berkata “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap budimu, dan segenap kekuatanmu. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. Sungguh luar biasa isi dan inti muatan perkataan Yesus ini. Seorang ahli Taurat yang menanggapi perkataan Yesus ini berdasar pada hati yang murni. Yesus melihat tidak ada kepalsuan atas dan dalam dirinya. Maka Yesus berkata “ Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah”.
Saudara-saudari terkasih, dewasa ini hukum amat sulit untuk diperbincangkan keadilannya secara khusus di negara kita ini. Kadang kala, hati kita miris melihat situasi hukum yang menindas rakyat kecil dan tidak berdaya. Tidak tahu siapa yang bersalah dan siapa yang benar. Tobit dalam bacaan pertama, hendaknya menjadi cerminan bagi kita. Dengan situasi hati yang tulus dia mencintai Sara. Maka dia tidak didapati mati akibat mengawini Sara. Sebab sebelumnya sudah terdapat tujuh pria yang mengalami kematian. Hukum akan menjadi sejati sebagai hukum apabila kita mencintai hukum itu dengan hati yang tulus bak cinta Tobit ke pada Sara. Semakin kita mengelabui hukum maka kita akan terjerat di dalamnya.
Saudara – saudari, mari kita membuka hati terhadap hukum sehingga ritme hidup kita senantiasa berjalan tanpa dusta yang dapat mengancam diri dan orang lain. Maka dengan itu, kebahagiaan dan sukacita tetap tinggal dalam hati kita serta kita dapat dan tidak jauh dari Kerajaan Surga. (Fr. Lukas Lumba Gaol)