Ekaristi Rabu Abu, 6 Maret 2019
Menghayati Ekaristi dalam Hidup
Masyarakat kita pada umumnya masih amat tertutup. Yang semu dan palsu masih mampu menutupi kekurangan dan kelemahan kita. Padahal generasi muda sangat peka terhadap kebenaran dan kejujuran. Mereka menuntut keterbukaan dalam segala hal. Sayang hal ini masih kurang ditanggapi
Antifon Pembukaan –Kebijaksanaan 11:24.25.27
Engkau mengasihi segala yang ada, ya Tuhan, dan tidak membenci apa pun yang telah Kauciptakan, Engkau tidak lagi memperhitungkan dosa manusia apabila mereka bertobat. Engkau berbelas kasih kepada mereka sebab Engkaulah Tuhan, Allah kami.
Pengantar
Kerap kali kita tangguhkan apa yang kini dapat kita lakukan. Hari esok saja! Tetapi untuk bertobat, hari esok sudah terlambat! Siapa pun yang mengatakan itu, membawa pesan Allah kepada kita, entah itu dikatakan oleh para nabi dan para rasul, entah oleh majikan kita atau pun malahan anak-anak kita, entah pula anjuran para penguasa atau Sri Paus sendiri.
Bila kita mau memberikan dengan tulus hati kepada Allah dan manusia, apa yang menjadi haknya, maka kita harus mendengarkan suara ini dengan ikhlas dan bertobat kepada Tuhan. Maka kita harus mau berjuang demi keadilan dan kedamaian: berdoa, berpantang, berpuasa dan beramal, bukan agar dilihat dan dipuji orang, melainkan agar berkenan di hati Allah, pengasih dan penyayang, yang menyelami batin kita sedalam-dalamnya.
(doa tobat ditiadakan, diganti dengan penerimaan abu sesudah homili)
Doa Pembukaan
Marilah bedoa:
Allah Bapa kami yang mahabaik, sungguh besar kesabaran-Mu dan kerahiman-Mu. Kami mohon dengan rendah hati perkenankanlah kami bertobat benar-benar kepada-Mu dan membuka pintu hati kami lebar-lebar untuk menerima sabda penebusan-Mu dalam masa Prapaska yang khidmat ini
Amin
Bacaan Pertama – Yoel 2:12-18
Bertobat kepada Tuhan harus disertai dengan niat yang ikhlas. Hal itu dianggap mutlak oleh Nabi Yoel. Dan agar demikian maka perlu diungkapkan dalam cara berpuasa dan berpantang yang tampak. Tak seorang pun dibebaskan dari itu. Dengan demikian belas kasih Tuhan dapat diandalkan. Ia adalah satu-satunya Allah yang benar dan setia menepati janji-Nya.
“Koyakkan hatimu dan janganlah pakaianmu.”
Pembacaan dari Kitab Yoel:
“Sekarang juga,” demikianlah firman TUHAN, “berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh.”
Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya.
Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat, menjadi korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN, Allahmu.
Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah penganten laki-laki keluar dari kamarnya, dan penganten perempuan dari kamar tidurnya; baiklah para imam, pelayan-pelayan TUHAN, menangis di antara balai depan dan mezbah, dan berkata: “Sayangilah, ya TUHAN, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa: Di mana Allah mereka?” Maka, TUHAN menjadi cemburu karena tanah-Nya, dan Ia menaruh belas kasihan kepada umat-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
Tanggapan – Mazmur 51:3-4.5-6a.12-13.14-17; Ul:3a
Ref. Ya Tuhanku, hapuskanlah dosaku.
Atau Mohon ampun kami orang berdosa.
Mazmur:
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu; menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.
Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau sendiri aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah, dan baruilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu dan janganlah mengambil Roh-Mu yang kudus dari padaku.
Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku supaya mulutku mewartakan pujian kepada-Mu..
Bacaan Kedua – 2Kor. 5:20-6:2
Paulus mengajak umat Korintus untuk memberikan diri diperdamaikan dengan Kristus. Dalam diri Kristus, Allah mencintai manusia seutuhnya, baik dalam keberhasilannya maupun dalam kegagalannya. Manusia yang telah gagal tidak pernah dicampakkan. Justru karena kelemahannya, manusia semakin dicintai Allah. Untuk itu, setiap pribadi diajak untuk memberikan diri didamaikan dengan Allah. Sikap tobat ini akan semakin memupuk hubungan erat dengan Allah.
“Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan”
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:
Saudara-saudara, kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.
Sebab Allah berfirman: “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu.
Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
BAIT PENGANTAR INJIL Lukas 4:18-19
S: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.
U: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.
S: Janganlah kautegarkan hatimu; dengarkanlah suara Tuhan pada hari ini.
U: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.
Bacaan Injil – Matius 6:1-6.16-18
Kesalehan yang berupa derma, doa, puasa merupakan olah rohani yang unggul sejauh itu dilakukan bukan untuk pamer, melainkan untuk kemuliaan Allah atau agar Kristus sungguh hidup dalam diri setiap orang. Sikap pamer dan mementingkan yang lahiriah hanya akan membuat orang menjadi munafik. Oleh karena itu, Yesus menegaskan, “Robeklah dulu hatimu, jangan pakaianmu!” agar sampai pada motivasi yang benar, setiap orang hendaknya hidup disiplin dan terus menerus bersedia membangun kesadaran bahwa cinta kepada Allah tidak menutup diri bagi perhatian kepada sesama.
“Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan mengganjar engkau”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Dalam kotbah di bukit, Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus
Homili
Pemberkatan dan Pembagian Abu
Sudara-saudari terkasih, dengan rendah hati marilah kita mohon kepada Allah Bapa agar dengan kelimpahan rahmat-Nya Ia sudi memberkati abu ini, yang akan dioleskan pada kepala kita sebagai tanda penyesalan atas dosa.
Doa Pemberkatan Abu
Marilah berdoa.
Ya Allah, hati-Mu tergerak bila kami merendahkan diri, dan Engkau berkenan bila kami bertobat. Sudilah mendengarkan doa kami dengan penuh kasih, dan (Ϯ) berkatilah abu ini yang akan kami oleskan pada kepala kami. Semoga kami yang mengakui diri berasal dari abu dan akan kembali menjadi abu, tekun mengamalkan puasa Prapaskah agar kami beroleh pengampunan dosa, menghayati hidup yang baru, dan menjadi serupa dengan Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.
Amin
Imam memerciki abu dengan air suci tanpa mengatakan apa-apa. Kemudian, Imam mengoleskan abu pada dahi umat sambil berkata:
Bertobatlah dan percayalah kepada Injil
Atau
Ingatlah, Engkau ini abu dan akan kembali menjadi abu.
Syhadat ditiadakan
Doa Umat
Doa, tobat, dan tolong-menolong mestinya dilakukan secara bersamaan. Pada awal masa penuh rahmat ini, marilah mempersembahkan kepada Bapa kita di surga keinginan kita untuk memperbaharui diri kita, Gereja kita, serta masyarakat.
Marilah berseru kepada Tuhan …
Kasihanilah umat-Mu, ya Tuhan.
Bagi semua orang kristiani
Ya Bapa, semoga dalam masa tobat ini semua orang kristiani mencari perdamaian dan persatuan. Semoga seluruh umat kristiani semakin sanggup saling melayani dengan rendah hati.
Marilah berseru kepada Tuhan …
Kasihanilah umat-Mu, ya Tuhan.
Bagi para penguasa di dunia ini
Ya Bapa, semoga para penguasa berusaha dengan tak kenal lelah untuk menegakkan perdamaian di antara bangsa-bangsa. Semoga mereka membangun kehidupan sosial atas dasar keadilan, dan meningkatkan martabat manusia di mana-mana.
Marilah berseru kepada Tuhan …
Kasihanilah umat-Mu, ya Tuhan.
Bagi mereka yang terperangkap dalam dosa dan keputusasaan
Ya Bapa, semoga mereka berdosa dan putus asa berdamai lagi dengan Allah, dengan diri sendiri dan dengan sesama manusia.
Marilah berseru kepada Tuhan …
Kasihanilah umat-Mu, ya Tuhan.
Bagi mereka yang kurang peka terhadap orang lain
Ya Bapa, semoga mereka yang kurang memperhatikan kepentingan orang lain menemukan kembali sesama mereka; bagi mereka yang sakit jiwa atau badannya, dan bagi mereka yang merasa dikhianati oleh sahabat: semoga mereka semua tetap percaya kepada Allah dan sesama,
Marilah berseru kepada Tuhan …
Kasihanilah umat-Mu, ya Tuhan.
Bagi kita sendiri
Ya Bapa, semoga mata dan hati kami selalu terbuka terhadap suara kaum kecil, miskni, serta mereka yang diperas. Semoga kami dapat memulihkan harga diri dan hak-hak mereka.
Marilah berseru kepada Tuhan …
Kasihanilah umat-Mu, ya Tuhan.
Tuhan Allah kami, dalam Masa Prapaskah empat pulu hari, Engkau selalu memberi kesempatan baru kepada kami untuk lebih maju dalam cinta kepada-Mu dan kepada sesama kami. Tolonglah kami untuk hidup dalam Roh Yesus Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa, kin dan sepanjang masa.
Amin
Doa Persembahan
Ya Allah, pada awal Masa Prapaskah ini, seluruh umat-Mu mempersembahkan kurban ini kepada-Mu. Semoga kami mengekang keinginan jahat dengan usaha tobat dan karya cinta kasih, dan setelah diberihkan dari dosa-dosa, buatlah kami pantas merayakan kenangan akan sengsara Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.
Amin
Antifon Komuni – Bdk Mazmur 1:2-3
Siapa saja yang merenungkan hukum Tuhan siang mala, akan menghasilkan buah pada waktunya.
Doa Sesudah Komuni
Marilah berdoa:
Ya Allah, semoga sakaremen yang kami terim ini membantu kami agar puasa yang kami jalankan berkenan kepada-Mu dan berguna bagi keselamatan kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.
Amin
Menghayati Ekaristi dalam hidup
Masa Prapaskah mengajak kita bertindak jujur dan adil. Ada yang beranggapan, bahwa dalam hal ini yang batiniah saja berharga. Ada pula sebaliknya yang hanya mementingkan yang lahiriah belaka. Tetapi sikan iman kita memerlukan keduanya: suatu jawaban jujur atas cinta kasih Allah dalam ungkapan nyata Gereja.