RABU BIASA IV, 1 FEBRUARI 2017

Antifon Pembukaan – Mazmur 103:1-2

 Pujilah Tuhan, hai hatiku!
Pujilah nama-Nya yang kudus, hai batinku!
Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!

Pengantar

Penderitaan dapat menyucikan manusia, namun kerap kali kepahitannya yang lebih dirasakan, karena merusak hubungan dan menumbuhkan ketidakpastian hidup. Penyembuhan baru dimulai, bila kita mau menerima kenyataan dan menemukan kemungkinan-kemungkinan baru. Hal itu baru terjadi, kalau kita tahu mengolah hambatan dan penderitaan itu. Lingkungan hidup kitalah guru yang terbaik untuk itu.

Doa Pembukaan

Marilah bedoa:
Allah Bapa sumber kebijaksanaan,
semoga Kaukuatkan tangan kami yang lemas,
Kauteguhkan lutut kami yang goyah,
dan perkenankanlah kami menempuh jalan yang lurus
dalam mencari kedamaian-Mu.
Demi Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kami,
yang ….

Bacaan Pertama – Ibrani 12:4-7.11-15
Tuhan mendidik putra dan putri-Nya dengan cobaan-cobaan. Maka janganlah kita patah harapan. Menurut teladan Kristus, kita harus benar-benar berusaha. Kita dapat menjadi teladan baik tetapi juga dapat menjadi batu sandungan.

“Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya.”

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:
Saudara-saudara, dalam pergumulanmu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah. Janganlah kamu lupa akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: “Hai anakku, janganlah meremehkan didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan oleh-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.” Jika kamu menerima hajaran, maka di situ Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah ada anak yang tidak dihajar oleh ayahnya! Memang tiap-tiap hajaran, pada waktu diberikan, tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Namun kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang dilatih olehnya. Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah. Dan luruskanlah jalan bagi kakimu, Sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh.

Berusahalah hidup damai dengan semua orang, dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan. Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan mencemarkan banyak orang.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan – Mazmur 103:1-2.13-14.17-18a

Ref: Kekal abadilah kasih setia Tuhan
atas orang yang takwa.

Mazmur:
 Pujilah Tuhan, hai hatiku!
Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
Pujilah Tuhan, hai jiwaku,
janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!

 Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya,
demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa.
Sebab Dia sendiri tahu dari apa kita dibuat,
Dia sadar bahwa kita ini debu.

 Tetapi kekal abadilah kasih setia Tuhan
atas orang-orang yang takwa kepada-Nya,
sebagaimana kekal abadilah kebaikan-Nya
asal saja mereka tetap berpegang pada perjanjian-Nya.

BAIT PENGANTAR INJIL

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan.
Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Markus 6:1-6
Yesus tidak diterima oleh sanak saudara dan keluarga. Kesulitannya sama saja: Bagaimana mungkin orang yang dikenal asal usulnya memiliki kewibawaan ilahi? Orang baru dapat menerima, asal mau memutuskan belenggu semu. Barulah ia dapat melihat kesucian-Nya dalam sabda dan karya.

“Seorang nabi dihormati di mana-mana
kecuali di tempat asalnya sendiri.”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:
Pada suatu ketika, Yesus tiba kembali di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Yesus mengajar di rumah ibadat, dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia. Mereka berkata, “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian, bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria? Bukankah Ia saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.” Maka Yesus tidak mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran atas ketidak-percayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Persembahan

Allah Bapa sumber iman kepercayaan,
berilah kami lambang
kedatangan dan kehadiran-Mu pada kami
dalam roti anggur ini,
dan ajarilah kami mengimani Yesus,
sabda-Mu yang penuh kebijaksanaan.
Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami.

Antifon Komuni – Ibrani 12:7

 Janganlah meremehkan didikan Tuhan,
dan jangan putus asa bila diperingatkan oleh-Nya,
karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya,
dan menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.

Doa Sesudah Komuni

Marilah berdoa:
Allah Bapa kami di surga,
dengan perantaraan manusia, putra tukang kayu,
Engkau berkenan menyampaikan sabda penuh wibawa.
Semoga kami dapat menanggapi segala kejujuran
yang Kausampaikan kepada kami.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

Tinggalkan Balasan