Ragaku untuk Dia (Renungan RABU DALAM PEKAN SUCI, 12 April 2017 Oleh Fr. Lukas Lumbangaol)
Rabu 12 April 2017
Dalam Pekan Suci (U)
Bce: Yes. 50 : 4 – 9a; Mat. 26 : 14 – 25
Ragaku untuk Dia
Saudara – saudari terkasih, dalam pengalaman hidup kita kerap menggunakan alat indera. Penggunaan alat indera itu sangat penting karena tanpa itu segala aktifitas kita tidak akan berjalan dengan baik atau bahkan lumpuh total. Maka tidak jarang bila dalam melakukan aktifitas yang sangat berat dan berbahaya alat indera itu di bungkus sedemikian sehingga tidak terganggu dalam proses pekerjaan kita.
Dalam kitabnya, Yesaya memaparkan nasib ragawi dari seorang yang di utus Allah. Raga kita merupakan raga yang sempurna dicipta oleh-Nya. Hukum – hukum yang ada dalam raga kita sudah terorganisir sedemikian sehingga dapat bergerak baik seperti sekarang ini. Kendatipun mengalami kekurangan atau cacat fisik, Allah tidak akan pernah membiarkan kita menderita, selalu saja ada yang istimewa di balik ketidaksempurnaan itu. Maka segala gerak – gerik kita dalam hidup adalah untuk Tuhan karena kita adalah ciptaan yang berasal dari isi dan inti cinta Allah.
Dalam Injil, Yesus hendak mengadakan perjamuan Paskah dengan para murid-Nya. Sembari mempersiapkan perjamuan yang di maksud Yesus, Dia mulai membuka keadaan yang di alami-Nya kelak. Dia memaparkan perlakuan murid – murid yang hendak berdosa dan berhianat. Yesus sangat bersedih dengan semuanya itu. Mereka tidak mengerti dengan semua perkataan Yesus. Bahkan Yudas yang berhianat itu secara tidak langsung menista dirinya dengan berkata “ Bukan aku, ya Rabbi?”.
Saudara – saudari terkasih, secara sadar atau tidak terkadang kita menistakan diri kita melalui indera kita. Ketika melakukannya maka yang terucap dari indera kita sama seperti perkataan Yudas Iskariot. Penistaan ini menjadi lumrah bila kita mengkaitkannya dengan perbuatan baik. Nah, inilah yang menjadi persoalan yang diminati oleh kalayak ramai. Sesungguhnya perbuatan ini melanggar hukum – hukum ragawi kita dan bahkan merenggangkan hubungan kita dengan Allah.
Saudara – saudari, mari dalam pekan suci ini kita sadari bahwa diri kita adalah baik sebaik pencipta-Nya. Hargai dan cintailah dirimu agar kamu bisa mencintai yang lain. (Fr. Lukas Lumbangaol)
EKARISTI HARI INI: RABU DALAM PEKAN SUCI, 12 April 2017…. Klik disini!!