“HATI YANG LEMBUT” (Jumat, 23 Juni 2017- HR. HATI YESUS YANG MAHAKUDUS)

Jumat, 23 Juni 2017- HR. HATI YESUS YANG MAHAKUDUS
Bce: Ul 7:6-11; 1Yoh 4:7-16; Mat 11:25-30
Warna liturgi Putih

HATI YANG LEMBUT

“Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah kepada-Ku, Karena Aku lemah lembut dan rendah hati….” (ay 29)

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita merayakan Hati Yesus Yang Mahakudus. Hati Kudus Yesus merupakan lambang cinta Tuhan kepada kita. Dia selalu mencintai kita dalam keadaan apapun. Cinta Tuhan tiada batasnya. Dialah yang merupakan Sang sumber cinta yang mau membuka hati-Nya bagi siapa saja yang percaya kepada-Nya.

Saudara-saudari terkasih, seruan Yesus dalam ayat 29 menyadarkan kita bahwa Tuhan tidak hanya berjalan bersama kita tapi Dia ada di dalam kita. Ketika kita memberi diri kita supaya Tuhan hidup dalam kita, maka kerendahan hati Tuhan akan dinyatakan di dalam diri kita. Selanjutnya, “kuk” yang diberikan Tuhan itu ialah enak dan ringan (ay 30). Yang dimaksud dengan enak dan ringan ialah yang sesuai dengan kemampuan kita atau yang tidak melampaui batas kemampuan kita.

Dengan hati yang lemah lembut, Yesus mengajak kita untuk belajar. Belajar menjadi lemah lembut dan rendah hati. Maksud dari perkataan itu ialah supaya kita tidak menjadi pribadi yang tinggi hati dan sombong. Apa yang menjadi keberhasilan dan kesuksesan kita bukan semata-mata karena kemampuan dan kehebatan kita, tetapi karena anugerah Allah dalam diri kita. Dengan begitu Hati Yesus yang lemah lembut terbuka bagi siapa saja yang membuka hati bagi Hati Kudus Yesus. Dia tidak membiarkan kita memikul beban-beban berat pada bahu kita.

Saudara-saudari terkasih, yang menjadi permenungan kita ialah, kita diajak untuk bersikap lemah lembut dan rendah hati. Sebab Tuhan berkenan kepada orang yang tidak mengagungkan keangkuhannya atau kehebatannya sendiri. Kita diundang Tuhan untuk terus datang kepada sang sumber cinta. Belajar untuk setia dalam memikul tugas dan tanggungjawab yang diberikan. Belajar dari-Nya, karena Yesus adalah teladan hidup dalam kelemahlembutan dan kerendahan hati. Semoga. (By: Fr. John Mezer Manullang)

Tinggalkan Balasan