Sabda Bahagia (Renungan SENIN BIASA X, 6 JUNI 2016 oleh Fr. Prian Doni Malau)

Sabda Bahagia

Senin, 6 Juni 2016
1Raj.17:1-6; Mzm.121:1-2,3-4,5-6,7-8;
Mat.5:1-12.

“Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.” (Mzm.121:1-2)

Dalam perjalanan kehidupan saya, sudah banyak saya menemukan ungkapan-ungkapan kekhawatiran akan perjalanan hidup tak terkecuali dari dalam diri saya. Ada saudara yang takut miskin, ada seorang ibu tidak ingin berduka cita, ada teman yang malu untuk menjadi  orang yang lemah lembut, ada sahabat yang tidak senantiasa lapar dan haus akan kebenaran, ada dosen yang tidak mau murah hati, ada seorang anak gadis yang takut diejek karna suci hatinya, ada seorang pemuda yang tidak tau membawa damai, dan banyak orang tidak mau dianiaya karena kebenaran dan tidak mau dicela dan dihina serta difitnah segala yang jahat oleh karena iman kepada Tuhan. Hal-hal itu adalah realitas yang kita jumpai dari kehidupan di dunia ini.

Ibu – bapak – saudara-saudari yang dikasihi oleh Tuhan. Bacaan Injil hari ini dengan tegas mewartakan kepada kita tentang Sabda Bahagia. Berbahagialah… berbahagialah… berbahagialah…. Segala ketakutan-ketakutan yang saya sebutkan diatas adalah sikap nyata yang dialami oleh setiap manusia. Mengapa saya takut untuk kehilangan hal yang menyenangkan dan menguntungkan bagi saya? Apakah memang begitu menyenangkankah segala keindahan dan kebahagiaan yang ditawarkan oleh dunia ini dibandingkan dengan kebahagiaan yang diberikan oleh Tuhan dalam kerajaan-Nya? Pertanyaan itu dapat kita jawab masing-masing dalam hati kita.

Ungkapan Sabda Bahagia yang diwartakan kepada kita adalah kebahagiaan yang berasal dari Tuhan bukan dari dunia ini. Kebahagiaan menghadapi segala ketakutan kita terhadap kehidupan, kekhawatiran akan hari esok, dan keengganan untuk mau menderita. Pada dasarnya kita adalah manusia yang lemah, egois, dan penuh dengan dosa. Namun itu bukan alasan untuk takut, untuk khawatir, dan untuk enggan. Kelemahan dan kekurangan kita adalah jalan bagi kita untuk menyadari bahwa hidup kita itu terbatas. Kita tidak mampu melakukan apa pun jika hanya mengandalkan kemampuan kita, sebab pertolongan kita ada dalam Tuhan yang menjadikan langit dan bumi. (Fr. Prian Doni Malau)

Liturgi Hari ini: SENIN BIASA X, 6 JUNI 2016….. Klik disini!!

Tinggalkan Balasan