SABTU, 4 November 2017 : Santo Karolus Borromeus (uskup, 1538-1584)

Karolus hidup pada abad keenambelas. Ia adalah putera seorang bangsawan Italia yang kaya. Sama seperti para pemuda kaya lainnya, ia bersekolah di Universitas Pavia. Tetapi, tidak seperti kebanyakan dari mereka, ia tidak ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang mengundang dosa. Karolus terkesan sebagai murid yang lamban karena ia tidak dapat berbicara dengan lancar, tetapi sungguh ia memperoleh kemajuan yang menggembirakan.

Usianya baru dua puluh tiga tahun ketika pamannya, Paus Pius IV, menyerahkan banyak tugas penting kepadanya. Karolus berhasil menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik. Namun demikian, ia senantiasa cemas kalau-kalau ia semakin jauh dari Tuhan karena banyaknya godaan di sekelilingnya. Oleh sebab itulah, ia berlatih menyangkal diri terhadap segala kesenangan dan senantiasa berusaha untuk rendah hati serta sabar. Sebagai seorang imam, dan kemudian Uskup Agung Milan, St. Karolus menjadi teladan bagi umatnya. Ia menyumbangkan sejumlah besar uang kepada kaum miskin. Ia sendiri hanya memiliki sehelai jubah lusuh berwarna hitam. Tetapi, di hadapan umum, ia berpakaian seperti layaknya seorang kardinal. Ia ambil bagian dalam upacara-upacara Gereja dengan penuh hormat dan wibawa.

Penduduk kota Milan mempunyai banyak kebiasaan buruk, mereka juga percaya takhayul. Dengan peraturan-peraturan yang bijakasana, dengan kelemahlembutan dan kasih sayang, serta dengan teladan hidupnya sendiri yang mengagumkan, St. Karolus menjadikan keuskupannya teladan bagi pembaharuan gereja seluruhnya. Ia tidak pernah dapat berbicara dengan lancar – umat hampir-hampir tidak dapat mendengarkannya – namun demikian kata-kata yang diucapkannya menghasilkan perubahan.

Ketika suatu wabah ganas menyerang dan mengakibatkan banyak kematian di Milan, Kardinal Borromeus tidak memikirkan hal lain kecuali merawat umatnya. Ia berdoa dan bermatiraga. Ia membentuk kelompok-kelompok umat yang membantunya membagikan makanan bagi mereka yang kelaparan. Ia bahkan mendirikan altar di jalan-jalan agar orang-orang yang sakit itu dapat ikut ambil bagian dalam Perayaan Ekaristi lewat jendela rumah mereka. Orang besar ini tidak pernah terlalu sibuk untuk menolong rakyat sederhana. Suatu ketika ia menghabiskan waktunya untuk menemani seorang bocah penggembala hingga bocah tersebut dapat berdoa Bapa Kami dan Salam Maria. Menjelang ajalnya, pada usia empatpuluh enam tahun, St. Karolus dengan tenang dan damai berkata, “Lihat, aku datang!” St. Karolus Borromeus wafat pada tanggal 3 November 1584 dan dinyatakan kudus oleh Paus Paulus V pada tahun 1610.

“Kita perlu berdoa sebelum, selama dan sesudah melakukan segala sesuatu. Nabi mengatakan: `Aku akan berdoa, dan kemudian aku akan mengerti.’ Inilah cara agar kita dapat dengan mudah mengatasi begitu banyak kesulitan yang harus kita hadapi dari hari ke hari, yang memang, adalah bagian dari hidup kita. Dengan doa kita menemukan kekuatan untuk menghadirkan Kristus dalam diri kita dan sesama.”

———————

Antifon Pembukaan –Yeh 14:11.23-24

Tuhan bersabda, “Aku akan memperhatikan domba-domba-Ku,
mengangkat seorang gembala sebagai pemimpin, dan Aku, Tuhan sendiri, menjadi Allah mereka.”

Kata Pengantar

Nasib hari depan berada di tangan kaum muda. Usia muda dapat menghembuskan nafas baru ke dalam kehidupan. Pada usia 22 tahun Karolus telah menjadi cardinal dan sekretaris Sri Paus. Ia telah meremajakan Gereja dengan dinamikanya. Ia ikut menangani persiapan Konsili Trente. Memang ia tepat pada tempatnya. Sebagai uskup agung Milan ia mengenal keuskupannya. Ketika wabah pes berjangkit ia selalu siap di rumah sakit. Maka ia menjadi pelindung para uskup.

Doa Pembukaan

Marilah berdoa:
Allah Bapa, sumber segala pembaharuan,
kuatkanlah kiranya dalam umat-Mu semangat yang menjiwai uskup-Mu Santo Karolus Borromeus. Semoga Gereja-Mu selalu diperbaharui dan semakin menyerupai Kristus, sehingga sanggup menampakkan wajah Kristus kepada dunia.
Sebab Kristuslah ….

Bacaan I – Roma 11: 1-2a.11-12.25-29
Sungguh suatu seni, mengambil yang baik dari kesalahan-kesalalum yang terjadi. Dan Paulus melakukan hal itu dengan bangsa Yahudi. Umat itu tidak menerima Kristus. Tentu ada akibatnya bagi Paulus. Tetapi orang-orang bukan Yahudi yang beruntung. Namun, Tuhan takkan meninggalkan umat terpilih-Nya begitu saja.

Jika penolakan mereka berarti perdamaian bagi dunia, dapatkah penerimaan
mereka berarti lain daripada hidup dari antara orang mati?

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:
Saudara-saudara, mungkinkah Allah menolak umat-Nya? Sekali-kali tidak! Sebab aku sendiri pun orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin. Allah tidak menolak umat-Nya yang telah Dia pilih. Maka aku bertanya: Apakah bangsa Israel tersandung dan harus jatuh? Sekali-kali tidak! Tetapi karena pelanggaran mereka keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain, supaya membuat mereka menjadi cemburu. Jika pelanggaran mereka berarti kekayaan bagi dunia, dan kekurangan mereka kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, apalagi kesempurnaan mereka.

Saudara-saudara, hendaknya kalian mengetahui rahasia ini, agar jangan menganggap dirimu pandai. Sebagian dari bangsa Israel telah menjadi tegar hati sampai segenap bangsa lain masuk. Dengan demikian akhirnya seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis, “Dari Sion akan datang Penebus. Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari Yakub. Inilah perjanjian-Ku dengan mereka, apabila aku menghapuskan dosa mereka.”

Mengenai Injil, orang-orang Israel adalah musuh Allah oleh karena kalian, tetapi mengenai pilihan mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang. Sebab Allah tak pernah menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 93:12-13a.14-15.17-18

Ref: Tuhan tidak akan membuang umat-Nya.

Mazmur:
 Berbahagialah orang yang Kauhajar, ya Tuhan,
yang Kauajari Taurat-Mu;
hatinya akan tenang di hari-hari malapetaka.

 Sebab Tuhan tidak akan membuang umat-Nya,
dan milik pusaka-Nya tidak akan Ia tinggalkan,
sebab hukum akan kembali kepada keadilan,
dan semua orang yang tulus hati akan mematuhi.

 Jika bukan Tuhan yang menolong aku,
sudah lama aku merunduk di tempat sunyi.
Ketika aku berpikir, “Kakiku goyah”
kasih setia-Mu, ya Tuhan, menopang aku.

BAIT PENGANTAR INJIL Mat 11:29ab

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Terimalah beban-Ku dan belajarlah pada-Ku,
sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Lukas 14:1.7-11
Ketika Yesus sedang bersantap di rumah orang Farisi, Lukas mencatat beberapa sabda-Nya. Kini tibalah giliran tentang memilih tempat. Orang Farisi yang sombong tentu berebut memilih tempat paling utama. Itulah yang dicela oleh Yesus.

Barangsiapa meninggikan diri, akan direndahkan;
dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Pada suatu hari Sabat Yesus masuk rumah seorang pemimpin orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama. Melihat tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat terhormat. Yesus lalu mengatakan perumpamaan berikut,

“Kalau engkau diundang ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan. Sebab mungkin ada undangan yang lebih terhormat daripadamu. Jangan-jangan orang yang telah mengundang engkau dan tamu itu berkata kepadamu, ‘Berikanlah tempat itu kepada orang ini.’ Lalu dengan malu engkau harus pindah ke tempat yang paling rendah! Tetapi apabila engkau diundang, duduklah di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata, ‘Sahabat, silakan duduk di depan.’ Dengan demikian engkau mendapat kehormatan di mata semua tamu yang lain.

Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan; dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan.”

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Persembahan

Allah Bapa yang mahakuasa,
berkatilah kiranya persembahan ini yang telah kami unjukkan di atas altar-Mu pada peringatan Santo Karolus Borromeus. Ia telah melaksanakan tugasnya sebagai gembala umat dengan teliti dan penuh pengabdian dan berjasa karena keutamaannya. Semoga demikian pulausaha kami menghasilkan buah berlimpah yang tahan uji. Demi Kristus, …

Antifon Komuni –Mat 20:28

Putera Manusia datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan manusia.

Doa Penutup

Marilah berdoa:
Allah Bapa yang penuh kasih setia, kurnia cinta kasih-Mu telah kami sambut. Kuatkanlah kiranya semangat kami, agar kami pun setia dalam pengabdian dan berkobar-kobar dalam cinta kasih seperti uskup-Mu Santo Karolus Borromeus.
Demi Kristus, …

RENUNGAN

“Belajar menjadi rendah hati…”

Dalam film Pope John XXIII, saat beliau terpilih sebagai Paus dan menunggu penampilan perdana  di balkon untuk diperkenalkan kepada umat yang berkerumun di lapangan Basilika St. Petrus, Roma, beliau berkata kepada sekretarisnya: “orang-orang menyeru-nyerukan saya sebagai Paus, padahal saya ini hanya seorang pastor desa yang miskin”. Inilah penghayatan Sang Paus yang menghayati kerendahan hati sejak kecil yang terkesan dengan pastor parokinya.

Dalam Injil Lukas, Yesus menunjukkan dan menghadirkan keberadaan diri-Nya dalam wujud manusia, dalam kesederhanaan-Nya. Bukan karena Ia rendah tetapi Ia mengajak kita untuk berpartisipasi melawan dunia yang senantiasa menginginkan kehormatan, kuasa, kedudukan. Allah Putra mengajak kita untuk merendah, dengan kata lain sebagai pengikut Kristus sejatinya meneladani Dia yang mengambil posisi tingkat yang paling rendah dalam sukacita sembari kata hati dan tindakan kita semakin selaras dengan hidup-Nya, supaya Allah memandang kita layak dihadapan-Nya dan diangkat ketempat-Nya yang kudus dalam kasih-Nya. Sehingga keselamatan pun senantiasa hadir dalam diri kita, St. Paulus pun mengingatkan kepada kita untuk rendah hati walaupun kita telah menjadi bagian hidup Kristus yang mendapatkan keselamatan tidak meniru kesombongan bangsa Israel sebagai bangsa terpilih, sebab bangsa Allah tidak menolak umat-Nya yang dipilih-Nya. Allah melalui warta St. Paulus memberi karunia keselamatan kepada bangsa-bangsa non-Israel. Dengan demikian bangsa Israel semakin memahami dan merenungkan pelanggaran yang mereka lakukan. (FRATER PRAUNIO PADANG)

Tinggalkan Balasan