SALIB KEHIDUPAN (Renungan MINGGU, 20 OKTOBER 2016: HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM Oleh Fr. Jon Mezer Manullang)
SALIB KEHIDUPAN
Minggu, 20 November 2016
HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM
Bce: Luk 23:35-43
Ketika derita datang menghampiri dan menimpa seseorang, dengan mudah ia akan mengatakan, “yah, inilah salib yang harus kupanggul.” Dalam kalimat tersebut, mau mengatakan bahwa kita harus belajar untuk berusaha memikul saalib kehidupan kita, ntah itu sulit, berbatu atau bahkan kita harus jatuh bangun menghadapinya. Kita diajari dan belajar untuk setia terhadap salib kehidupan kita.
Saudara-saudari terkasih, kalau kita renungkan Injil hari ini bahwa, Yesus yang tidak punya salah (dosa), justru malah Dia rela memberikan diriNya disalibkan, kedua belah tanganNya terbentang penuh kasih dan belas kasihan sampai Dia mati di kayu salib. Dia dihadapkan penuh dengan siksaan, Dia tetap memanggul salibnNya dari Yerusalem menuju puncak gunung kalvari. Betapa Allah yang Maha Rahim dalam diri Yesus Kristus mau menebus dosa-dosa manusia.
Saudara-saudari terkasih, apa yang menjadi permenungan kita hari ini berkaitan dengan hari raya Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam?. Hari raya Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam mau mengingatkan kita bahwa Kristus sungguh berkuasa, Dia sudah menaklukkan segala bentuk kejahatan, takhayul dan kuasa dosa. Dia yang mati demi dunia, kini telah dibangkitkan oleh Allah dalam kemuliaanNya. Dia menjadi penguasa (Raja) atas segala ciptaan yang ada di muka bumi ini, sehingga Dia menjadi Raja bagi semesta alam.
Yang menjadi pertanyaan bagi kita saat ini dalam proses perjalanan hidup kita di dunia ini ialah, bagaimana sikap kita dalam menjalankan tugas sebagai pengikut Kristus di dunia? Kita perlu untuk melatih diri dan mengusahakan diri untuk menahan diri dari hal-hal duniawi yang barangkali membawa kita kepada yang tidak berguna. Belajar untuk setia dan bertanggungjawab akan tugas yang kita terima dan laksanakan setiap harinya adalah tuntutan yang harus kita perjuangkan sebagai pengikutNya. Maka dari itu, kita perlu atau bahkan harus menghadirkan Kristus dalam setiap dinamika hidup kita agar kasih Allah itu dapat kita rasakan dalam hidup kita. Janganlah kita menjadi pribadi yang dengan mudah mencari cara yang mudah dengan cara yang tidak baik dan benar dihadapan Tuhan dan sesama. Tetapi berusahalah untuk menghadapi jalan kehidupan ini dengan sukacita dan semangat. (Fr. Jon Mezer Manullang)