SANTO STEFANUS DARI HUNGARIA
SANTO STEFANUS DARI HUNGARIA
Santo Stefanus dilahirkan sekitar tahun 969 di Hungaria. Nama yang diberikan kepadanya adalah Vaik. Ketika ia menjadi seorang Kristen pada usia sepuluh tahun, ia diberi nama Stefanus. Pada saat yang sama, Ayahnya, Pangeran Hungaria, dan juga banyak kaum bangsawan lainnya menjadi Kristen. Namun demikian, ketika Stefanus menjadi raja, di negerinya itu masih banyak orang kafir. Sebagian penduduknya masih suka kekerasan dan kekejian.
Stefanus memutuskan untuk membangun Gereja yang kokoh di Hungaria. Usahanya itu diberkati Tuhan. Rahasia keberhasilan Santo Stefanus dalam membimbing rakyatnya secara gemilang kepada iman Kristiani adalah devosinya kepada Bunda Maria. Ia mempercayakan seluruh kerajaannya dalam perlindungan Bunda Maria dan ia membangun sebuah gereja yang amat indah untuk menghormati Bunda Allah.
Paus Sylvester II mengirimkan sebuah mahkota raja yang indah bagi Stefanus. Pusaka ini kemudian dikenal sebagai Mahkota Santo Stefanus. Dalam masa Perang Dunia II, tentara Amerika merampas mahkota tersebut, tetapi akhirnya diserahkan kembali pada Hungaria pada tahun 1978.
Stefanus seorang pemimpin yang tegas serta gagah berani. Ia menerapkan hukum yang adil, tetapi ia juga lemah-lembut serta penuh belas kasihan kepada mereka yang miskin. Sebisa-bisanya ia menghindari peperangan. Ia suka memberi bingkisan uang kepada para pengemis tanpa memberitahukan kepada mereka siapa dirinya sebenarnya. Suatu ketika ia sedang membagikan bingkisan dalam penyamarannya, ketika sekelompok pengemis yang brutal menyerang serta memukulnya. Mereka menarik-narik rambutnya, jenggotnya serta merampas kantong uangnya. Tidak pernah terbayangkan oleh mereka bahwa mereka sedang mempermainkan raja mereka. Dan mereka tidak pernah tahu akan hal itu.
Raja menerima segala penghinaan itu dengan diam-diam dan dengan rendah hati. Sekuat tenaga ia mengarahkan pikirannya pada Bunda Maria dan berdoa: “Lihatlah, Ratu Surgawi, bagaimana umatmu memperlakukan diriku yang engkau jadikan raja. Jika mereka musuh-musuh iman, aku tahu apa yang harus aku lakukan terhadap mereka. Tetapi, karena mereka adalah kesayangan Putera-mu, aku menerima ini semua dengan sukacita. Aku mengucap syukur karenanya”.
Setelah peristiwa itu, Raja Stefanus malahan berjanji dalam hatinya untuk berderma lebih banyak lagi bagi para pengemis. Stefanus menjadi Raja Hungaria selama empat puluh dua tahun. Ia wafat 15 Agustus 1038. Santo Stefanus dinyatakan kudus oleh Paus Santo Gregorius VII pada tahun 1083. Gereja merayakan hari pestanya setiap 16 Agustus.
Raja Stefanus seorang yang lemah lembut, penuh belas kasihan dan suka memberi bingkisan kepada para pengemis tanpa memberitahukan kepada mereka siapa dirinya sebenarnya. Pada hari ini, apakah yang harus kamu lakukan untuk menjawab panggilanmu mengasihi sesama tanpa pamrih?