SANTO YOHANES DARI CAPESTRANO

SANTO YOHANES  DARI CAPESTRANO

gbr-orang-kudus-mekar-10-2016Santo Yohanes dari Capestrano dilahirkan di Italia tahun 1386. Ia seorang pengacara dan Gubernur Kota Perugia. Ketika para musuh menyerang kota dan menjebloskannya ke dalam penjara, Yohanes mulai berpikir tentang arti hidup yang sebenarnya. Para musuh politik Yohanes tidak ingin segera membebaskannya. Yohanes punya banyak waktu untuk menyadari bahwa hal yang paling penting adalah keselamatan jiwa.

Saat berusia 30 tahun, Yohanes masuk ke sebuah biara Fransiskan.  Bagi Yohanes, hidup sebagai seorang biarawan miskin sungguh merupakan suatu tantangan yang berat. Ia harus mengorbankan kebebasannya demi cinta pada Yesus. Karena itu ia berusaha melakukannya dengan segenap hati.

Setelah ditahbiskan menjadi seorang imam, Yohanes diutus untuk berkhotbah. Ia dan Santo Bernardinus dari Siena, yang merupakan pembimbing novis-nya, menyebarluaskan devosi pada Nama Yesus yang Tersuci ke berbagai tempat. Yohanes berkhotbah menjelajahi Eropa selama empat puluh tahun. Semua orang yang mendengar khotbah Yohanes tergerak hatinya untuk mengasihi serta melayani Kristus dengan lebih baik.

Suatu peristiwa terkenal dalam hidup orang kudus ini terjadi saat peperangan Belgrade. Turki  bertekad menguasai Eropa dan membinasa-kan Gereja Yesus. Paus mengutus Santo Yohanes dari Capestrano menghadap semua Raja Kristen di Eropa untuk memohon pada mereka agar bersatu dalam menghadapi pasukan Turki yang amat kuat. Para Raja bersedia mendengarkan permohonan Yohanes. Ia mengobarkan cinta mereka pada Tuhan serta menyemangati mereka dengan kata-katanya yang berapi-api.

Namun demikian, meskipun balatentara Kristen yang besar bersatu untuk melawan Mohamad II dan pasukan Turkinya, tampak-nya mereka akan kalah. Pasukan musuh jauh lebih besar jumlahnya. Pada saat itu meskipun berusia tujuhpuluh tahun, Yohanes lari ke garis depan untuk membakar semangat pasukannya agar terus bertempur. Dengan mengangkat salib tinggi-tinggi, ia terus berteriak, “Yesus pasti menang!”. Para laskar Kristen  merasa jauh lebih bersemangat dari sebelum-nya. Mereka bertempur hingga pasukan musuh lari ketakutan.

Kebiasaan Santo Yohanes yang tidak lazim yakni bila bepergian kemana saja, ia tidak pernah menggunakan alas kaki. Itulah salah satu bentuk matiraga yang dilakukannya. Santo Yohanes meninggal tidak lama setelah perang besar terjadi yakni 23 Oktober 1456. Ia dinyatakan kudus tahun 1724. Hari pestanya dirayakan Gereja setiap 23 Oktober, sama dengan tanggal ia meninggal.

Adik-adik yang terkasih, Yohanes hidup sebagai seorang biarawan miskin untuk memberikan perhatian pada sesama. Hidupnya menjadi teladan bagi sesama, dengan taat sebagai pelayan Tuhan. Ia juga berjuang mempertahankan keberadaan Gereja di dunia, terutama dari serangan tentara Turki. Apa yang dapat kamu lakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjukkan bahwa dirimu adalah pengikut Kristus yang setia? Berbuat baik pada sesama, rajin berdoa dan belajar, rajin menyambut Tubuh dan Darah Kristus dalam Ekaristi, hormat pada orangtua dan guru, tidak bertengkar, tidak iri hati dan berbohong, dan sebagainya.

Tinggalkan Balasan