Selasa, 8 Agustus 2017
Santo Dominikus (imam, 1170-1221)
Dominikus dilahirkan di Castile, Spanyol pada tahun 1170. Ia adalah putera keluarga Guzman. Ibundanya adalah Beata Yoana dari Aza. Ketika Dominikus berusia tujuh tahun, ia mulai bersekolah. Pamannya, seorang imam, membimbingnya dalam pelajaran. Setelah beberapa tahun lamanya belajar, Dominikus menjadi seorang imam juga. Ia hidup dengan tenang dalam doa dan ketaatan bersama para imam lainnya. Tetapi Tuhan mempunyai rencana yang indah bagi Dominikus. Ia dipanggil untuk mendirikan suatu ordo religius yang baru. Ordo tersebut diberi nama Ordo Praedicatorum (OP = Ordo Para Pengkhotbah) atau “Ordo Santo Dominikus”, sesuai namanya.
Para imam Dominikan berkhotbah tentang iman. Mereka berusaha meluruskan kembali ajaran-ajaran sesat yang disebut bidaah. Semuanya itu bermula ketika Dominikus sedang dalam perjalanan melewati Perancis Selatan. Ia melihat bahwa bidaah Albigensia telah amat membahayakan orang banyak. Dominikus merasa berbelas kasihan kepada mereka yang bergabung dengan bidaah sesat tersebut. Ia berusaha menyelamatkan mereka. Para imam Dominikan pada akhirnya berhasil mengalahkan bidaah yang amat berbahaya tersebut dengan doa, teristimewa dengan Doa Rosario. Dominikus juga mendorong umatnya untuk bersikap rendah hati dan melakukan silih. Suatu ketika seseorang bertanya kepada St Dominikus buku apakah yang ia pergunakan untuk mempersiapkan khotbah-khotbahnya yang mengagumkan itu. “Satu-satunya buku yang aku pergunakan adalah buku cinta,” katanya. Ia selalu berdoa agar dirinya dipenuhi cinta kasih kepada sesama. Dominikus mendesak para imam Dominikan untuk membaktikan diri pada pendalaman Kitab Suci dan doa. Tidak seorang pun pernah melakukannya lebih dari St. Dominikus dan para pengkhotbahnya dalam menyebarluaskan devosi Rosario yang indah.
St. Dominikus seorang pengkhotbah ulung, sementara St. Fransiskus dari Assisi seorang imam miskin yang rendah hati. Mereka berdua bersahabat erat. Kedua ordo mereka yaitu Dominikan dan Fransiskan membantu umat Kristiani hidup lebih kudus. Para imam Dominikan mendirikan biara-biara di Paris – Perancis, Madrid – Spanyol, Roma dan Bologna – Italia. Semasa hidupnya Dominikus juga melihat ordo yang didirikannya berkembang hingga ke Polandia, Skandinavia dan Palestina. Para imam Dominikan juga pergi ke Canterbury – London, dan Oxford di Inggris.
St. Dominikus wafat di Bologna pada tanggal 7 Agustus 1221. Sahabat dekatnya, Kardinal Ugolino dari Venisia kelak menjadi Paus Gregorius IX. Ia menyatakan Dominikus sebagai orang kudus pada tahun 1234.
Saat St. Dominikus ditanya buku apakah yang ia pergunakan untuk mempersiapkan khotbah-khotbahnya yang mengagumkan itu. Ia menjawab, “Satu-satunya buku yang aku gunakan adalah buku cinta.” Injil Yesus Kristus adalah buku cinta.
Antifon Pembukaan —Mazmur 131:9
Semoga para imam-Mu berpakaian kesucian,
dan umat-Mu bersorak kegirangan.
Kata Pengantar
Kita mengenal retret umat di mana sejumlah besar umat ikut serta. Sebenarnya ini mula-mula karya khas imam-imam Dominikan. Mereka belajar itu dari pendirinya: Santo Dominikus, seorang Spanyol. Ketika ia bersama uskupnya sedang berkeliling, ia tersentuh oleh pengaruh bidaan Albigentes di Perancis. Segera ia mencari pemecahan. Bersama teman-temannya ia berkeliling ke desa-desa, tinggal beberapa waktu di situ, dan mengajar umat. Hubungan langsung dengan umat itu membangkitkan kembali iman umat. Dominikus puas dengan karyanya itu. Kelompoknya berkembang menjadi sebuah ordo: Ordo para Pengkotbah atau Dominikan.
Doa Pembukaan
Marilah berdoa:
Allah Bapa yang arif dan bijaksana,
Santo Dominikus dengan warta kebenarannya
telah menyelamatkan umat-Mu pada masa yang lalu.
Semoga kini tetap menolong Gereja-Mu dengan jasa
dan doanya serta menjadi pelindung kami yang setia.
Demi Yesus Kristus,…
Bacaan Pertama – Bilangan 12:1-13
Bukan hanya umat yang menggerutu, saudaranya sendiri pun ikut pula. Sebenarnya yang tidak mereka sukai istri Musa, tetapi Musa yang dijadikan kambing hitamnya. Tuhan tidak berkenan dan menjatuhkan hukuman, tetapi Musa lalu memohonkan ampun saudaranya.
“Musa itu seorang nabi yang lain daripada yang lain.
bagaimana kalian sampai berani menaruh syak terhadap dia?”
Pembacaan dari Kitab Bilangan:
Sekali peristiwa Miryam dan Harun menaruh syak terhadap Musa karena wanita Kush yang diperisterinya. Memang Musa telah memperisteri seorang wanita dari Kush. Kata mereka, “Benarkah Tuhan bersabda dengan perantaraan Musa saja? Bukankah Ia juga bersabda dengan perantaraan kita?” Hal itu didengar oleh Tuhan. Adapun Musa, dia itu seorang yang sangat lembut hatinya melebihi siapa pun di atas bumi. Lalu tiba-tiba bersabdalah Tuhan kepada Musa, Harun dan Miryam, “Keluarlah kalian bertiga ke Kemah Pertemuan.”
Maka keluarlah mereka bertiga. Lalu turunlah Tuhan dalam tiang awan dan berdiri di pintu kemah itu, lalu memanggil Harun dan Miryam. Dan mereka berdua tampil. Lalu bersabdalah Tuhan, “Dengarkanlah sabda-Ku ini. Jika di antara kalian ada seorang nabi, maka Aku, Tuhan, menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan. Aku berbicara dengan dia dalam mimpi. Bukan demikianlah halnya dengan hamba-Ku Musa, yang setia di seluruh rumah-Ku.
Dengan Musa Aku berbicara berhadap-hadapan, terus terang, bukan dalam teka-teki. Dan ia telah melihat rupa Tuhan. Bagaimana kalian sampai berani menaruh syak terhadap hamba-Ku Musa?” Sebab itu bangkitlah murka Tuhan terhadap mereka. Tuhan meninggalkan tempat itu,
dan tiang awan naik dari atas kemah. Pada saat itu Miryam tampak kena penyakit kusta, kulitnya menjadi putih seperti salju. Ketika Harun menoleh kepadanya, tampaklah olehnya bahwa Miryam telah terkena kusta.
Harun lalu berkata kepada Musa, “Ah Tuanku, janganlah kiranya dosa ini ditimpakan kepada kami. Dalam kebodohan kami telah berbuat demikian. Janganlah kiranya Miryam ini dibiarkan sebagai anak gugur, yang pada waktu keluar dari kandungan sudah setengah busuk dagingnya.” Lalu berserulah Musa kepada Tuhan, “Ya Allah, sembuhkanlah kiranya dia.”
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
Tanggapan – Mazmur 51:3-4.5-6a.6bc-7.12-13
Ref. Kasihanilah aku, ya Allah, sebab aku orang berdosa.
Mazmur:
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu,
menurut besarnya rahmat-Mu habpuskanlah pelanggaranku.
Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,
dan tahirkanlah aku dari dosaku!
Sebab aku sadar akan pelanggaranku,
dosaku selalu terbayang di hadapanku.
Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa,
yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
Maka Engkau adil bila menghukum aku,
dan tepatlah penghukuman-Mu.
Sungguh, dalam kesalahan aku diperanakkan,
dalam dosa aku dikandung ibuku.
Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah,
dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku.
BAIT PENGANTAR INJIL Yoh 1:49b
S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Rabi, Engkau Anak Allah,
Engkaulah raja Israel.
U: Alleluya.
Bacaan Injil – Matius 15:1-2.10-14
Kejujuran dan ketulusan hati menjadi ciri pengikut Kristus. Bukan yang masuk yang membuat kotor, melainkan yang keluar. Yang terungkap seharusnya menggambarkan yang tersimpan di dalam. Bila tidak, maka kita buta. Bagaimana mampu menuntun orang lain?
“Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di surga
akan dicabut sampai ke akar-akarnya.”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Sekali peristiwa datanglah kepada Yesus beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem. Mereka berkata, “Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan.” Yesus lalu memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka, “Dengarkan dan camkanlah, bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.”
Maka datanglah para murid dan bertanya kepada Yesus “Tahukah Engkau bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang Farisi?” Tetapi Yesus menjawab, “Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di surga, akan dicabut sampai akar-akarnya.
Biarkanlah mereka itu. Mereka itu orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lubang.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus
Doa Persembahan
Allah Bapa yang maharahim,
berkat permohonan Santo Dominikus sudilah menaruh belas kasih kepada kami
dan kabulkanlah doa kami.
Demi kekuatan kurban Kristus yang kami rayakan bersama ini.
Teguhkanlah kiranya para pejuan iman dengan bantuan rahmat-Mu.
Demi Kristus, ….
Antifon Komuni —Matius 16:24
Barangsiapa ingin menjadi murid-Ku,
hendaknya ia menyangkal dirinya memanggul salibnya dan mengikuti Aku.
Doa Penutup
Marilah berdoa:
Allah Bapa, pelindung dan pengharapan umat-Mu,
kami sudah menyambut sakramen suci pada peringatan Santo Dominikus, imam-Mu. Semoga umat-Mu selalu menimba kekuatan baru dari sakramen ini dalam pengabdian yang utuh kepada-Mu. Kiranya Gereja-Mu selalu mengalami bantuan doanya sebagaimana Santo Dominikus dahulu telah membantu menghidupkannya dengan pewartaan sabda-Mu.
Demi Kristus, …