SELASA BIASA XXXII, 14 November 2017

Antifon Pembukaan – Kebijaksanaan 2:23

 Tuhan, menciptakan manusia untuk keabadian
dan menjadikannya seturut citra-Nya sendiri.

Pengantar

Orang yang memulai dan mengakhiri sesuatu tepat pada waktunya jelas telah menunaikan tugasnya. Tetapi tugas itu belum dilakukan dengan cinta kasih. Cinta kasih tidak terikat waktu. Cinta kasih tidak diukur dengan waktu, tetapi melihat orang-orangnya. Orang dapat mengatakan ‘Kami telah menunaikan tugas kita.’ Tetapi lain sikap Injil, ‘Kami hanya menunaikan tugas kita.’ Cinta kasih melebihi kewajiban.

Doa Pembukaan

Marilah bedoa:
Allah Bapa kami yang mahabaik,
orang yang mengandalkan Dikau
Kauperkenankan mengalami kasih setia-Mu.
Semoga kami selalu dengan tekun mendengarkan sabda
janji-Mu yang telah Kausampaikan lewat Yesus Mesias,
Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kami, yang ….

Bacaan I – Kebijaksanaan 2:23 – 3:9
Hidup orang jujur seakan-akan berakhir pula pada kematian dan kemusnahan. Tetapi penulis Kitab Kebijaksanaan menjawab bahwa itu mustahil. Sebab maut adalah hukuman dosa. Orang jujur akan tetap hidup, sebab sudah mengalahkan cobaan.

Menurut pandangan orang bodoh, mereka itu mati,
padahal mereka menikmati ketenteraman.

Pembacaan dari Kitab Kebijaksanaan:
Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan ia dijadikan-Nya gambar hakekat-Nya sendiri. Tetapi karena dengki setan maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu.

Tetapi jiwa orang benar ada di tangan Allah, dan siksaan tiada menimpa mereka. Menurut pandangan orang bodoh mereka mati nampaknya, dan pulang mereka dianggap malapetaka, dan kepergiannya dari kita dipandang sebagai kehancuran. Namun mereka berada dalam ketenteraman. Kalaupun mereka disiksa menurut pandangan manusia, namun harapan mereka penuh kebakaan. Setelah disiksa sebentar mereka menrima anugerah yang besar, sebab Allah hanya menguji mereka, lalu mendapati mereka layak bagi diri-Nya. Laksana emas dalam dapur api diperiksalah mereka oleh-Nya, lalu diterima bagaikan kurban bakaran. Maka pada waktu pembalasan mereka akan bercahaya, dan laksana bunga api yang berlari-larian di ladang jerami. Mereka akan mengadili para bangsa dan memerintah sekalian rakyat. Dan Tuhan berkenan memerintah mereka selama-lamanya.

Orang yang telah percaya kepada Allah akan memahami kebenaran, dan yang setia dalam kasih akan tinggal pada-Nya. Sebab kasih setia dan belas kasih menjadi bagian orang-orang pilihan Allah.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 34:2-3.16-19

Ref: Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu.

Mazmur:
 Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu;
puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku.
Karena Tuhan jiwaku bermegah;
biarlah orang-orang yang rendah hati mendengamya dan bersukacita.

 Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar,
dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong;
wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat
untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.

 Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan;
dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan.
Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati,
Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.

BAIT PENGANTAR INJIL Yoh 14:23

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku.
Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Lukas 17:7-10
Tugas di dalam Gereja tiada lain adalah melayani anugerah Tuhan bagi sesama. Maka janganlah menyombongkan kebolehannya sendiri atau berpuas diri karena telah melaksanakan tugasnya. Barangsiapa mengabdi tanpa memperhitungkan ukuran atau waktu, sewaktu-waktu selalu bersedia.

Kami ini hamba-hamba tak berguna;
kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Yesus bersabda kepada para murid, “Siapa di antaramu yang mempunyai seorang hamba, yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu waktu ia pulang dari ladang, “Mari segera makan’? Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu, ‘Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai aku selesai makan dan minum’! Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.’ Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena ia telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?

Demikian jugalah kalian. Apabila kalian telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kalian berkata, ‘Kami ini hamba-hamba tak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan’.”

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Persiapan

Allah Bapa kami di surga,
Ajarilah kami melaksanakan kehendak-Mu
Sebagaimana Putra-Mu telah melaksanakannya
Guna memberi teladan kepada kami.
Semoga Kaulimpahi rezeki kehidupan Putra-Mu itu, yang ….

Antifon Komuni – Lukas 17:10

 Bila telah kaulakasanakan segala tugasmu, katakanlah,
‘Kami ini hamba yang tidak berguna;
kami hanya melaksanakan tugas kami.’

Doa Sesudah Komuni

Marilah berdoa:
Allah Bapa kami di surga,
meskipun kami sudah melaksanakan tugas kami,
namun kami ini hamba yang tidak berguna.
Semoga hidup dan karya kami merupakan sumbangan kami
bagi kebahagiaan seluruh umat manusia.
Demi Kristus, Tuhan ….

RENUNGAN

 

Rendah Hati

 Yesus meminta kita untuk menjadi seperti hamba, bukan untuk menindas kita, melainkan supaya dari karya-karya kita tidak muncul rasa pamrih atau rasa ingin dihormati dan disanjung. Yesus yang sangat penuh kasih mengajak kita untuk memiliki hati seperti hamba, melayani sesama dengan penuh pengabdiaan, tulus dan kasih. Menjadi hamba bagi sesama, bukanlah hal yang paling hina yang menempatkan kita menjadi orang yang rendah dimata orang lain. kerendahan hati kita ialah semata demi kemuliaan Allah, sebagai hamba Tuhanlah yang kita layani dan Tuhan hadir dalam diri orang-orang disekitar kita.

            Kerendahan hati adalah kunci untuk melayani sesama demi kebahagiaan kita dan orang lain. namun orang yang selalu ingin dihormati dan dilayani itu tidak akan mendapatkan perlakuan baik dimata manusia maupaun dimata Tuhan. Tuhan tidak suka dengan orang yang selalu membanggakan diri dan menganggap diri sebagai penguasa.

            Saudara/saudari zaman sekarang untuk mengucapkan kata yang sederhana “terimakasih”  namun memiliki magna yang sangat mendalam sangat jarang tampak dalam kehidupan kita sehari-hari. Kata itu sulit diucapkan karena mengaggap diri memang merasa mampu. Kita tidak pernah merendahkan diri namun selalu menganggap diri selalu benar, berkuasa, meyombongkan diri.

            Seperti halnya yang terjadi di negara kita sekarang yang menimpa seorang tokoh Tionghoa Basuki Cahaya Purnama, yang dipenjarakan karena di tuduh menghina agama oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab, namun dengan kerendahan hati dia menerima dan mematuhi peraturan yang ada di Indonesia ini. tetapi bukan dia menjadi yang rendah di mata orang banyak, namun sekarang dia dicari-cari orang tidak lagi yang mempu menanggulangi banjir di jakarta. (Freter Praunio Padang)

Tinggalkan Balasan