Ekaristi Kamis, 6 Agustus 2020: Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya (Pesta)

Menghayati hidup dalam Ekaristi dan menghayati Ekaristi dalam hidup
Dua macam orang yang menentukan aliran pemikiran. Yang pertama mereka yang hanya sanggup percaya akan hasil-hasil nyata penyelidikan ilmiah dalam bidang alamiah dan di luarg itu tak mau menerima apa pun. Sedangkan yang kedua, mereka yang secara spontan terbuka terhadap segala yang tampak. Berkat naluri rohani, intuisi dan mistik mereka ini menangkap segala yang melampaui dunia yang serba nampak. Tetapi sebagaimana biasa tiada orang yang memiliki salah satu ciri itu secara murni. Kita pun sedikit banyak memiliki keduanya.

Banyak orang mempunyai pandang picik mengenai beberapa ajaran iman. Mereka hanya memandang dari sudut insani kenyataan-kenyataan yang sebenarnya mempunyai segi lain. Penampakan kemuliaan Kristus ini memaparkan keadaan yang dituju, maka mengajak kita melihat kejadian-kejadian itu dengan kacamata harapan itu. Pada akhir hidup kita, bila kita benar-benar hidup sebagai putera-puteri Bapa, maka kita akan memandang Dia sebagaimana adanya.

Antifon Pembukaan —lih. Matius 17:5

Roh Kudus nampak dalam awan yang bercahaya, dan terdengarlah suara Bapa, sabda-Nya,
“Inilah Putera-Ku yang terkasih. Dia berkenan di hati-Ku, dengarkanlah Dia!”

Kata Pengantar

Sering kita mengalami kejadian yang lama kemudian baru kita ketahui maknanya. Demikian pula yang dialami tiga orang rasul terpilih: Petrus, Yakobus dan Yohanes di puncak Gunung Tabor. Cahaya yang menyinari wajah ilahi Kristus menyilaukan mereka, sehingga mereka terkesan benar oleh kejadian itu. Kini sudah sampailah mereka pada tujuan. Mengapa masih harus dilanjutkan lagi? Tanpa derita Jumat Agung mereka mau merayakan Paskah! Di dalam lambang kebangkitan-Nya ini kita diperkenankan memandang sekilah hari depan kekal kita dari belakang layar. Tetapi bersama Dia kita masih harus menuju Yerusalem, jalan iman yang konsekuen sampai akhir.

Doa Pembukaan

Marilah berdoa:
Allah Bapa yang mahaluhur dan mahamulia,
ketika Yesus menampakkan kemuliaan-Ny di puncak Gunung Tabor,
Engkau mengukuhkan misteri iman yang baku dengan kesaksian Nabi Elia.
Engkau menyatakan pula pangangkatan umat manusia menjadi putera-Mu.
Semoga kami mendengarkan suara Putera-Mu terkasih supaya layak menjadi sepewaris dengan-Nya.
Demi Kristus, …

Bacaan Pertama — Daniel 7:9-10.13-14
Daniel melihat Putera Manusia diarak menghadap Allah. Pribadi ajaib itu memastikan diri memperoleh kekuasaan dari Yang Mahatinggi. Berkat Dia tumbuhlah umat yang percaya, yang akan diperkenankan ikut serta dalam kemuliaan-Nya.

“Pakaian-Nya putih seperti salju.”

Pembacaan dari Nubuat Daniel:
Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-Kitab. Aku terus melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan seorang serupa Anak Manusia. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya itu, dan Ia dihantar ke hadapan-Nya. Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja. Maka segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal adanya, dan kerajaan-Nya tidak akan binasa.

Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah, berpekiklah untuk Allah raja semesta.

Mazmur 97:1-2.5-6.9; R: lih. 1a.9a
1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
3. Sebab, ya Tuhan Engkaulah Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala dewata.

Bacaan kedua —2 Petrus 1:16-19
Petrus memberi kesaksian atas apa yang dilihatnya dengan mata kepala sendiri dan kesan apa yang diterimnya ketika mengalami peristiwa itu.

“Suara itu kami dengar datang dari surga.”

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Petrus:
Saudara-saudara, kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitakan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika suara dari Yang Mahamulia datang kepada-Nya dan mengatakan, “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Suara itu kami dengar datang dari surga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baik kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing, dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.

Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL (Mat 17:5c)

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!
U: Alleluya.

Bacaan Injil — A—Matius 17:1-9
Yesus telah memberi tahu para murid tentang sengsara dan wafat-Nya. Tetapi para murid tak menangkap, bahwa perutusan-Nya harus disertai penderitaan (16:21-22). Maka Bapa lalu memperlihatkan kemuliaan Putera-Nya. Wajah-Nya bersinar bagaikan Musa Baru (Kel 34:30; 2Kor 3:7). Petrus mau segera memegang erat-erat saat itu. Tetapi suara Bapa mengembalikan dia kepada kenyataan. Tugas seluruh hidupnya adalah mendengarkan Kristus. Juga pada saat Ia menempuh jalan salib dengan penuh penderitaan (16:24). Perubahan rupa itu bagi para rasul hanyalah pengalaman sepintas lalu saja. Tiada orang lain yang berada di dekat para murid kecuali Yesus sendiri.

“Wajah-Nya bercahaya seperti matahari.”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:1-9)
Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka: Wajah-Nya bercahaya seperti matahari, dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka tampak kepada mereka, Musa dan Elia sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus, “Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia.” Sementara Petrus berkata begitu, tiba-tiba turunlah awan yang terang menaungi mereka, dan dari dalam awan itu terdengarlah suara yang berkata, “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!” Mendengar itu tersungkurlah murid-murid Yesus dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka. Ia menyentuh mereka sambil berkata, “Berdirilah, jangan takut!” Dan ketika mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung, Yesus berpesan kepada mereka, “Jangan kamu ceritakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati.”

Demikianlah Injil Tuhan

Doa Umat

Saudara-saudara, marilah kita berdoa kepada Allah dengan penuh kepercayaan, sebab kita telah diterima sebagai putra-putri-Nya dalam diri Yesus Kristus, Putra-Nya yang dikasihi.

Bagi Gereja Kudus.
Ya Bapa, bimbinglah agar wajah Gereja selalu menyinarkan cahaya Kristus yang mulia; semoga kemuliaan Gereja tidak terletak dalam kekayaan dan kuasa, melainkan dalam kesederhanaan penghayatan Injil.
Marilah kita mohon,
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

Bagi para seniman
Ya Bapa bantulah para seniman agar tak jemu-jemu mengungkapkan kemuliaan ciptaan Tuhan bagi kita; semoga para ilmuwan semakin membuka rahasia-rahasia alam semesta, dan menerapkannya demi pembangunan manusia serta dunianya.
Marilah kita mohon …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

Bagi mereka yang menderita
Ya Bapa, berkatilah mereka yang menderita agar menjadi bergembira karena penghiburan dan pengharapan yang diberikan karena penghiburan dan pengharapan yang diberikan dengan hati jujur.
Marilah kita mohon …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

Bagi kita yang ada disini
Bantulah kami untuk menjadi manusia, laki-laki dan perempuan, yang sudah dibebaskan oleh Kristus, dan mempunyai teka untuk memperbaharui dunia sehingga menjadi tempat bagi semua orang yang menikmati keadilan dan kebebasan, sambil belajar saling mengasihi, seperti Allah mengasihi kita dalam Kristus.
Marilah kita mohon …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

Ya Allah, kemuliaan-Mu telah memancar dari wajah Yesus Putera-Mu.
Semoga terang-Nya bersinar dalam hati kami, seperti matahari pagi yang terbit penuh janji-janji. Semoga kami dan dunia ini diciptakan kembali dalam Yesus Kristus, Tuhan kami.
Amin

Doa Persembahan

Ya Allah, berkat penampakan mulia Putra Tunggal-Mu,
kuduskanlah persembahan ini, dan berkat cahaya-Nya bersihkanlah kami dari noda-noda dosa.
Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
Amin

Antifon Komuni —1Yoh 3:2

Apabila Kristus kelak menampakkan Diri,
kita akan menjadi sama seperti Dia.
Sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.

Doa penutup

Marilah berdoa:
Allah Bapa yang mahamulia,
kami telah menyambut santapan surgawi.
Semoga kami semakin menjadi serupa dengan Putera-Mu
yang sudah Kautampakkan kemuliaan-Nya dalam peristiwa gemilang di atas Gunung Tabor.
Demi Kristus, …

Tinggalkan Balasan