SENIN BIASA XXVII, 9 OKTOBER 2017

Antifon Pembukaan – Lukas 10:27

 Kasihilah Tuhan Allahmu,
dengan segenap hati dan segenap jiwamu,
dengan segenap kekuatan dan segenap akal budimu.
Dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Pengantar

Kita merasa dekat dengan Nabi Yunus. Ketika diutus ke Ninive, ia berusaha menghindar dan melarikan diri. Dalam perumpamaan tentang belas kasih orang Samaria, seorang imam dan seorang lewi menghindari orang yang menjadi korban para penyamun. Yunus kembali pada tugasnya, tetapi si imam dan lewi tidak. Orang asing malahan yang melakukan kehendak Tuhan. Ia peduli kepada yang lemah dan membantu sekuat kuasanya.

Doa Pembukaan

Marilah bedoa:
Allah Bapa kami yang maharahim,
belas kasih Kaujadikan pertanda kehadiran-Mu
di tengah-tengah kami.
Kami mohon, hadirlah pula di antara orang-orang
yang saling memaafkan dan saling melayani
dengan hati yang tulus iklas.
Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….

Bacaan I – Yunus 1:1-17; 2:10
Nabi Yunus itu gambaran umat Israel yang diutus mempertobatkan semua bangsa kepada Tuhan. Tetapi Yunus menolak dan berusaha melarikan diri dari tugasnya. Umat bersembunyi, enggan bergaul dengan bangsa lain, karena telah berpuas diri. Tetapi Tuhanlah yang lalu turun tangan dan memperingatkan.

Yunus siap melarikan diri dari hadapan Tuhan.

Pembacaan dari Nubuat Yunus:
Datanglah sabda Tuhan kepada Yunus bin Amitai demikian, “Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan berserulah terhadap mereka, sebab kejahatannya telah sampai kepada-Ku.” Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan. Ia pergi ke Yafo, dan di sana mendapat sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan.

Tetapi Tuhan menurunkan angin ribut ke laut; lalu terjadilah badai besar sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur. Awak kapal menjadi takut; masing-masing berteriak kepada allahnya, dan mereka membuang segala muatan ke dalam laut untuk meringankan kapal. Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah, dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak. Datanglah nakhoda mendapatkannya sambil berkata, “Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allahmu itu akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa.” Lalu berkatalah mereka satu sama lain, “Marilah kita buang undi, supaya kita tahu, karena siapa kita ditimpa malapetaka ini.” Mereka lalu membuang undi, dan Yunuslah yang kena.

Maka berkatalah mereka kepadanya, “Beritahu kami, karena siapa kita ditimpa malapetaka ini. Apa pekerjaanmu dan dari mana engkau datang? Manakah negerimu dan dari bangsa manakah engkau?” Sahut Yunus kepada mereka, “Aku ini seorang Ibrani. Aku takwa pada Tuhan, Allah yang menguasai langit, yang telah menjadikan laut dan daratan.”

Orang-orang itu menjadi sangat takut, lalu berkata kepadanya. “Apa yang telah kauperbuat?” Sebab orang-orang itu tahu, bahwa ia telah melarikan diri, jauh dari hadapan Tuhan. Hal itu telah diberitahukannya kepada mereka. Bertanyalah mereka, “Akan kami apakan dikau, supaya laut menjadi reda dan tidak menyerang kami lagi? Sebab laut semakin bergelora.”

Sahut Yunus kepada mereka, “Angkatlah aku dan campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kalian lagi. Sebab aku tahu, karena akulah badai besar ini menyerang kalian.” Lalu berdayunglah orang-orang itu dengan sekuat tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke darat, tetapi mereka tidak sanggup, sebab laut semakin bergelora menyerang mereka.

Lalu berserulah mereka kepada Tuhan, katanya, “Ya Tuhan, janganlah kiranya Engkau biarkan kami binasa karena nyawa orang ini, dan janganlah Engkau tanggungkan kepada kami darah orang yang tidak bersalah, sebab Engkau, Tuhan, telah berbuat seperti yang Kaukehendaki.”

Kemudian mereka mengangkat Yunus dan mencampakkannya ke dalam laut. Maka laut berhenti mengamuk. Orang-orang itu menjadi sangat takut kepada Tuhan, lalu mempersembahkan kurban sembelihan kepada Tuhan serta mengikrarkan nazar. Maka atas penentuan Tuhan datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus. Dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya. Lalu bersabdalah Tuhan kepada ikan itu, dan ikan itu pun memuntahkan Yunus ke darat.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Yun 2: 2-4. 7

Ref: Engkau mengangkat nyawaku dari dalam liang kubur.

Kidung:
 Dalam kesusahanku aku berseru kepada Tuhan,
dan Ia menjawab aku.
Dari tengah-tengah alam maut aku berteriak,
dan Kaudengarkan suaraku.

 Engkau telah melemparkan daku ke tempat yang dalam,
ke pusat lautan,
lalu aku terangkum oleh arus air;
segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi aku.

 Aku berkata, “Telah terusir aku dari hadapan mata-Mu.
Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?”

 Ketika jiwaku letih lesu dalam diriku,
teringatlah aku kepada Tuhan,
maka sampailah doaku kepada-Mu,
ke dalam bait-Mu yang kudus.

BAIT PENGANTAR INJIL Yoh 13:34

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan;
yaitu supaya kamu saling mengasihi,
sama seperti Aku telah mengasihi kamu.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Lukas 10:25-37
Pertanyaan ahli Taurat ini tampaknya baik sekali, ‘Apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup abadi?’ Tetapi Yesus ganti bertanya, yang mencakup pertanyaan pertama dan membenarkannya. Kita menjadi sesama bagi orang lain, bila kita dapat ikut serta merasakan kesulitan dan keprihatinannya dan membantunya.

Siapakah sesamaku?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Pada suatu ketika, seorang ahli kitab berdiri hendak mencobai Yesus, “Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” Jawab orang itu, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu. Dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata Yesus kepadanya, “Benar jawabmu itu. Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.”

Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata lagi, “Dan siapakah sesamaku manusia?” Jawab Yesus, “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho. Ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya, dan sesudah itu meninggalkannya setengah mati, Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu. Ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu. Ketika melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.

Lalu datanglah ke tempat itu seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan. Ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasih. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya, ‘Rawatlah dia, dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya waktu aku kembali.’

Menurut pendapatmu siapakah di antara ketiga orang ini adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Jawab orang itu, “Orang yang telah menunjukkan belas kasih kepadanya.” Yesus berkata kepadanya, “Pergilah, dan lakukanlah demikian!”

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Persiapan

 Allah Bapa kami yang maharahim,
jadikanlah kiranya roti anggur ini lambang perjanjian-Mu,
sebab di situlah Engkau memperlihatkan kerahiman-Mu.
Demi Kristus, ….

Antifon Komuni – Lukas 10:33-34

 Lewatlah seorang Samaria di situ.
Ketika melihat orang itu iba hatinya.
Ia mendekat dan membebat lukanya
dan menuangkan minyak dan anggur.

Doa Sesudah Komuni

Marilah berdoa:
Allah Bapa maharahim,
Engkau telah mengutus Dia yang dekat sekali
dengan siapa saja yang menderita dan tertindas
ialah Yesus, Saudara kami.
Perkenankanlah kami mengikuti jejak-Nya
agar dapat membangun dunia ini
menjadi tempat tinggal kami bersama
yang menenteramkan hati.
Demi Kristus, Tuhan ….

Renungan

Pewarta Belaskasih…

Awalnya kisah panggilan nabi Yunus sangat kontras dengan apa yang diinginkan oleh Allah. Ia ingkar janji, hendak melarikan diri ke Tarsis, dan ingin menjauhkan diri dari Tuhan. Namun ia mengakui dirinya takut akan Tuhan. Ketakutannya (ketaatan, rasa hormat, dan adanya relasi cinta akan panggilan Tuhan) sebagai titik tolak pengabdiannya kepada Allah. Ia berbalik dan mengucap doa syukur atas keselamatan yang diperolehnya, bahkan peristiwa panggilan nabi Yunus pun menjadi warta keselamatan bagi para awak kapal sehingga mereka percaya akan kuasa Allah dan menyembah Dia dengan mempersembahkan kurban bakaran sebagai ungkapan syukur mereka.

Panggilan menjadi pewarta dalam diri nabi Yunus tak kalah juga dengan apa yang dikisahkan dalam bacaan Injil Lukas pada hari ini. Melalui perumpamaan tentang orang Samaria yang murah hati, Yesus hendak menyatakan diri-Nya sebagai pewarta sekaligus pelaksana dari apa yang diwartakan-Nya yaitu belas kasih. Setiap orang dipanggil untuk mencapai kebahagiaan kekal. Namun, untuk mencapai kehidupan atau kebahagiaan kekal, Yesus menuntut dan menuntun kita untuk menjadi pewarta yang murah hati atau yang berbelaskasih. St. Agustinus dalam permenungannya pernah mengungkapkan bahwa hanya orang yang membara yang dapat menyalakan api bagi orang lain”. Dengan semangat kita yang membara yang sekaligus sebagai pengikut Kristus, mari kita nyalakan api pewartaan diri yang berbelaskasih sehingga nyatalah kebahagiaan kekal yang disandangkan Allah kepada kita Semua. Semoga iman kita diteguhkan dan dikuatkan-Nya. Amin. (Fr.Win – praunio Padang)

Tinggalkan Balasan