SENIN BIASA XXXII, 13 November 2017

Antifon Pembukaan – Mazmur 139:1-2

 Tuhan, Engkau menyelami dan mengenal aku,
Engkau tahu bila aku duduk atau berdiri,
Dari jauh Engkau mengerti pikiranku.

Pengantar

Tiga ciri yang menandai pengikut Kristus: ia tidak membuat penyesatan, ia memaafkan segalanya, dan beriman teguh. Itulah ringkasan Injil hari ini. Ciri-ciri itu merupakan buah Roh. Yesus menyatakan itu kepada mereka yang mengimani Dia. Gagasan-gagasan mendua dihindari Roh. Tiada tempat bagi-Nya dalam hati yang palsu. Roh demikian itu roh cinta kasih. Bahasa penghinaan takkan luput dari hukuman.

Doa Pembukaan

Marilah bedoa:
Allah Bapa kami sumber kedamaian,
Engkau berkenan menyatakan diri-Mu
kepada siapa pun yang mengirnani sabda-Mu.
Kami mohon, tunjukkanlah kepada kami
jalan menuju kedamaian-Mu.
Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….

Bacaan I – Kebijaksanaan 1:1-7
Kebijaksanaan disamakan dengan Roh Tuhan, yang mengatur dan mempersatukan segala sesuatu. Yang dianjurkan cinta kasih, takwa dan kesederhanaan hati. Yang serba mendua dihindari dan yang berupa rohani serta keyakinan didukungnya.

Kebijaksanaan adalah roh yang sayang akan manusia.
Roh Tuhan memenuhi selunth dunia.

Pembacaan dari Kitab Kebijaksanaan:
Kasihilah kebenaran, hai para penguasa dunia. Hendaklah pikiranmu tertuju kepada Tuhan dengan tulus ikhlas, dan carilah Dia dengan tulus hati. Ia membiarkan diri-Nya ditemukan oleh orang yang tidak mencobai-Nya. Ia menampakkan diri kepada semua yang tidak menaruh syak wasangka terhadap-Nya.

Pikiran bengkang-bengkung menjauhkan dari Allah, dan orang bodoh yang menguji kekuasaan-Nya pasti dienyahkan. Sebab kebijaksanaan tidak masuk ke dalam hati keruh, dan tidak pula tinggal dalam tubuh yang dikuasai dosa. Roh pendidik yang suci menghindarkan tipu daya, dan pikiran pandir dijauhinya.

Sebab kebijaksanaan adalah roh yang sayang akan manusia, tetapi si penghojat tidak dibiarkannya terluput dari hukuman karena ucapan bibirnya. Memang Allah menyaksikan hati sanubarinya, benar-benar mengawasi isi hatinya dan mendengarkan ucapan lidahnya. Sebab Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia, dan Dia yang merangkum segala-galanya tahu apa saja yang disuarakan.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 139:1-10

Ref: Tuntunlah aku di jalan yang kekal ya Tuhan.

Mazmur:
 Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku;
Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri,
Engkau mengerti pikiranku dari jauh.
Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring,
segala jalanku Kaumaklumi.

 Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan,
sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya Tuhan.
Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku,
dan Engkau menaruh tangan-Mu di atasku.
Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu,
terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.

 Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu,
ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu
Jika aku mendaki langit, Engkau di sana;
jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati,
Engkau pun ada di situ.

 Jika aku terbang dengan sayap fajar,
dan membuat kediaman di ujung laut,
di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku,
dan tangan kanan-Mu memegang aku.

BAIT PENGANTAR INJIL Flp 2:15-16

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Hendaknya di dunia ini kalian bersinar seperti bintang-bintang
sambil berpegang pada firman kehidupan.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Lukas 17:1-6
Orang yang berbudi luhur tak mudah tersandung. Setiap kali tentu bersedia memaafkan, bila ada niat yang baik. Itulah yang memerlukan iman yang dalam. Hal itulah yang dikiaskan oleh Lukas bagi kita.

Jika saudaramu berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari
dan tujuh kali kembali kepadamu dan berkata, ‘Aku menyesal,’
engkau harus mengampuni dia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Tak mungkin tidak akan ada penyesalan! Tetapi celakalah orang yang menyebabkannya. Lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, daripada ia menyesatkan salah seorang yang lemah ini. Jagalah dirimu! Jika saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia. Dan jika ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jika ia berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata, ‘Aku menyesal,’ engkau harus mengampuni dia.

Lalu para rasul berkata kepada Tuhan, “Tambahlah iman kami!” Tetapi Tuhan menjawab, “Jika kalian memiliki iman sebesar biji sesawi, kalian dapat berkata kepada pohon ara ini, “Tercabutlah engkau dan tertanamlah di dalam laut’ maka pohon itu akan menurut perintahmu.”

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Persiapan

Allah Bapa kami di surga,
dalam roti anggur ini
berkatilah kiranya kami dengan belas kasih-Mu,
ampunilah dosa-dosa kami
dan tekankanlah di dalam hati kami perintah Putra-Mu,
yang telah mengurbankan segalanya demi kami semua.
Dialah Tuhan ….

Antifon Komuni – Lukas 17:6

 Jika kamu memiliki iman sebesar biji sesawi,
kamu dapat berkata kepada pohon ara ini,
‘Cabutlah akarmu dan tanamkanlah dirimu di laut,
Maka pohon itu akan menurut perintahmu.

Doa Sesudah Komuni

Marilah berdoa:
Allah Bapa kami yang mahakuasa dan kekal,
semoga kami mengimani sabda-Mu dan percaya pula
bahwa kebaikan hati dan ingkar diri akan mampu
mengalahkan dosa-dosa.
Demi Kristus, ….

RENUNGAN

MENABUR KEBAIKAN

            Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, kehidupan di dunia ini banyak sekali hal-hal yang baik yang di terapkan banyak orang, dan juga hal-hal yang jahat yang dilakukan oleh beberapa orang. Hal demikian tidak bisa kita pungkiri bahwa kehidupan kita, yang baik dan yang jahat jahat selalu berada di sekitar kita. Dalam Injil hari ini dikatakan bahwa tak mungkin tidak ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang menyebabkannya, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkat pada lehernya lalu dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah seorang yang lemah ini.

            Dalam hal ini Yesus sangat tegas mengatakan kepada orang yang menyesatkan orang lain, hukuman yang diberikan sudah jelas tidak bisa ditawar lagi. Maka dari itu saudar-saudari hendaklah kita  membangun sebuah kehidupan yang mengarah kepada kebaikan bukan kepada yang jahat. Alangkah baik kalau kita mengawalinya dalam keluarga kita masing-masing sebagai gereja kecil yang membangun sebuah kebaikan dan menuju kebenaran.

Pertanyan yang muncul ketika terjadi yang demikian adalah, apakah kita sudah mengarahkan diri kita kepada kebaikan, mengarahkan anak kepada sebuah kehidupan yang baik dan selalu memberikan nasihat demi kebaikan anak atau kita berjalan sendiri-sendiri tanpa memperdulikan orang lain yang berada di sekitar kita demi kepentingan kita sendiri.?

            Saudara/saudari dalam sebuah kehidupan keluarga memang tidak selalu harmonis, dalam menjalani kehidupan bersama meski harus ada yang mengalah demi sebuah kebiakan. Namun saling terbuka dan saling tegur sapa akan menjadikan keluarga menjadi harmonis. Jika seorang anak berbuat jahat tegurlah dia, jangan langsung memberikan sebuah penghakiman dan akhirnya membuat permusuhan dalam keluarga. (Frater Praunio Padang)

 

Tinggalkan Balasan