Sentuhan Kasih Allah (Renungan Rabu Biasa, 11 Januari 2017 Oleh Fr. Lukas Lumban Gaol)
Rabu, 11 Januari 2017
Hari Biasa (Hijau)
Bacaan I : Ibr 2: 14 – 18
Bacaan Injil : Mrk 1: 29 – 39
Sentuhan Kasih Allah
Dalam perjalanan hidup kita, tentulah ada kegiatan yang berkaitan dengan sentuh– menyentuh. Kegiatan itu dilakukan secara sadar dan bahkan juga tidak sadar. Efek dari kegiatan sentuh–menyentuh itu menimbulkan banyak rasa dalam hati. Apabila kegiatan sentuh– menyentuh itu selalu terbawa dalam suasana iman, kasih dan persaudaraan, maka perbuatan– perbuatan yang tidak terpuji semakin berkurang.
Dalam Bacaan pertama, Surat kepada Orang Ibrani menyoroti maksud dan tujuan Yesus datang ke dunia. Kehadiran-Nya membawa sukacita dan kemuliaan atas penebusan dari kefanaan dunia. Yesus sebagai manusia sejati memberikan diriNya. Kenyataan itu tampak dalam pengambilan secara penuh kodrat manusia. Tugas tersebut dilaksanakan dengan pedoman dasar bahwa kita adalah anak – anak Allah. Kekhasan ini kita terima sejak pendahulu kita bapa Abraham. Belas kasih Allah menyentuh Abraham, sehingga penyerahan diri atas-Nya tercurah kuat dalam diri kita. Dengan demikian, Putra-Nya Yesus menjadi penebus kita atas sentuhan kasih-Nya karena Dia adalah Kasih.
Injil menceritakan karya mukjizat perdana Yesus. Karya itu jatuh pada pengalaman ibu mertua Petrus yang sedang sakit. Yesus dengan kuasa dari Allah menyembuhkannya. Sentuhan kasih itulah yang diterima ibu mertua Petrus yang juga terujar dalam satu kata. Yesus melihat semuanya kemudian dia pergi ke tempat sunyi dan berdoa. Karya Yesus ini merupakan permulaan dan titik tolak dalam perjalanan selanjutnya.
Saudara-saudari terkasih, sentuhan yang dialami oleh ibu mertua Petrus hendaknya semakin menguatkan kita dalam kehidupan yang semarak ini. Segala bentuk unek – unek akan menjadi hilang bila kita mencoba berani menyentuh dengan sentuhan kasih. Dengan semangat pewartaan seperti Yesus bahwa segala sesuatu di mulai dengan doa, maka Allah dalam sentuhan kasih-Nya senantiasa menuntun kita dalam kondisi dan situasi apapun. Yesus sendiri telah mengalami-Nya. Dia tidak pernah akan berhenti memberikan kasih karena isi dan inti hidupNya adalah Kasih. Deus Caritas Est. (Fr. Lukas Lumban Gaol)
Liturgi Hari ini: Rabu Biasa I, 11 Januari 2017… Klik disini!!