Mengikuti Tuhan Dengan Menyangkal Diri (Renungan Minggu BIASA XII, 19 JUNI 2016 Oleh Fr Andress Salamamang)

Mengikuti Tuhan Dengan Menyangkal Diri

Bacaan I         : Za.12:10-11;13:1
Bacaan II       : Gal 3:26-29
Bacaan Injil   : Luk 9:18-24

Para saudara-saudari yang terkasih, Sabda Tuhan hari ini secara tidak langsung mengajak kita untuk mengenal lebih dalam pribadi Yesus Kristus. Kisah Petrus  yang disampaikan dalam Injil ingin menegaskan identitas Yesus yang adalah Mesias. Pengakuan Petrus sekaligus melukiskan pengalaman iman Para Rasul dan jemaat perdana yang semakin menyadari siapakah Yesus itu sesungguhnya. Namun maksud pertanyaan Yesus sebenarnya diharapkan bahwa murid-Nya berani mengatakan kepada dunia bahwa diri-Nya adalah Mesias, yang diurapi.

Keyakinan bahwa Yesus itu adalah Mesias, hendaknya menjadi pegangan bagi kita yang ingin memperoleh kepastian bahwa Yesus itulah Dia yang dijanjikan oleh Allah dan dinantikan oleh segenap umat manusia. Namun bacaan Injil tidak berhenti pada proses pengakuan Petrus. Di sisi lain Injil berbicara sekaligus mengisahkan penderitaan yang akan dialami oleh Yesus. Pada awalnya mereka telah dengan penuh keyakinan akan Yesus sebagai sang penyelamat. Namun keyakinan ini untuk sementara waktu terbentur dengan peristiwa penderitaan dan kematian Yesus. Setelah peristiwa kebangkitan, keragu-raguan yang sempat muncul dikalangan para murid berubah menjadi keyakinan penuh. Atas keyakin tersebutlah yang memperkuat semangat jemaat perdana dan Para Rasul untuk mewartakan kabar suka cita samapai ke penjuru dunia.

Saudara-saudari, Sabda Tuhan pada hari ini bukan hanya ditujukan kepada jemaat perdana, melainkan untuk kita juga sebagai pengikut kritus. Kita diajak untuk sehati dengan Petrus yang percaya dan mengimani Yesus sebagai seorang Mesias yang akan menyelamatkan kita dari kegetiran hidup serta belenggu dosa. Semangat para murid menjadi berkobar, untuk mewartakan Sabda Tuhan setelah mereka percaya secara total kepada Yesus.  Inilah yang menjadi syarat ataupun keutamaan kita sebagai pengikut Kristus yang sejati.

Kendatipun demikian, kita dewasa ini diajak untuk semakin mengenal Yesus secara lebih dalam. Sebab dengan mengenal-Nya, kita mampu berbicara tentang Dia kepada orang lain dan mewartakan kasih-Nya sampai ke ujung dunia. Mengikuti Kristus berarti siap menyangkal diri dan memikul salib sendiri serta tidak membiasakan diri hidup dalam zona aman dan mengabaikan sesama. Menyangkal diri berarti hidup bersandar dan berserah diri kepada Allah. Fr. Andreas Salamanang.

Tinggalkan Balasan