Setia (Renungan SABTU BIASA XXXI, 5 November 2016 Oleh Fr. Maximus Kosat)
Setia
Sabtu, 05-11-2016
Bacaan: Luk 16:9-15
Dunia dan segala tawarannya yang semakin menggiurkan, perlahan namun pasti mengikis nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kata yang menjadi tema permenungan kita saat ini (setia). Manusia begitu cepat dan mudah beralih dari pilihan hidup yang satu kepada pilihan hidup lain. Manusia begitu mudah tergoda, tergiur, terlena, dan tenggelam dalam keterpesonaan, kenikmatan, dan kesenangan yang ditawarkan dari suatu pilihan hidup yang baru. Daya olah hati dan daya olah nalar yang menjadi kekayaan dalam diri manusia menjadi lumpuh. Manusia kurang memikirkan akibat buruk yang terjadi dari suatu tindakan.
Pada zaman sekarang, dengan begitu mudah kita bertemu dengan orang yang hari ini memakai handpone Nokia tapi besok pagi sudah memakai merek lain. Dua hari yang lalu kita bertemu dengan seorang gadis atau seorang pemuda sedang berjalan bersama dengan seorang gadis atau pemuda yang berbeda dengan yang kita lihat hari ini. Seorang bapak kemarin kita lihat masuk ke dalam sebuah hotel bersama isterinya tapi hari ini kita lihat entah masuk dengan siapa lagi, dan lain sebagainya.
Setia itu mahal karena banyak hal yang harus dikorbankan tetapi sungguh membahagiakan bagi mereka yang terikat padanya. Sebagian besar dari mereka yang mempraktekan ketidaksetiaan terjadi karena ketakberdayaan diri untuk mengendalikan sifat egoisme, kerakusan, ketamakan, dan ketidakpuasan dalam diri. Nilai kebahagiaan yang ditawarkan kepada mereka yang setia membutuhkan ketabahan, kesabaran, dan keteguhan hati untuk menahan diri dari tawaran yang lain. (Fr. Maximus Kosat)
Liturgi Hari ini: SABTU BIASA XXXI, 5 November 2016… Klik di sini!!