TAHUN LITURGI atau TAHUN GEREJA, apakah itu? (Tulisan P. Otello Pancani S.X.)
TAHUN LITURGI atau TAHUN GEREJA, apakah itu?
Hari Minggu pertama Adven adalah pembukaan Tahun Baru Gereja yang disebut juga Tahun Liturgi.
Tahun Liturgi atau Tahun Gereja, apakah itu? Dan pertama-tama: Dari mana kata Liturgi?
Kata dan gagasan Liturgi bukan produk dunia agama/kitab suci/gereja atau produk teologi.
Liturgi itu adalah produk dunia sipil/masyarakat sipil. – Maksudnya:
Istilah LITURGI lahir di YUNANI, 400 th sebelum kelahiran Yesus.
Leiturgia bahasa yunani menjadi liturgi dalam bahasa kita.
Kata Leiturgia terdiri dari dua kata dasar: laos =masyarakat dan ergon pekerjaan.
Leiturgia itu adalah kebijakan atau tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam menjalankan demokrasi dalam negeri demi untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat.
Kata liturgi dipakai juga untuk menunjukkan kewajiban masyarakat dalam ikut serta dalam mengusahakan kepentingan bersama.
Di belakangan hari – tetap di negeri Yunani – istilah liturgi mulai dipakai untuk menunjukkan penghormatan kepada dewa-dewi ibadah yang dipimpin oleh orang yang dikhususkan untuk pelayanan itu.
ISRAEL = PERJANJIAN LAMA
Kitab Suci yang pertama di Israel telah ditulis dalam bahasa Hibrani. Dalam KS dalam bahasa hibrani itu tidak ada kata liturgi.
Kata liturgi muncul ketika KS bahasa hibrani itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani sekitar th 200 (s.M.)
Mengapa dirasa perlu menerjemahkan KS bahasa hibrani ke dalam bahasa yunani? Sebab banyak orang Israel merantau ke Mesir, ke Yunani, ke Roma…Di Mesir, Yunani dan Roma, orang Israel itu tidak berbicara bahasa Hibrani melainkan bahasa Yunani yang pada waktu merupakan bahasa internasional seperti bahasa Ingris pada zaman ini. Sehingga setelah lewat beberapa generasi/keturunan orang hibrani di perantauan itu tidak mengerti lagi bahasa hibrani. Itulah sebabnya KS diterjemahkan dari bahasa hibrani ke dalam bahasa Yunani.
Pengalih bahasa menemukan dua kata bahasa hibrani: sheret dan abhad. Nah, kedua kata ini diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani dengan kata Liturgi. Dan itu terjadi 170 kali. Sehingga – kalau dalam KS bahasa hibrani kata liturgi tidak ada sama sekali, dalam KS bahasa yunani kata liturgi muncul 170 kali. Liturgi dimaksudkan sebagai ibadah kepada Yahwe – yang boleh dipimpin hanya oleh para imam atau oleh orang dari suku Levi.
Tetapi bukan semua ibadah kepada Yahwe, Allah Israel, disebut liturgi melainkan hanya ibadah kepada Yahwe yang dipimpin secara resmi oleh para imam dan oleh orang dari suku Levi. Apabila ibadah itu dipimpin oleh seorang awam atau oleh oleh seorang bukan dari suku Levi – ibadah itu tidak diterjemahkan dengan kata liturgi, melainkan dengan kata: latria dan dulia.
Kata LITURGI DALAM PERJANJIAN BARU.
Dalam Perjanjian Baru kata liturgi hanya dipakai 15 kali. 14 kali dipakai oleh rasul Paulus dalam surat-suratnya kepada jemaat-jemaat. Dan satu kali dipakai dalam Kisah para rasul (Kis 13:2). Sedangkan Yesus dan para penulis Injil tidak pernah memakai kata Liturgi.
Sekarang saya ajak Saudara untuk meloncat sejauh 1900 tahun – yaitu dari zaman rasul Paulus – berarti dari tahun 60 setelah kelahiran Yesus ke Konsili Vatikan II (1962-1965).
Menurut Konsili Vatikan II – Liturgi itu – apa?
Sebuah konsili adalah pertemuan para uskup sedunia dengan uskup Roma, yang merangkap sebagai ketua para uskup, maka dipanggil paus.
Konsili Vatikan II telah melahirkan 16 dokumen. Salah satu adalah konstitusi tentang Liturgi.
Dalam Konstitusi tentang Liturgi, pada no 7 – dikatakan bahwa “Liturgi itu adalah perwujudan imamat Kristus untuk memuliakan Allah dan untuk menyelamatkan manusia.”(SC 7) – Rumusan sangat indah tapi kental. Yang dimaksudkan oleh Konsili adalah bahwa Liturgi itu menghadirkan apa yang telah dilakukan Yesus dalam hidup-Nya dan dalam ajaran-Nya. Yesus tidak diutus Bapa ke dunia untuk mendirikan sebuah agama baru yang mengatakan apa yang harus dilakukan manusia untuk Allah – Itu adalah apa yang dikatakan oleh semua pendiri agama. Tidak. Yesus, lain. Yesus telah diutus untuk menghadirkan apa yang dilakukan oleh Allah, BapaNya, bagi manusia.
Yesus menghadirkan kasih sayang, pengampunan dan kerahiman Bapa bagi semua orang. Dalam hidupnya dan ajaranNya Yesus menyatakan bahwa BapaNya tidak mencintai manusia setimpal dengan jasa dan kesalehan manusia, melainkan setimpal dengan kelemahan dan kebutuhan manusia. (Lihat injil)
Nah, melalui pelayanan Gereja, Yesus yang bangkit mulia, tetap menghadirkan kasih sayang, pengampunan dan kerahiman Bapa bagi semua orang sepanjang zaman. Itulah liturgi sebagai perwujudan imamat Kristus untuk memuliakan Allah – sebab jika manusia saling mencintai, saling melayani dan saling memuliakan, maka Allah, Bapa Yesus, merasa dicintai, dilayani, dan dimuliakan. Singkat kata: Allah, tidak merasa dimuliakan ketika kita mengangkat tangan untuk meyanyikan Alleluya, melainkan ketika kita turun tangan untuk mengurangi penderitaan manusia. Itulah liturgi perwujudan imamat Kristus, yang memuliakan Allah.
Selain itu, Liturgi adalah perwujudan imamat Kristus untuk menyelamatkan manusia.” Kapan manusia berdosa merasa diselamatkan? Manusia berdosa merasa diselamatkan apabila ia – dalam pelayanan Gereja – mengalami kasih sayang, pengampunan dan kerahiman Bapa; merasa dirangkul, dicium dan dipestakan oleh BapaNya.(Luk 15:20) Itulah Liturgi sebagai perwujudan imamat Kristus untuk menyelamatkan manusia.” .”(SC 7).
Ritus-ritus liturgi, sakramen-sakramen, doa-doa, devosi-devosi – tujuannya hanya satu: memperoleh kekuatan untuk menghadirkan kasih sayang, pengampunan dan kerahiman Bapa bagi semua orang sepanjang zaman. Itulah Liturgi sebagai perwujudan imamat Kristus yang memuliakan Allah dan yang menyelamatkan manusia.”(SC 7) –
Tahun Liturgi, apa itu?
Tahun liturgi lahir pada Hari Yesus bangkit.
Pada hari kebangkitannya Yesus segera mencari murid-murid-Nya untuk berbagi kebahagiaan-Nya dengan mereka. Antara murid-murid yang didatangi Yesus ada juga Kleopas dan seorang temannya yg kecewa karena Yesus telah dibunuh. Mereka tidak percaya bahwa Yesus bangkit. (Luk 24). Maka dengan hati kecewa mereka meninggalkan kota Yerusalem dan pulang kampung, Emaus. Akan tetapi Yesus datang, menghampiri dan berjalan bersama mereka. Lalu Yesus membantu Kleopas dan temannya mengerti Kitab Suci yang mengatakan bahwa Anak Manusia (yaitu Dia sendiri) harus menderita, wafat dan bangkit.
Kemudian Yesus merayakan perjamuan Ekaristi dengan mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Yesus, tetapi ketika itu pula lenyaplah Yesus dari pandangan mereka. Yesus lenyap dari pandangan mereka namun dalam tangan Kleopas dan temannya tinggal Roti Ekaristi yang diberikan Yesus kepada mereka. Nah, Perjumpaan dengan Yesus yang hidup dan yang bangkit dalam perjamuan Ekaristi telah menjadi inti pokok iman murid-murid-Nya. Mereka mulai berhimpun utk merayakan kebangkitan Tuhan Yesus dengan merayakan perjamuan ekaristi. Dan inilah yang telah merupakan titik awal dari apa yang disebut Tahun Liturgi atau Tahun Gereja.
Sebab – di kemudian hari – murid-murid Yesus merasa baik mempersiapkan peristiwa wafat dan kebangkitan Yesus (yaitu Hari Paskah) selama empat minggu (masa prapaska) yang ditambah dengan Tri Hari suci.
Beberapa abad kemudian di kota Roma, murid-murid Yesus melihat bahwa orang romawi – orang kafir – merayakan pesta dewa matahari pada tgl 25 Desember. Lalu murid-murid Yesus pada tgl 25 Desember tidak ikut merayakan pesta dewa matahari, melainkan mereka mulai merayakan kelahiran Yesus sebagai terang dunia. “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” (Yoh 8:12).
Para penginjil tidak mengatakan tanggal berapa Yesus lahir. Perayaan dewa mata hari diganti oleh murid-murid-Yesus, dijadikan perayaan kelahiran Yesus, terang dunia !
Kemudian, kelahiran Yesus pun, merasa perlu disiapkan selama 4 minggu. Itulah lahirnya masa Adven. Kalau dikatakan bahwa Yesus lahir pada tgl 25 Desember, kapan Maria menerima kabar dari Malaikat Gabriel, dan mulai mengandung Yesus. Tinggal mundur sembilan bulan. Lalu kita buka penaggalan Liturgi, dan tepat pada tgl 25 Maret tertulis: Hari Raya Kabar Sukacita.
Lalu dikenangkan pula murid-murid Yesus yang telah hidup dan mati sebagai martir, saksi iman, maka lahirlah pesta orang-orang kudus sepanjang tahun.
Itulah kelahiran Tahun Liturgi atau Tahun Gereja, yang kita awali pada Hari Minggu Pertama Adven dan kita akhiri pada Hari Minggu Biasa 34 – Pesta Kristus Raja.
Dan sekarang Catatan terakhir:
Konsili Vatikan II ingin agar Umat Allah diberi fasilitas untuk dihidupi oleh ROTI SABDA ALLAH, mulai dari Perjanjian Lama (46 kitab) sampai dengan Perjanjian Baru (27 kitab).
Maka ditetapkanlah Tahun liturgi A – B – C – sehingga dalam jangka waktu 3 tahun umat diberi kesempatan utk mendengarkan sabda Tuhan dari Perjanjian Lama dan Baru.
Pada Hari Minggu dan pada pesta-pesta besar sepanjang tahun ditentukan tiga bacaan. Bacaan Pertama diambil dari Perjanjian lama, sedangkan bacaan kedua dan Injil dari Perjanjian Baru.
Perhatikan! Bacaan Pertama dan injil selalu mengangkat topik atau tema yang sama. Misalnya , hari minggu pertama adven, Bac I dan Injil berbicara tentang topik yang sama, yaitu kedatangan Tuhan, dan sikap manusia agar berjaga untuk menaggapi kedatangan-Nya. Sedangkan Bacaan kedua jarang setopik dengan Bac I dan Injil.
Mengetahui bahwa Bac I dan Injil mengangkat topik yang sama – itu menjadi kriteria bagi kita dalam memilih lagu-lagu bagi perayaan Ekaristi. Maksudnya: supaya dipilih lagu-lagu setopik dengan Bac I dan Injil. – Misalnya: kurang tepatlah kalau pada Hari Raya Kristus Raja, sebagai lagu penutup dipilih lagu: Santo Yosef yang menjaga !!!
INJIL DALAM TAHUN LITURGI A – B – C
Pada hari minggu di tahun A kita didampingi oleh Injil Matius, di Tahun B oleh injil Markus dan di Tahun C kita didampingi oleh injil Lukas.
Disayangkan bahwa tidak ditentukan satu tahun khusus juga untuk Injil Yohanes – hanya diselipkan sana sini selama tahun Liturgi.
Seakan-akan injil Yohanes kurang penting dari pada injil lainnya. Padahal injil Yohanes memiliki suatu pesan dan kekayaan khusus untuk Gereja.
Baiklah!
Selamat berjalan bersama Tuhan Yesus yang bangkit mulia – melalui perayaan Liturgi – Dan ketahuilah, “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat28:20).
P. Otello Pancani, S.X.