YESUS ANAK ALLAH (Renungan MINGGU BIASA II, 15 JANUARI 2017)

YESUS ANAK ALLAH
Hari Minggu Biasa II (15 Januari 2017)
Yes 49:3,5-6; 1Kor 1:1-3; Yoh 1:29-34

MINGGU yang lalu Gereja merayakan Pesta Pembaptisan Tuhan Yesus Kristus. Dengan perayaan itu Gereja mengung­kapkan kepercayaan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang bersedia menjadi manusia; seperti kita, solider dengan manusia. Martabat Tuhan Yesus itu ditegaskan lagi melalui bacaan-bacaan Kitab Suci, terutama bacaan pertama dan Injil. Bacaan pertama dari kitab Nabi Yesaya menubuatkan tentang penyelamat, yang tampil sebagai “hamba Tuhan”, yakni seorang tokoh yang banyak menderita demi keselamatan banyak orang.

Penyelamat itu disebut sebagai “hamba” yang akan menyatakan keagungan Tuhan. Panggilan menjadi hamba itu sudah disampaikan sejak tokoh itu berada dalam kandungan. Tugasnya adalah untuk menyerahkan kembali umat Israel kepada Tuhannya. Tetapi tokoh penyelamat itu bukan sekedar “hamba” tetapi sebenarnya Ia pantas juga disebut “terang bagi bangsa-bangsa,” sebab melalui Dialah bangsa-bangsa lain juga akan diselamatkan.

Bacaan pertama ini dipilih oleh Gereja untuk mempersiapkan hati kita agar mampu menerima pesan Injil yang berbicara tentang Tuhan Yesus Kristus. Maka, menurut Gereja, penyelamat yang dinubuatkan dalam kitab Yesaya tidak lain dan tidak bukan adalah Tuhan Yesus Kristus. Dia pantas disebut “hamba Tuhan” karena Ia tampil dalam wujud manusia sederhana, rela menderita demi keselamatan dunia, terutama yang percaya kepada-Nya. Walaupun Tuhan Yesus itu tampil sebagai tokoh yang sederhana dan menderita, sebenarnya adalah terang bagi bangsa-bangsa. Ia tidak hanya menyelamatkan Israel, melainkan juga bangsa-bangsa lain, seluruh umat manusia.

Melalui bacaan Injil hari ini Gereja ingin mewartakan sosok sebenarnya Yesus dari Nazaret itu. Martabat luhur Yesus itu diwartakan kepada dunia melalui mulut Yohanes Pemandi. Ia memperkenalkan Tuhan Yesus sebagai “anak domba Allah yang menghapus dosa dunia”. Dengan cara itu penulis Injil Yohanes mau menegaskan, bahwa Yesus adalah penyelamat yang menghapus dosa-dosa manusia. Yohanes Pemandi juga menegaskan bahwa Yesus itu sudah “mendahuluinya”, sebab Yesus itu “telah ada” sebelum dirinya. Dengan cara itulah penulis Injil Yohanes mengungkapkan ke-Ilahi-an Yesus. Sebagai manusia, Yesus lahir setelah kelahiran Yohanes Pemandi, namun sebagai Allah Putra, Yesus itu sudah ada sebelum kelahiran Yohanes Pemandi.

Yohanes Pemandi memberi kesaksian, bahwa ia “melihat Roh turun dari langit seperti merpati” dan Roh itu tinggal di atas diri Yesus yang dibaptisnya di sungai Yordan. Menurut Yohanes Pemandi, penglihatan itu mewahyukan dua hal kepadanya. Pertama, Yesus itu membaptis orang-orang beriman dengan Roh Kudus. Kedua, bahwa Yesus itu sungguh Anak Allah. Melalui kesaksian Yohanes Pemandi itulah penulis Injil Yohanes mewartakan kepada kita bahwa Yesus adalah Anak Allah, yang dipenuhi dengan Roh Kudus, dan akan menyelamatkan manusia dengan menganugerahkan Roh yang sama.

Bacaan kedua dari Surat Pertama Santo Paulus kepada Umat di Korintus. Dalam pembukaan suratnya, Paulus menunjukkan identitas dirinya, sekaligus mengungkapkan cara menilai identitas umat yang dikirimi surat itu. Paulus menyebut diri sebagai orang yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus. Sedang umat Kristen di Korintus dinilainya sebagai jemaat Allah “yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan dipanggil menjadi orang-orang kudus, yang berseru kepada nama Tuhan Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka. Dari gambaran jati diri Paulus dan umat Korintus, itu jelaslah bahwa seorang Kristen adalah seorang yang punya hubungan erat dengan Kristus. Orang Kristen adalah orang yang mengakui Yesus sebagai penyelamat dan Tuhan.

Yesus dipanggil dan diutus Bapa-Nya untuk menghapus dosa dunia. Kesaksian Yohanes mengingatkan kita bahwa kebahagiaan melayani Tuhan Yesus sebagai hamba merupakan kebahagiaan sejati. Melayani Tuhan dapat kita lakukan dalam setiap tindakan nyata sehari-hari. Apakah hari ini kita sudah memoersembahkan semua ussaha dan kerja keras kita kepada Tuhan, sebagai bentuk pelayanan tehadap-Nya?

Liturgi Hari ini: MINGGU BIASA II, 15 JANUARI 2017….Klik disini!!

Tinggalkan Balasan