Yesus: Roti Hidup (Renungan: Jumat, 28 April 2017)
Jumat, 28 April 2017
Petrus Chanel, Ludovikus Maria Grignion de Montfort, Lukhesius
Bce: Kis. 5:34-42; Mzm. 27:1,4,13-14; Yoh. 6:1-15
Yesus:Roti Hidup
Dalam kebiasaan orang Yahudi dalam merayakan hari raya paskah selalu menggunakan roti yang tak beragi. Penyebutan ini mempersiapkan kita akan mukjizat roti yang akan segera terjadi. Mukjizat ini juga tertulis dalam ke Empat Injil. Kemungkinan semua jemaat Kristen Perdana menganggap bahwa penggandaan roti itu sebagai pralambang Ekaristi. Dan memang, tindakan dan kata-kata Yesus terhadap roti ketika itu dilanjutkan oleh para Imam dengan melakukan tindakan dan kata-kata Yesus dalam Perayaan Ekaristi. Dalam penggandaan roti ini, Yesus mengambil dan memberkati dan memecahkan serta memberikan roti. Demikian juga, para pelayan Ekaristi melakukan hal demikian dalam perayaan Ekaristi.
Injil Yohanes yang hari ini dibacakan atau kita dengarkan mempunyai perbedaan dengan ke Tiga Injil. Perbedaan yang dapat kita ambil dalam Injil hari ini, yaitu ketika Yesus mengambil, mengucapkan syukur dan membagikan roti. Dalam bahasa Yunani untuk bersyukur adalah euchristeo, yang menjadi akar kata Ekaristi. Injil hari ini sangat menekankan Ekaristi, sehingga ikan yang diceritakan dalam Injil menghilang dari pembicaraan dan hanya berbicara mengenai roti dan perhatian yang harus diberikan terhadap pengumpulan sisa-sisa.
Tanda dalam mukjizat ini menunjuk kepada Yesus sebagai roti kehidupan, terutama dalam Ekaristi. Tanda yang dilakukan oleh Yesus itu membuat orang banyak memberikan reaksi bahwa Ia itu sungguh benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia. Dan hal yang perlu kita perhatikan bahwa dua murid Yesus, yaitu Filipus dan Andreas yang berperan dalam manifestasi Yesus kepada orang banyak. Kedua orang ini bertindak sebagai rasul-rasul bagi Natanael dan Simon Petrus dan yang kelak akan menjadi rasul-rasul kepada bangsa Yahudi. Peranan mereka dalam ke Empat Injil adalah pewartaan untuk orang-orang yang berada di luar Yahudi. (By: Fr. Dede Eko Pratama Tumanggor)