Yesus Sebagai Cermin Manusia (Renungan SENIN PEKAN BIASA VIII, 23 MEI 2016 Oleh Fr. Lukas Lumban Gaol)
Yesus sebagai cermin manusia
Bacaan I : 1 Ptr. 1: 3 – 9.
Bacaan Injil : Mrk. 10: 17 – 27.
Bacaan – bacaan hari ini mengulas sedikit banyak tentang harta dan kekayaan. Pada bacaan pertama dikatakan bahwa perhiasan kita janganlah nampak secara kasat mata tetapi berhiaskanlah batin (hati) yang bersih, murni dan tersembunyi karena itu tidak akan binasa sebab berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram yang berharga di mata Allah. Bila kita bercermin dengan kehidupan sekarang, manusia berpacu dalam irama hidup untuk mengeruk bumi dan menerapkan teori ilmu tipikor demi pribadi. Maka tidak jarang kita menjumpai manusia yang bertipe seperti kaum Farisi. Lain dimulut lain di hati. Bagaimana bila hal itu juga menggurita bagi hidup berkeluarga, terlebih relasi sebagai suami-isteri?
Injil hari menuntun kita dalam mengarungi gelombang kehidupan yang semarak kini. Pertanyaan pemuda itu kepada Yesus mungkin hampir mirip dengan apa yang terbersit dibenak kita atau bahkan lebih lagi. Melalui pertanyaan itu kita berharap Yesus memberikan kepastian yang sesuai dengan kemungkinan dalam jangkauan manusia. Namun nyatanya tidak, Yesus memberikan sesuatu yang tidak mungkin bagi manusia tetapi mungkin bagi BapaNya. Ekspresi Yesus dalam memandang pemuda itu dengan penuh kasih sayang. Tuntutan Yesus mengatasi kemampuan sang pemuda itu.
Ganjaran yang akan diberikan oleh Yesus merupakan sesuatu yang sangat menggembirakan. Ganjaran yang bersifat kekal dan tidak akan pernah mengalami kesamaan dengan yang lain. Hanya Yesus yang berani berjanji dan mau memberi yang lain tidak. Melalui tuntutan kepada sang pemuda itulah yang menjadi kunci bagi kita untuk berani mengakui bahwa Kerajaan Surga jauh lebih berharga daripada harta duniawi. Tuntuan Yesus adalah tuntutan yang menjadi tuntunan yang sangat radikal. Yesus dalam perjalanan hidupNya yang bercermin pada Bapa menuntun ke arah kehidupan yang sederhana, miskin dan seperti Dia yang selalu bercermin pada Allah.
Maka, bagi kita sekarang yang berkutat dan hidup pada era serba canggih yang melecit ini dihimbau secara radikal agar menyadari bahwa semua yang kita kerjakan di dunia ini bukanlah menjadi tujuan tetapi menjadi sarana untuk membantu kita dalam proses hidup yang menentukan. Hidup bukanlah hanya semata dengan harta. (Fr. Lukas Lumban Gaol)
Ekaristi Hari ini: SENIN PEKAN BIASA VIII, 23 MEI 2016….Klik Disini!!