YESUSLAH KABAR GEMBIRA ITU! (Renungan Hari Minggu Biasa III, 24 Januari 2016)
YESUSLAH KABAR GEMBIRA ITU!
Hari Minggu Biasa III (24 Januari 2016)
Neh 8:3-5a; 1Kor 12:12-30;
Luk 1:1-4,14-21
KETIKA NEHEMIA “membangun” Israel sesudah masa pembuangan di Babel, tidak banyak yang mau kembali untuk membangun tanah air mereka yang sudah hancur. Mereka merasa trauma dengan kehancuran kerajaan Israel yang mereka alami sebelumnya. Kengerian atas kehancuran itu masih menghantui mereka. Pertanyaan besar di benak mereka, “Mengapa Israel hancur? Apakah Tuhan tidak lagi ada di pihak mereka?” Juga harapan besar waktu mereka membangun kenisah, ternyata tidak terpenuhi. Israel tetap mengalami sebagai hamba. Dari pengalaman sejarah bergulat dengan Allah Bapa leluhur, penulis mencoba merenungkan cara Allah hadir di jaman mereka hidup, di saat sekarang.
Berdasarkan permenungan penulis, Allah tetap hadir dan berkarya pada zamannya menurut cara-Nya. Dalam pembicaraan mengenai hukum Taurat merupakan contoh bahwa Allah bisa hadir dan mau hadir serta berkarya di tengah-tengah mereka. Seperti dahulu Allah hadir dan berkarya lewat perjuangan para leluhur dalam iman, demikian pula kini Allah hadir dalam perjuangan orang beriman menanggapi hukum Taurat itu. Pada hari di saat bangsa Israel diajak merenungkan kembali peristiwa-peristiwa bersejarah yang pernah dialami nenek moyangnya, Allah hadir dan menuntun mereka dalam kehidupan. Melalui hukum Taurat, Allah hadir dan menuntun hidup bangsa Israel pilihan-Nya.
Dalam pesta-pesta besar umat Isarel seperti: Paskah, Pentakosta dan Pondok Daun, umat melakukan ziarah guna merayakan karya agung Allah. Dalam kesempatan itu hukum dan perintah Allah diingatkan, Taurat kembali dibacakan untuk mereka. Tugas para imam dan ahli Taurat ialah menerangkan hukum itu bagi kehidupan umat di masa seakarang. Hukum bukan sekedar peraturan, melainkan petunjuk untuk kehidupan sehari-hari, pengarahan hidup. Hukum itu perlu ditafsirkan bagi kehidupan yang nyata. Allah hadir dalam hukum dan perintah-Nya. Bila hukum dibacakan, maka sabda Allah dikumandangkan bagi umat-Nya dan mengajak orang membangun sikap tobat. Sikap itulah yang mengarahkan orang beriman kepada Allah. Keprihatinan terhadap pengembangan jemaat beriman mendorong St. Paulus untuk menggali kekayaan dan pengalaman untuk menyegarkan perjuangan umat dalam iman. St. Paulus menunjukkan bahwa peranan yang berbeda-beda dalam kehidupan umat yang berawal dari iman dan karunia kehidupan sungguh harus dihargai dan dihayati nilainya bagi seluruh kehidupan. Perhatian St. Paulus terletak pada solidaritas Yesus Kristus dalam hidup jemaat beriman. Yesus Kristus bukan hanya “motor” kepala orang beriman, melainkan yang menjadikan orang beriman itu anggota-anggota Tubuh-Nya yang hidup. Maka orang yang bersatu dalam Kristus juga mempunyai peranan ikut menampakkan kemuliaan, kesegaran seluruh tubuh-Nya. Manusia satu sama lain solider bukan hanya karena kodrat sosialnya, melainkan karena anugerah rahmat yang dihidupkan dalam Yesus Kristus ini.
Tubuh yang sehat harus dibangun oleh organ-organ yang sehat. Demikian jemaat Kristen membangun kehidupan dalam Yesus Kristus agar seluruh Tubuh sehat. Sebagai tubuh Kristus yang sehat, jemaat perlu memperhitungkan anggota yang memang bisa berperan penting dalam jemaat: pewarta, nabi, pengajar. Namun juga tidak boleh diabaikan mereka yang membangun kehidupan seluruh tubuh tanpa nampak peran mereka. Tubuh Kristus dibangun oleh aliran Roh-Nya yang harus diberi kemungkinan dan kesempatan meresapi seluruh Tubuh Kristus.
Injil hari ini terdiri dari dua bagian yang berbeda. Luk 1:1-4, merupakan prakata yang berperan sebagai pengantar seluruh Injil. Pada bagian awal ini ditegaskan apa yang hendak dirumuskan dalam Injil, yakni renungan atas peristiwa kehidupan bersama Kristus berdasarkan kesaksian para saksi mata dan pewarta iman Kristen. Tulisan ini ditujukan kepada Theofilus. Injil bukan sekedar dokumen sejarah, melainkan sebuah kesaksian tentang peristiwa hidup bersama Yesus. Penginjil tidak mau sekedar memberikan kisah tentang Yesus. Tulisan Lukas adalah proklamasi akan makna dan nilai Yesus Kristus sebagai warta gembira dari Allah. Dalam Luk 4:14-21, digambarkan tentang karya awal Yesus di Nazareth. Dalam pewartaan awal kehidupan dan karya Yesus, penginjil menampilkan pribadi Yesus sebagai pewarta kabar gembira berkat kuasa Allah yang berkarya dalam pribadi ini. Penginjil menampilkan makna dan nilai pribadi ini sebagai warta gembira bagi kaum dina, lemah, miskin dan papa. Warta gembira ini membuka mata semua orang pada saat itu.