KAMIS, 1 Juni 2017: PW. Santo Yustinus martir, † 165
St. Yustinus berasal dari Samaria. Ia hidup pada abad kedua. Ayahnya membesarkannya tanpa pengenalan akan Tuhan. Ketika masih kanak-kanak, Yustinus membaca puisi, sejarah dan ilmu pengetahuan. Sementara tumbuh dewasa, ia terus belajar. Tujuan utamanya dalam belajar adalah untuk menemukan kebenaran akan Tuhan.
Suatu hari, ketika sedang berjalan menyusuri tepi pantai, Yustinus bertemu dengan seorang tua. Mereka berbincang-bincang. Karena Yustinus kelihatan gelisah, orang tua itu bertanya apa yang menggelisahkan hatinya. Yustinus menjawab bahwa ia bersedih karena tidak menemukan kepastian tentang Tuhan dalam semua buku yang telah dibacanya. Orang tua itu bercerita kepadanya tentang Yesus, Sang Juruselamat. Ia mendorong Yustinus untuk berdoa agar dapat memahami kebenaran Tuhan.
St. Yustinus mulai berdoa dan membaca Sabda Tuhan, yaitu Kitab Suci. Ia jatuh cinta padanya. Ia juga amat terkesan mengetahui betapa beraninya umat Kristiani yang bersedia mati demi iman serta cinta mereka kepada Yesus. Setelah memperdalam pengenalannya tentang agama Kristen, Yustinus menjadi seorang Kristen pula. Kemudian, ia mempergunakan pengetahuannya yang luas itu untuk menjelaskan serta mempertahankan iman dengan banyak tulisannya.
Di kota Roma, St. Yustinus ditangkap karena menjadi seorang pengikut Kristus. Hakim bertanya padanya, “Apakah kamu pikir dengan mati, maka kamu akan masuk surga dan memperoleh ganjaranmu?” “Bukan saja aku berpikir demikian,” orang kudus itu menjawab, “tetapi aku yakin mengenainya!” dan ia pun wafat sebagai martir sekitar tahun 166.
Berapa seringkah aku membaca Kitab Suci? Marilah mohon pada Roh Kudus untuk membantu kita mencintai Sabda Tuhan dan memperteguh iman kita. Setiap saat, baiklah kita mengucapkan doa ini: “Allahku, aku percaya padamu.”
Antiofon Pembukaan Mzm 118:85.46
Orang-orang sombong menggali lubang bagiku, mereka tidak mempedulikan perinta-Mu.
Aku akan berbicara tentang hukum-Mu, aku tidak malu di hadapan para raja.
Kata Pengantar
“Tiada orang dengan akal budi sehat akan mengingkari kebenaran demi kesesatan,” demikianlah reaksi Yustinus ketika mendengar putusan hukuman mati atas dirinya. Ia seorang pencari kebenaran. Semua filsafat yang ada pada waktu itu dipelajarinya untuk menemukan jawaban atas keragu-raguan dan persoalan yang timbul di benaknya. Kebetulan ia menemukan Kitab Suci. Di situlah ia menemukan jawaban yang dicari-carinya. Ia bertobat dan menjadi pengikut Kristus yang bersemangat. Ia mewartakan Injil terutama di Roma tanpa menghiraukan larangan ataupun penganiayaan. Keberaniannya minta kurban nyawanya.
Doa Pembukaan
Marilah berdoa
Allah Bapa, sumber hikmat kebijaksanaan, dengan kebodohan salib Engkau telah mengajarkan kebijaksanaan Yesus Kristus, Putera-Mu, kepada Santo Yustinus, martir. Pada hari peringatannya ini kami mohon berilah kami kekuatan agar sanggup menolak segala yang dapat menjauhkan kami daripada-Mu. Berilah pula kami rahmat-Mu agar selalu setia dalam iman. Demi Yesus Kristus, …
Bacaan Pertama – Kisah Para Rasul 22:30; 23:6-11
Paulus itu orang Israel dan termasuk kaum Farisi. Dulu ia giat sekali menganiaya murid-murid Kristus, tetapi ketika bertobat, giat pula mewartakan ajaran Kristus. Maka, orang-orang sebangsa dan sekaumnya benci sekali kepadanya dan menyeret Paulus ke depan pengadilan. Kaum Farisi dan Saduki lalu diadu domba di situ. Kutipan ini juga menyebut-nyebut bahwa ia akan memberi kesaksian di Roma.
“Hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma.”
Pembacaan dari Kisah Para Rasul:
Setelah Paulus ditangkap di kota Yerusalem, kepala pasukan ingin mengetahui dengan teliti apa yang dituduhkan orang-orang Yahudi kepada Paulus. Karena itu ia menyuruh mengambil Paulus dari penjara dan memerintahkan supaya imam-imam kepala dan seluruh Mahkamah Agama berkumpul. Lalu ia membawa Paulus dari markas dan menghadapkannya kepada mereka.
Paulus tahu bahwa sebagian dari mereka itu termasuk golongan orang Saduki dan sebagian termasuk golongan orang Farisi. Oleh karena itu ia berseru dalam Mahkamah Agama itu, katanya, “Hai Saudara-saudaraku, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharapkan kebangkitan orang mati.”
Ketika Paulus berkata demikian, timbullah perpecahan antara orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki, dan terbagi-bagilah orang banyak itu.
Sebab orang-orang Saduki mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan, dan tidak ada malaikat atau roh, tetapi orang-orang Farisi mengakui kedua-duanya. Maka terjadilah keributan besar. Beberapa ahli Taurat dari golongan Farisi tampil ke depan dan membantah dengan keras, katanya, “Kami sama sekali tidak menemukan sesuatu yang salah pada orang ini! Barangkali ada roh atau malaikat yang telah berbicara kepadanya.” Maka terjadilah perpecahan besar, sehingga kepala pasukan takut, kalau-kalau mereka akan mengoyak-ngoyak Paulus. Karena itu ia memerintahkan pasukan supaya turun ke bawah dan mengambil Paulus dari tengah-tengah mereka lalu membawanya ke markas.
Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisi Paulus dan berkata kepadanya, “Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma.”
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan – Mazmur 16:1-2a.5.7-8.9-10.11
Ref: Jagalah aku, ya Tuhan, sebab pada-Mu aku berlindung.
Atau: Alleluya.
Mazmur:
Jagalah aku, ya Allah,
sebab pada-Mu aku berlindung.
Aku berkata kepada Tuhan, “Engkaulah Tuhanku.
Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku,
Engkau sendirilah
yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.”
Aku memuji Tuhan, yang telah memberi nasihat kepadaku,
pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku.
Aku senantiasa memandang kepada Tuhan;
karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorai,
dan tubuhku akan diam dengan tenteram;
sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati,
dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.
Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan;
di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah,
di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.
BAIT PENGANTAR INJIL Yoh 17:21
S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Semoga mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, ada di dalam Aku
dan Aku di dalam Engkau, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
U: Alleluya.
Bacaan Injil – Yohanes 17:20-26
Pada akhir doanya, Yesus mohon agar umat sekalian rukun bersatu padu dan saling menaruh cinta kasih. Persatuan iman berarti sebagaimana yang terdapat pada Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Yesus sudah membela hal itu sampai wafat. Apakah yang kita lakukan untuk mewujudkan kerukunan itu?
“Supaya mereka sempurna menjadi satu.”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:
Dalam perjamuan malam terakhir, Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi para pengikut-Nya, “Bapa yang kudus, bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, ada di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku, supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku, dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.
Ya Rapa, Aku mau supaya di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, yakni mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.
Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus
Doa Persembahan
Allah Bapa, daya kekuatan kami, semoga kami pantas merayakan misteri penyelamatan yang sudah dibela dengan gigih oleh Santo Yustinus sampai mengurbankan nyawanya. Demi Kristus, …
Antfion Komuni
Tiada ilmu yang kuajarkan selain Yesus Kristus yang tersalib.
Doa Penutup
Marilah berdoa
Allah Bapa yang mahamurah, kami telah Kausegarkan dengan santapan suci.
Semoga seturut teladan Santo Yustinus, martir-Mu, kami selalu bersyukur atas segala rahmat, yang sudah kami terima daripada-Mu.
Demi Kristus, …