RABU BIASA XX, 23 Agustus 2017

Antifon Pembukaan – Mazmur 21:7

 Engkau membuat dia menjadi berkat untuk seterusnya.
Engkau memenuhi dia dengan sukacita di hadapan-Mu

Pengantar

Perumpamaan dalam bacaan pertama menggambarkan dengan jelas, bahwa tidaklah mudah mengakui dan menghormati atasan kita, terutama bila ia bertindak terlalu insani. Lain halnya dengan kekuasaan Allah. Sebab ia menggunakan ukuran yang lain, ‘Marahkah kalian karena Aku berbuat baik?”

Doa Pembukaan

Marilah bedoa:
Allah Bapa maha pengasih,
Engkau selalu baik dan ramah terhadap kami.
Cinta kasih-Mu kepada manusia tiada batasnya.
Semoga kami selalu penuh rasa syukur atas segalanya itu
dan selalu baik serta ramah terhadap sesama.
Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….

Bacaan Pertama – Hakim-hakim 9:6-15
Perumpamaan Yotam menggambarkan, bahwa umat belum dapat menghormati jabatan raja. Bagi umat satu-satunya raja adalah Allah sendiri. Bahaya raja-raja dunia ialah kalau mau mewakili Tuhan dan membuat segalanya tidak jelas.

Kalian berkata,”Seorang raja akan memerintah kami,”
padahal Tuhanlah rajamu.

Pembacaan dari Kitab Hakim-Hakim:
Sekali peritiwa berkumpullah seluruh warga kota Sikhem dan Bet-Milo. Mereka menobatkan Abimelekh menjadi raja di dekat pohon tarbantin di dekat tugu peringatan yang ada di Sikhem.

Hal itu dikabarkan kepada Yotam. Maka pergilah ia ke gunung Gerizim dan berdiri di atasnya. Lalu berserulah ia dengan suara nyaring kepada mereka, “Dengarkanlah aku, kalian warga kota Sikhem, maka Allah akan mendengarkan kalian juga. Sekali peristiwa pohon-pohon pergi hendak mengurapi yang akan menjadi raja atas mereka. Kata mereka kepada pohon zaitun, ‘Jadilah raja atas kami!’ Tetapi jawab pohon zaitun itu kepada mereka, ‘Masakan aku meninggalkan minyakku yang dipakai untuk menghormati Allah dan manusia, dan pergi melayang di atas pohon-pohon?’ Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon ara, ‘Mari, jadilah raja atas kami!’ Tetapi jawab pohon ara itu, ‘Masakan aku meninggalkan manisanku dan buahku yang baik, dan pergi melayang di atas pohon-pohon?’ Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon anggur, ‘Mari, jadilah raja atas kami!’ Tetapi jawab pohon anggur, ‘Masakan aku meninggalkan air buah anggurku, yang menyukakan hati Allah dan manusia, dan pergi melayang di atas pohon-pohon?’ Lalu kata segala pohon itu kepada semak duri, ‘Mari, jadilah raja atas kami!’ Jawab semak duri itu, ‘Jika kalian sungguh-sungguh mau mengurapi aku menjadi raja atas kalian, datanglah berlindung di bawah naunganku. Tetapi jika tidak, biarlah api keluar dari semak duri, dan memakan habis pohon-pohon aras di gunung Libanon’.”

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 21:2-7

Ref: Ya Tuhan, karena kuasa-Mulah raja bersukacita.

Mazmur
 Tuhan, karena kuasa-Mulah raja bersukacita;
betapa girang hatinya karena kemenangan yang Kau berikan!
Apa yang menjadi keinginan hatinya telah Kaukaruniakan,
dan permintaan bibirnya tidak Kautolak.

 Sebab Engkau menyambut dia dengan berkat melimpah;
Engkau menaruh mahkota dari emas tua di atas kepalanya.
Hidup dimintanya dari pada-Mu dan Engkau memberikannya:
umur panjang untuk selama-lamanya.

 Besarlah kemuliaannya karena kemenangan yang Kauberikan,
keagungan dan semarak Kaukaruniakan kepadanya.
Engkau membuat dia menjadi berkat abadi,
Engkau memenuhi dia dengan sukacita di hadapan-Mu.

BAIT PENGANTAR INJIL Ibr 4:12

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Sabda Allah itu hidup dan penuh daya,
menguji pikiran dan segala maksud hati.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Matius 20:1-16a
Memang sering tidak mudah melihat orang lain menerima anugerah Tuhan. Maunya orang lain harus menerima yang sama dengan apa yang diterimanya sendiri. Sering kita tidak memahami bahwa keadaan orang memang berlainan. Perumpamaan buruh di kebun anggur itu mengajak kita merenungkan: Tidak relakah engkau, karena Aku berbuat baik?

Iri hatikah engkau, karena aku murah hati?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Sekali peristiwa Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah sepakat dengan para pekerja mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.

Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula, dan dilihatnya ada orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka, “Pergi jugalah kalian ke kebun anggurku, dan aku akan memberimu apa yang pantas.” Dan mereka pun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga sore ia keluar pula, dan berbuat seperti tadi.

Kira-kira pukul lima sore ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula; lalu katanya kepada mereka, ‘Mengapa kalian menganggur saja di sini sepanjang hari?’ Jawab mereka, ‘Tidak ada orang yang mengupah kami.’ Kata orang itu, ‘Pergilah kalian juga ke kebun anggurku.’

Ketika hari sudah malam berkatalah tuan itu kepada mandornya, ‘Panggillah sekalian pekerja dan bayarlah upahnya, mulai dari yang masuk terakhir sampai kepada yang masuk terdahulu. Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima sore, dan mereka masing-masing menerima satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu. Mereka mengira akan mendapat upah yang lebih besar. Tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya, ‘Mereka yang masuk paling akhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Tetapi tuan itu menjawab salah seorang dari mereka, ‘Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadapmu. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah. Aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau karena aku murah hati?’

Demikianlah orang yang terakhir menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.”

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Persembahan

Allah Bapa maha pengasih,
berkat roti anggur ini kuduskanlah kami
menjadi umat milik-Mu,
yang bertekad mengikuti Kristus,
Tuhan dan pengantara kami.

Antifon Komuni – Matius 20:16a

 Demikianlah, yang terakhir menjadi yang pertama,
dan yang pertama menjadi yang terakhir.

Doa Sesudah Komuni

Marilah berdoa:
Allah Bapa mahakuasa,
perkenankanlah kami bekerja di kebun anggur-Mu.
Semoga segala perbuatan kami merupakan persembahan kami
untuk kedamaian dunia dan pengharapan sesama.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

Tinggalkan Balasan