Ekaristi Minggu Prapaskah II, 17 Maret 2019

Menghayati Ekaristi dalam Hidup

Sempat bertemu dengan seorang guru yang sungguh baik amatlah menguntungkan bagi seorang muda. Kontak itu akan membuka kemungkinan baru, meluaskan pandangan atas dunia dan mengubah hidupnya secara total. Tentu saja ini hanya mungkin berkat keuletan dan ketekunan dalam usaha menghadapi kesulitan dan kegagalan. Tetapi ia akan berhasil memiliki pengalaman gurunya dan memperkembangkan pembentukan pribadinya.

Antifon Pembukaan –bdk. Mazmur 27:8-9

Kepada-Mu, ya Tuhan, hatiku berkata, “Kucari wajah-Mu.” Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, janganlah memalingkan muka daripadaku.

Pengantar

Bagaimanapun beratnya dosa kita atau bagaimanapun besarnya ketidaksetiaan kita kepada Allah, namun Allah akan tetap setia memberikan kasih-Nya kepada manusia. Allah tidak akan mengingkari janji-Nya, yaitu menyelamatkan semua manusia karena Allah sangat mencintai manusia. Benarlah apa yang dikatakan oleh Paulus kepada umat di Filipi, “Kristus akan menjadikan kita serupa dengan Tubuh-Nya yang mulia.” Kemuliaan-Nya memang dialami oleh orang berkenan kepada-Nya. Kemuliaan-Nya membuat orang merasaka aman, damai, dan tenteram. Semoga kita mengalami kemuliaan Allah itu lewat ketekunan dan kesetiaan kita membangun sikap tobat dalam Masa Prapaskah ini.

Seruan Tobat

Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Putra kesayangan Bapa, yang membarui perjanjian Allah dengan manusia
Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau telah menampakkan kemuliaan-Mu di puncak gunung dan berbicara dengan Musa dan Elia, dalam rangka pembaruan perjanjian Allah dengan manusia.
Kristus, kasihanilah kami.

Engkau penyelamat kami yang mau mengubah tubuh kami menjadi serupa dengan tubuh-Mu yang mulia.
Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pembukaan

Marilah bedoa:
Allah Bapa Yang Mahamulia, Engkau telah memaklumkan kepada kami bahwa Yesus Kristus adalah Putra-Mu terkasih. Ajarilah kami untuk selalu mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya dan berilah kami pengertian akan misteri sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya demi keselamatan kami. Sebab, Dialah Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin

Bacaan Pertama – Kejadian 15:5-12.17-18
Setelah berabad-abad manusia tidak mengenal Allah, Allah berprakarsa mengembalikan hubungan manusia dengan diri-Nya dengan cara memanggil Abraham dan mengadakan perjanjian dengannya. Allah menjanjikan tanah subuh sebagai tempat tinggal Abraham dan seluruh keturunannya. Abraham hanya diminta untuk setia kepada-Nya. Kesetiaan Abraham sungguh teruji. Ia taat pada kehendak Allah. Ia percaya kepada satu Allah dan tidak percaya kepada dewa-dewi yang jumlahnya tidak terhitung. Abraham menjadi contoh orang yang dibenarkan Allah karena imannya dan bukan karena perbuatan baiknya. Setiap orang diselamatkan karena kasih Allah, bukan karena jasa-jasanya.

“Perjanjian Allah dengan Abraham”

Pembacaan dari Kitab Kejadian:
Sekali peristiwa, Tuhan membawa Abram ke luar dari rumah serta berfirman: “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.” Maka firman-Nya kepadanya: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.”
Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
Lagi firman TUHAN kepadanya: “Akulah TUHAN, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim untuk memberikan negeri ini kepadamu menjadi milikmu.”

Kata Abram: “Ya Tuhan ALLAH, dari manakah aku tahu, bahwa aku akan memilikinya?”
Firman TUHAN kepadanya: “Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati.”

Diambilnyalah semuanya itu bagi TUHAN, dipotong dua, lalu diletakkannya bagian-bagian itu yang satu di samping yang lain, tetapi burung-burung itu tidak dipotong dua.
Ketika burung-burung buas hinggap pada daging binatang-binatang itu, maka Abram mengusirnya.
Menjelang matahari terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu turunlah meliputinya gelap gulita yang mengerikan.

Ketika matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, maka kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara potongan-potongan daging itu.
Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: “Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 27:1.7-8.9abc.13-14; Ul:lht.1a

Ref. Aku percaya kepada-Mu, Tuhanlah pengharapanku.

Mazmur:
 Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah harus gentar.

 Dengarlah, ya Tuhan, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku ! Wajah-Mu. Kucari, ya Tuhan, seturut Firman-Mu “carilah waja-Ku!”

 Janganlah menyembunyikan wajah-Mu daripadaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka. Engkaulah pertolonganku, ya Allah Penyelamatku, janganlah membuang aku, dan janganlah meninggalkan daku.

 Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan, di negeri orang-orang yang hidup. Nantikanlah Tuhan, kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.

Bacaan Kedua – Filipi 3:17-4:1
Paulus memberikan nasihat karena kasihnya kepada jemaat Filipi dan kehendaknya agar mereka semakin maju dalam iman, harapan, dan kasih kepada Allah dan tidak sebaliknya mereka mendewakan perut mereka. Untuk itu, mereka diajak meneladan para pewarta Kabar Gembira yang telah rela dengan gagah memanggul salib. Mereka tidak menjadi seteru salib Kristus dengan mendewakan perut mereka. Kekuatan para pewarta itu tiada lain adalah sungguh percaya bahwa Kristus, Sang Juru Selamat, akan datang dan mengubah diri yang fana menjadi serupa dengan Tubuh-Nya yang mulia.

“Kristus akan mengubah tubuh kita menjadi serupa dengan Tubuh-Nya yang mulia”

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi:
Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.
Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.
Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.
Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!

Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL

S: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.
U: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.
S: Dari awan yang bercahaya Allah Bapa berbicara, “Inilah Anakku yang kukasihi, dengarkanlah Dia”.
U: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.

Bacaan Injil – Lukas 9:28b-36
Ketiga ragul mendapat kesempatan untuk mengalami pewahyuan Yesus di atas gunung. Perwahyuan ini menegaskan bahwa Yesus bukan hanya pribadi yang baik hati dan pandai mengajar, melainkan Anak Allah yang sangat mulia. Dia begitu mulia sehingga layak untuk dihormati oleh siapa saja, juga oleh para nabi sebesar Musa dan Elia. Dengan kemuliaan ini, Yesus memberi kekuatan kepada mereka bertiga agar tetap teguh mengikuti-Nya, lebih-lebih saat Yesus mengalami sengasar dan wafat. Mereka bertiga akan menjadi saksi yang unggul bagi Gereja setelah Yesus tidak lagi bersama mereka.

“Ketika Yesus sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Sekali peristiwa, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.
Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.
Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia.
Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.
Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu.
Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: “Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu.
Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka.
Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.”
Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Dan murid-murid itu merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu.

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Homili

Doa Umat

Oleh karena kasih-Nya yang begitu agung kepada manusia, Allah Bapa berkenan mengutus Putra-Nya, Tuhan kita, Yesus Kristus, demi keselamatan kita, dengan bersabda, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia!” Maka, marilah kita berdoa kepada Bapa, Allah yang sungguh dekat dan penuh kasih setia.

Bagi Gereja Allah
Semoga Umat Allah semakin menyadari bahwa tugas perutusan sebagai putra-putri-Nya yang terkasih adalah berbagi hidup dengan sesama demi keselmatan seluruh umat manusia.
Marilah kita berdoa kepada-Nya.
Tinggallah selalu bersama kami, ya Tuhan.

Bagi para pejabat pemerintahan.
SEmoga para pejabat pemerintahan selalu diterangi oleh Sabda Allah agar semakin menyadari tugas pelayanan dalam mengutamakan kesejahteraan rakyat.
Marilah kita berdoa kepada-Nya.
Tinggallah selalu bersama kami, ya Tuhan.

Bagi mereka yang terbelunggu oleh kemiskinan dan menderita kelaparan.
Semoga Allah menumbuhkan di dalam hati kita rasa belas kasih dan cinta kasih yang mendalam terhadap mereka yang lapar dan miskin sehingga kita pun tergerak untuk secara nyata membantu mereka keluar dari belenggu kemiskinan dan kelaparan.
Marilah kita berdoa kepada-Nya.
Tinggallah selalu bersama kami, ya Tuhan.

Bagi kita para pendosa.
Semoga Allah membimbing kita untuk berani selalu membangun sikap tobat dan meninggalkan kedosaan kita berkat kemurahan hati-Nya.
Marilah kita berdoa kepada-Nya.
Tinggallah selalu bersama kami, ya Tuhan.

Allah Bapa kami Yang Mahamulia, dengarkanlah doa-doa kami dan berikanlah kekuatas belas kasih-Mu kepada mereka yang mengandalkan kebaikan hati-Mu sebagai Bapa, dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
Amin

Doa Persembahan

Ya Allah, terimalah persembahan yang kami hunjukkan sebagai ungkapan iman akan Yesus Kristus, Putra-Mu yang terkasih. Semoga berkat persembahan ini, hati kami Kaubuat semakin peka akan Sabda Putra-Mu, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin

Antifon Komuni – Matius 17:5

Inilah Putra-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan; dengarkanlah Dia.

Doa Sesudah Komuni

Marilah berdoa:
Ya Allah Yang Mahabaik, kami bersyukur karena telah Kauperkenankan untuk menyambut Putra-Mu. Berilah kami kekuatan untuk menjalani pertobatan kami sehingga pada saatnya nanti kami Kauperkenankan untuk mengalami kemuliaan Putra-Mu yang abadi. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin

Menghayati Ekaristi dalam hidup
Atas dorongan Kristus dan kegiatan Roh Kudus, umat kristen berubah wajahnya lambat laun sepanjang sejarah. Sakramen-sakramen digunakan oleh Kristus sebagai kenyataan-kenyataan duniawi yang memancarkan nilai-nilai surgawi, untuk mengubah wajah Gereja itu dengan menggoreskan garis-garis wajah ilahi. Hal itu terjadi terutama dalam penciptaan baru atau pembaptisan, pengurapan dengan minyak krisma dan rezeki surgawi Ekaristi. Ketiga Sakramen ini menguduskan orang kristen dalam hidup baru, di mana ia ikut serta dalam karya penebusan Kristus dengan segala suka dan dukanya.

Tinggalkan Balasan