RABU DALAM OKTAF PASKAH, 30 Maret 2016
Antifon Pembukaan – Matius 25:43
Marilah, hai kamu yang diberkati Bapa-Ku.
Terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu
sejak dunia dijadikan.
Pengantar
Kita mempunyai persamaan dengan para murid yang pada Paskah malam dengan rasa kecewa pulang ke Emaus. Kita mengalami kedamaian yang tak kunjung tiba, satu sama lain seperti orang asing saja, dan wajah Gereja tidak selalu cerah. Padahal, Tuhan beserta kita. Dialah sukacita kita. Keprihatinan dan kesedihan serta wajah suram sering menghambat kita untuk mengenali Dia. Padahal, Dia di tengah-tengah kita, juga sekarang, bila kita membagi-bagi roti, mendengarkan Kitab Suci dan berdoa, “Ya Tuhan, tinggallah bersama kami.”
Doa Pembukaan
Marilah bedoa:
Allah Bapa sumber sukacita kami,
setiap tahun Engkau menggembirakan kami
dengan perayaan kebangkitan Kristus.
Semoga perayaan yang kami langsungkan ini
membimbing kami menuju sukacita abadi.
Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….
Bacaan Pertama – Kisah Para Rasul 3:1-10
Mengikuti Kristus sebagai saksi kebangkitan-Nya bukanlah main silat kata, melainkan hidup, berbicara, dan berkarya seperti Kristus. Ketika Petrus menyembuhkan orang sakit, ia menggunakan kata-kata “gaya” Yesus sendiri. Ini menandakan bahwa Yesus tetap berkarya melalui murid-murid-Nya. Yang penting di sini adalah Yesus sendiri, bukan Petrus yang hanya manusia belaka dan hamba Allah. Maka, yang dimuliakan tiada lain adalah Allah sendiri.
“Apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, berjalanlah!”
Pembacaan dari Kisah Para Rasul:
Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah. Di situ ada seorang laki-laki yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. Mereka menatap dia dan Petrus berkata, “Lihatlah kepada kami.” Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka.
Tetapi Petrus berkata, “Emas dan perak tidak ada padaku! Tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!” Lalu Petrus memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian kemari dan mengikuti Petrus dan Yohanes ke dalam Bait AlIah; ia berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah. Ketika seluruh rakyat melihat dia berjalan sambil memuji Allah, mereka mengenali dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah. Maka mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan – Mazmur 105:1-2.3-4.6-7.8-9
Ref: Biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.
Atau: Alleluya.
Mazmur:
Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya,
maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa.
Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya;
percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus,
biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.
Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya,
carilah selalu wajah-Nya!
Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya,
hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya,
Dialah Tuhan, Allah kita,
ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.
Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya,
akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan;
akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham,
dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.
BAIT PENGANTAR INJIL Mzm 117: 24
S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Inilah hari yang dijadikan Tuhan,
marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
U: Alleluya.
Bacaan Injil – Lukas 24:13-35
Kita ini seperti murid-murid Emaus, baru dapat mengalami dan melihat Yesus di dunia kita, pada diri sesama kita, bila memiliki iman sejati, bila semuanya kita pandang dengan mata yang baru. Semua di sekitar kita, alam yang berkembang, sesama kita, pengalaman kita, semuanya membimbing kita kepada-Nya. Tetapi, iman itu selalu hanya meraba-raba. Setiap kali kita mengakui, Yesus sudah hilang lagi.
“Mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Pada hari Sabat sesudah Yesus dimakamkan, dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenali Dia. Yesus berkata kepada mereka, “Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?” Maka berhentilah mereka dengan muka muram. Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya, “Adakah Engkau satu-satunya orang asing Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?” Kata-Nya kepada mereka, “Apakah itu?” Jawab mereka, “Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret! Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati, dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. Dan beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan bahwa Yesus hidup. Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Yesus sendiri tidak mereka lihat.”
Lalu Ia berkata kepada mereka, “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya akan segala sesuatu yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Sementara itu mereka mendekati kampung yang mereka tuju. Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanannya. Tetapi mereka mendesak-Nya dengan sangat, “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.” Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Waktu duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenali Dia. Tetapi Yesus lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka seorang kepada yang lain, “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?”
Lalu bangunlah mereka dan langsung kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid. Mereka sedang berkumpul bersama teman-teman mereka. Kata mereka kepada kedua murid itu, “Sungguh, Tuhan telah bangkit, dan telah menampakkan diri kepada Simon” Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus
Doa Persembahan
Allah Bapa pencipta dan penyelamat,
terimalah kurban Kristus,
Penebus umat manusia,
dan selamatkanlah jiwa raga kami.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
Antifon Komuni – Lukas 24:35
Murid-murid mengenal Yesus kembali,
ketika Ia membagi-bagikan roti. Aleluya.
Doa Sesudah Komuni
Marilah berdoa:
Allah Bapa sumber pembaruan,
kami telah menyambut tubuh
dan darah Putra-Mu terkasih.
Semoga kami Kaulepaskan
dari cara hidup manusia lama
dan Kaujadikan manusia baru.
Demi Kristus, ….